Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
PARIWISATA

Jakarta Macet, Wisatawan Tetap Datang

Kompas.com - 19/02/2011, 12:12 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Kemacetan Kota Jakarta yang begitu memusingkan warga Ibu Kota ini justru tidak berpengaruh pada tingkat kunjungan wisatawan ke Jakarta. Sektor pariwisata pun nyaris tidak berpengaruh. Pasalnya, daya tarik sektor wisata Jakarta ada pada pusat bisnisnya yang begitu kuat, seperti pusat perbelanjaan ataupun pagelaran event yang berkonsep Meeting, Incentive, Conference, and Exhibition (MICE).

Demikian disampaikan Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Arie Budiman, Sabtu (19/2/2011), di Jakarta. "Kemacetan di Jakarta itu seperti growing pain untuk belasan tahun mendatang yang lebih baik. Sektor pariwisata tidak berpengaruh walaupun Jakarta makin macet," ucap Arie.

Menurut Arie, Jakarta masih memiliki tingkat kunjungan wisatawan domestik yang tinggi dengan angka mencapai 17,5 juta di tahun 2010. Sementara itu, kunjungan wisatawan mancanegara mencapai 1,89 juta orang. "Ini karena Jakarta punya karakteristik wisatawan yang lain, karena mereka ke Jakarta sebenarnya bukan hanya untuk berwisata, tapi kebanyakan juga untuk berbisnis dan juga mengikuti berbagai konferensi yang ada di sini," ungkap Arie.

Jakarta sebagai pusat bisnis dan pemerintahan, lanjut Arie, merupakan magnet bagi mobilisasi manusia yang tinggi di kota ini. Arie mencatat, berdasarkan data Dinas Perhubungan, tingkat kunjungan ke Jakarta mencapai 600.000 orang tiap harinya melalui jalur darat, laut, dan udara. Jumlah tersebut tidak termasuk pengguna mobil pribadi yang masuk ke Jakarta.

"Data itu tidak termasuk kendaraan pribadi karena kami beranggapan yang kendaraan pribadi itu memang rutin bolak-balik ke Jakarta karena pekerjaan misalnya," ucap Arie.

Dengan mobilitas sedemikian tinggi, Arie melihat potensi pariwisata yang begitu besar yang dimiliki Jakarta. "Potensi ini sangat besar, belum lagi kalau sistem transportasi kita sudah berbasis rel, yang lebih memudahkan mobilitas orang, sektor pariwisata diharapkan bisa jadi terbantu juga," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com