Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramadhan di Perancis

Kompas.com - 16/08/2010, 16:24 WIB

Kang Dadang atau David suami saya rupanya sedang asyik dengan anak-anak kami melihat-lihat buku mengenai rukun shalat. Adam sudah memiliki itu hanya dalam bahasa Indonesia. Dia minta dibelikan dalam bahasa Perancis, karena menurutnya jauh lebih mudah dimengerti. Walaupun anak sulung kami lancar berbahasa Indonesia namun terkadang dalam bahasa resmi Indonesia dirinya masih kerap menemukan kesulitan dalam pengertian.

Saya lihat ternyata memang benar, dalam buku tersebut terjemahan dalam bahasa Perancis jauh lebih mudah diserap bagi anak kami, ilustrasi gambarnya pun cukup menarik. Bahkan ada buku yang menerangkan secara baik mengapa kita menjalankan ibadah puasa. Dan dua buku menjadi pilihan Adam...

Begitu sampai di rumah, saya langsung menelepon seorang teman muslimin asal Aljazair untuk meyampaikan kabar baik mengenai adanya konter ramadhan di supermarket dekat kawasan kami tinggal. Rupanya dia sudah mengetahui, bahkan menurutnya empat supermarket besar lainnya tahun ini memang mengadakan Pesta Ramadhan dengan menyediakan berbagai produk dan kebutuhan kaum muslimin selama bulan Ramadhan.

Kabar gembira lainnya yang saya terima dari dirinya adalah, maison pour tous daerah kami tinggal semacam tempat untuk publik milik wali kota setempat yang menyediakan berbagai aktivitas, tahun ini mengadakan pengajian bersama bagi wanita yang diadakan setiap hari kamis siang.

"Bukan main seru!" kata saya dalam hati. Tahun ini saya tak bisa pulang ke Tanah Air, tak bisa berpuasa bersama orangtua, tak bisa mendengarkan azan dan masih banyak hal lainnya yang tadinya membuat saya sedikit sedih setiap kali memasuki bulan Ramadhan. Namun melihat Fiesta Ramadhan ini hati jadi sedikit terhibur karena paling tidak masih bisa merasakan kesejukan bulan suci ini walaupun tak semarak seperti di Tanah Air.

Puasa di Montpellier

Bagi kami yang hidup di Eropa menjalankan ibadah puasa tantangan selalu bergantian. Berpuasa di negara non muslim tentu saja cobaannya tak sama dengan di Indonesia misalnya.

Di awal rubrik saya pernah mengungkap apa saja yang sering menjadi gelitik cobaan di bulan Ramadhan. Di musim panas, selain hawa yang menyengat hingga 40 derajat juga waktu yang panjang. Bisa dari 15 jam hingga 19 jam lamanya berpuasa, bahkan di beberapa negara yang mataharinya tak tenggelam untuk beberapa bulan bisa dibayangkan kesulitannya dalam mengatur waktu.

Ramadhan tahun ini, tersirat sedikit ragu apakah saya akan mampu menjalankan puasa selama kurang lebih 16 jam dengan matahari yang menyengat?

Aktivitas harus tetap jalan..., seperti biasanya! Alhamdulillah... puasa 3 hari pertama telah saya lalui. Sulitkah? Tentu saja kesulitan ada, bukan masalah lapar...tapi lebih kepada lingkungan setempat memang.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

    Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

    Jalan Jalan
    Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

    Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

    Travel Update
    Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

    Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

    Travel Update
    Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

    Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

    Jalan Jalan
    10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

    10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

    Jalan Jalan
    Tanggapi Larangan 'Study Tour', Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

    Tanggapi Larangan "Study Tour", Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

    Travel Update
    Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

    Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

    Travel Update
    Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

    Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

    Travel Update
    Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

    Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

    Travel Update
    World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

    World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

    Travel Update
    Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

    Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

    Travel Update
    Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

    Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

    Travel Update
    5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

    5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

    Jalan Jalan
    Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

    Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

    Travel Update
    Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

    Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

    Travel Tips
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com