Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penerbangan Aman

Kompas.com - 08/02/2011, 04:00 WIB

LUMAJANG, KOMPAS - Sejak dua hari terakhir, kota Lumajang, Probolinggo, dan Jember, Jawa Timur, kembali diguyur hujan abu akibat erupsi Gunung Bromo. Meski mengganggu aktivitas warga, hujan abu ini belum mengganggu penerbangan.

Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi Surono memastikan, jalur penerbangan yang melewati Gunung Bromo masih aman. Ketinggian asap dan lontaran vulkanik masih wajar dan belum mengganggu jalur penerbangan.

”Beberapa jadwal penerbangan internasional yang melewati Bromo sempat dihentikan oleh maskapai penerbangan asing karena percaya pada isu yang mengatakan ketinggian asap dan lontaran vulkanik berbahaya. Hal itu tidak benar dan saya tegaskan bahwa jalur penerbangan yang melewati Bromo tidak terganggu aktivitas vulkanik,” kata Surono, Senin (7/2) di Bandung, Jawa Barat.

Surono mengatakan, hasil pemantauan terakhir, ketinggian kepulan asap di Bromo berjarak maksimal 2.300 meter di atas permukaan laut (dpl). Lontaran maksimal material vulkanik 800-1.000 meter dari bibir kawah. Artinya, ketinggian maksimal aktivitas vulkanik di Bromo hanya 3.400 meter dpl. Biasanya, batas toleransi ketinggian asap dan lontaran vulkanik baru ditetapkan jika ketinggiannya lebih dari 4.000 meter dpl.

Disertai hujan angin

Hujan abu Bromo dalam dua hari terakhir disertai angin kencang. Hujan abu tersebut membuat genteng, pepohonan, dan kendaraan bermotor kotor karena penuh dengan kotoran abu. Hal ini mengganggu aktivitas warga. ”Paling parah semalam, selain hujan abu juga disertai hujan dan angin,” kata Suhartono, warga Kecamatan Labruk, Lumajang, Senin.

Di Malang, Kepala Seksi Observasi dan Informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun Klimatologi Karangploso Malang Rakhmatullah Adjie mengatakan, sebaran debu bergerak ke timur hingga Jember. Kecepatan angin hingga 26 kilometer per jam.

Di Lumajang, beberapa daerah yang parah terkena paparan abu ialah Kecamatan Ranuyoso, Klakah, Sukodono, Lumajang Kota, Senduro, Tekung, dan Yosowilangun. Di Jember paling parah di Desa Jambesari, Kecamatan Sumberbaru, yang berbatasan dengan Lumajang.

”Beberapa warga sudah mulai banyak yang sakit batuk,” kata Slamet, warga Kecamatan Sumberbaru, Jember.

Pedagang masker memanfaatkan kondisi itu dengan menjajakan masker di sejumlah persimpangan jalan. Harga setiap unit masker Rp 2.000. Tim dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah akan membagikan sekitar 20.000 masker kepada warga pada hari ini.

Ancaman lahar dingin

Surono mengimbau warga di bantaran sungai yang berhulu di Bromo mewaspadai ancaman banjir lahar dingin. Surono memperkirakan, banjir lahar dingin yang membawa material halus akan lebih besar ketimbang sebelumnya, meski tidak sebesar banjir lahar dingin Merapi.

Di DI Yogyakarta, aliran lahar dingin yang terus-menerus dari puncak Gunung Merapi berulang kali menyumbat pintu air Selokan Mataram, Selokan Van Der Wijck, dan Selokan Kalibawang yang berhulu di Sungai Progo. Lahar dingin ini dari Kali Putih, Kali Pabelan, dan Kali Krasak yang bermuara di Sungai Progo.(SIR/DIA/CHE/ABK)

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com