Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fasilitas Toba Kurang

Kompas.com - 21/10/2010, 04:39 WIB

Simalungun, Kompas - Keterbatasan infrastruktur serta pengembangan obyek wisata di Danau Toba menjadi penghambat upaya pengembangan pariwisata danau itu. Hal itu pula menjadi salah satu penyebab surutnya kunjungan wisata saat ini dibanding dekade sebelumnya.

Infrastruktur yang paling krusial adalah akses jalan menuju lokasi ini yang menjadi satu dengan jalur trans-Sumatera. Jalur jalan nasional yang melintasi pinggiran danau tersebut setiap hari selalu dipadati kendaraan besar seperti truk, tronton, trailer, dan bus. Akibatnya, akses wisatawan kerap terhambat.

Menurut Camat Girsang Sipangambolon, Kabupaten Simalungun, Imman Nainggolan, Selasa (19/10), banyaknya truk, trailer, dan bus besar yang melintas di jalur pinggir danau membuat jalur wisata tersebut rawan longsor, terutama di bagian tebing maupun talut pembatas jalan dengan jurang yang banyak terdapat di sekeliling Toba, khususnya di rute Simalungun-Toba Samosir-Balige.

”Kondisi tersebut tentu menjadi kurang ideal bagi wisatawan,” kata Imman.

Sebenarnya, pemerintah pusat telah membangun jalur alternatif untuk mengalihkan kendaraan-kendaraan besar yang melalui rute ini sepanjang 20 kilometer dari Simalungun-Toba Samosir. Namun, hingga saat ini pembangunan tidak kunjung tuntas. Bahkan, pengaspalan jalur tersebut belum dimulai.

Kendala

Kendala lainnya adalah jauhnya jarak tempuh wisatawan dari bandar udara ke Danau Toba pada titik terdekat di Parapat. Selama ini akses utama yang terhubung adalah dari Bandara Polonia, Medan. Namun, panjangnya jarak tempuh yang mencapai lima jam perjalanan membuat banyak wisatawan yang datang ke Sumatera Utara enggan mampir ke Toba.

”Jika ke Parapat saja dari Medan membutuhkan waktu lima jam, berarti untuk pulang-pergi butuh waktu satu hari,” ujarnya.

Hendrik Prayoga (49), wisatawan di Danau Toba asal Jakarta, mengungkapkan, selain akses yang jauh, pengembangan Toba sebagai obyek wisata juga cenderung monoton. Hendrik mengaku sudah dua kali berkunjung ke Toba. Sebelum Oktober 2010 ini, sembilan tahun lalu dia pernah melakukannya. Namun, dalam kurun waktu tersebut nyaris tidak ada pengembangan apa pun di obyek wisata andalan Sumatera Utara ini.

”Toba masih begini saja dari dulu. Tak ada tempat-tempat khas dan pengembangan sarana penunjang baru. Cenderung monoton. Paling melintas danau lalu ke Samosir. Gitu aja. Pertunjukan-pertunjukan seninya juga tak ada,” papar dia. (HAN/MHF)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com