Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belitong, Pesona Formasi Batu Granit

Kompas.com - 14/10/2010, 15:33 WIB

Pesona serupa sebetulnya terdapat di Bangka. Namun, di pulau itu laut tidak lagi jernih. Hal itu akibat maraknya aktivitas penambangan timah di tengah laut yang berlangsung puluhan tahun hingga saat ini.

Sebaliknya, di Pulau Belitong, masyarakat sejak beberapa tahun silam melarang penambangan timah di laut. Beberapa pengusaha besar yang mengantongi izin dari pemerintah daerah tidak bisa menambang sebab ditentang masyarakat.

”Masyarakat Belitung sadar, kalau dilakukan penambangan timah di tengah laut, hanya segelintir orang yang menikmati keuntungan, sedangkan masyarakat semakin menderita,” kata Oma (32), warga Tanjung Pandan, Kabupaten Belitung.

Ada dua faktor yang mendorong masyarakat Belitung menentang penambangan timah di laut. Pertama, mayoritas masyarakat Pulau Belitong bekerja sebagai nelayan. Penambangan menggunakan kapal akan menyedot pasir yang berpotensi timah dari dasar laut. Setelah dipisahkan dari timah, air dan pasir dibuang lagi ke laut.

Pola penambangan seperti ini membuat terumbu karang tertutup partikel sedimen. Jika kegiatan dilakukan terus-menerus, maka terumbu karang sulit berkembang dan mati. Kondisi ini membuat ikan tak bisa berkembang biak karena kehilangan habitat dan nelayan kehilangan mata pencarian.

Kedua, masyarakat Belitong semakin sadar tentang potensi pariwisata yang dimiliki. Sumber utama bagi pergerakan sektor ini tersedia di laut melalui formasi batu granit yang unik ditunjang dengan hamparan pantai berpasir putih.

Sektor pariwisata juga menggerakkan usaha masyarakat, seperti rumah makan, kerajinan, jasa angkutan darat dan laut, penginapan, serta usaha jasa lain. ”Banyak masyarakat memperoleh pendapatan dari kegiatan pariwisata. Manfaat ini membuat masyarakat Belitong ngotot menolak penambangan timah di laut,” kata Budi Setiawan, Ketua Kelompok Peduli Lingkungan Belitong.

Sikap masyarakat Belitong itu patut diacungi jempol. Mereka telah menunjukkan kepada dunia bahwa timah bukan pilihan yang tepat untuk kehidupan jangka panjang. Mereka juga telah mengenali kekuatan daerah sesungguhnya yang dapat diandalkan menjadi tumpuan pemberdayaan ekonomi setempat, yakni pariwisata. (Jannes Eudes Wawa)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

    Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

    Travel Update
    Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

    Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

    Jalan Jalan
    10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

    10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

    Jalan Jalan
    Tanggapi Larangan 'Study Tour', Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

    Tanggapi Larangan "Study Tour", Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

    Travel Update
    Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

    Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

    Travel Update
    Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

    Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

    Travel Update
    Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

    Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

    Travel Update
    World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

    World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

    Travel Update
    Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

    Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

    Travel Update
    Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

    Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

    Travel Update
    5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

    5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

    Jalan Jalan
    Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

    Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

    Travel Update
    Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

    Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

    Travel Tips
    Turis Asing Beri Ulasan Negatif Palsu ke Restoran di Thailand, Berakhir Ditangkap

    Turis Asing Beri Ulasan Negatif Palsu ke Restoran di Thailand, Berakhir Ditangkap

    Travel Update
    19 Larangan dalam Pendakian Gunung Lawu via Cemara Kandang, Patuhi demi Keselamatan

    19 Larangan dalam Pendakian Gunung Lawu via Cemara Kandang, Patuhi demi Keselamatan

    Travel Update
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com