Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aceh, Negeri Seribu Warung Kopi

Kompas.com - 01/03/2011, 08:51 WIB

Ngang...nging...ngung…. Gemuruh itu bagaikan suara gerombolan tawon. Tak henti pagi, siang, dan malam. Mereka masuk-keluar silih berganti. Meski bising, mereka terus berdatangan. Ruangan yang agak luas itu selalu penuh. Inilah suasana di Warung Kopi Jasa Ayah alias Solong Coffee di Ulee Kareng, Banda Aceh, di Negeri Seribu Warung Kopi.

Pemilik warung kopi, H Nawawi, tampak sibuk melayani pengunjung. Karyawannya hilir mudik membawa gelas-gelas kopi dan kue. Pengunjungnya pun tak kalah sibuk. Mereka mencari tempat duduk. Saking penuhnya, kadang mereka tak mudah mendapat tempat duduk. Ada yang duduk berjam-jam, tapi ada juga yang duduk hanya beberapa menit, sekadar minum kopi terus pergi.

”Usaha ini diawali oleh ayah saya tahun 1974. Saya melanjutkannya,” kata Nawawi menceritakan awal warung kopi itu. Warung Kopi Jasa Ayah merupakan warung kopi yang tergolong tua. Warung kopi sejenis inilah yang tergolong warung kopi tradisional di Banda Aceh dan sekitarnya.

Warung kopi tradisional yang dimaksud mulai cara pembuatan minuman kopi yang direbus dan menggunakan saringan saat hendak disajikan, fasilitas yang tak lebih dari meja dan kursi, jenis minumannya, hingga tipe orang yang datang ke tempat itu. Bila kita menggunakan sebutan warung tradisional, tentu ada warung jenis lain.

”Kini banyak warung kopi baru bertumbuhan di Banda Aceh dan di kota lainnya, seperti Lhokseumawe dan Takengon. Warung kopi tradisional seperti Warung Kopi Jasa Ayah bisa digolongkan generasi pertama. Generasi kedua adalah warung kopi yang dikembangkan dengan waralaba. Generasi ketiga adalah warung kopi yang memberi fasilitas tak hanya minuman dan makanan, tetapi juga musik, televisi satelit, dan akses internet,” kata antropolog Teuku Kemal Fasya.

Pascatsunami

Pascatsunami dan perjanjian damai Helsinki di Banda Aceh dan juga kota-kota lain di pantai timur Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), banyak sekali bertumbuhan tempat duduk dan tempat minum itu, baik yang tetap menyebut warung kopi maupun kafe. Jumlah pasti warung kopi itu tidak diketahui, tetapi kita bisa melihat jalan-jalan di Banda Aceh dan beberapa kota lainnya dipenuhi warung kopi. Salah satunya di jalan lingkar yang belum lama dibuka dan kini sudah ada sekitar 10 warung kopi atau kafe.

Fasya mengatakan, menjamurnya warung kopi atau kafe terkait dengan kedatangan sukarelawan dan pekerja, baik dari dalam maupun luar negeri, ke NAD. Mereka membutuhkan tempat untuk duduk dan minum serta untuk relaksasi dan bertemu relasi. Perubahan lainnya yang tampak adalah jam buka warung kopi, yang semula tak sampai 24 jam tetapi kini muncul warung kopi yang buka 24 jam.

”Para pendatang juga merasa membutuhkan ruang publik yang nyaman. Perkembangan warung kopi atau yang modern disebut kafe belakangan ini karena adanya peluang ekonomi yang terkait dengan kebutuhan ruang publik itu. Orang Aceh menangkap peluang itu,” kata Fasya.

Kebiasaan minum kopi yang sudah ada dan mengakar di kalangan masyarakat di Banda Aceh dan sekitarnya makin berkembang ketika para sukarelawan dan pekerja itu menikmati suasana warung kopi. Akar tradisi minum kopi dan duduk di warung kopi boleh dibilang sudah cukup lama. Melihat fakta sejarah mengenai komunikasi yang intens antara Kesultanan Aceh dan Kesultanan Ottoman yang sekarang berada di Turki, mungkin kebiasaan mengunjungi warung kopi sudah lama ada di kalangan masyarakat Aceh.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Tiket Masuk Terbaru di Scientia Square Park Tangerang

Harga Tiket Masuk Terbaru di Scientia Square Park Tangerang

Jalan Jalan
Ada 16 Aktivitas Seru di Scientia Square Park untuk Anak-anak

Ada 16 Aktivitas Seru di Scientia Square Park untuk Anak-anak

Jalan Jalan
Sungailiat Triathlon 2024 Diikuti 195 Peserta, Renang Tertunda dan 7 Peserta Sempat Dievakuasi

Sungailiat Triathlon 2024 Diikuti 195 Peserta, Renang Tertunda dan 7 Peserta Sempat Dievakuasi

Travel Update
Cara Akses Menuju ke Pendopo Ciherang Sentul

Cara Akses Menuju ke Pendopo Ciherang Sentul

Jalan Jalan
YIA Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng-DIY, Diharapkan Ada Rute ke Bangkok

YIA Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng-DIY, Diharapkan Ada Rute ke Bangkok

Travel Update
Harga Tiket Masuk dan Menginap di Pendopo Ciherang Sentul Bogor

Harga Tiket Masuk dan Menginap di Pendopo Ciherang Sentul Bogor

Jalan Jalan
Pendopo Ciherang, Restoran Tepi Sungai dengan Penginapan

Pendopo Ciherang, Restoran Tepi Sungai dengan Penginapan

Jalan Jalan
Cara Urus Visa Turis ke Arab Saudi, Lengkapi Syaratnya

Cara Urus Visa Turis ke Arab Saudi, Lengkapi Syaratnya

Travel Update
Pendaki Penyulut 'Flare' di Gunung Andong Terancam Di-'blacklist' Seumur Hidup

Pendaki Penyulut "Flare" di Gunung Andong Terancam Di-"blacklist" Seumur Hidup

Travel Update
10 Tempat Wisata Indoor di Jakarta, Cocok Dikunjungi Saat Cuaca Panas

10 Tempat Wisata Indoor di Jakarta, Cocok Dikunjungi Saat Cuaca Panas

Jalan Jalan
Rute Transportasi Umum dari Cawang ke Aeon Deltamas

Rute Transportasi Umum dari Cawang ke Aeon Deltamas

Travel Tips
Australia Kenalkan Destinasi Wisata Selain Sydney dan Melbourne

Australia Kenalkan Destinasi Wisata Selain Sydney dan Melbourne

Travel Update
Airbnb Hadirkan Keajaiban di Dunia Nyata Melalui Peluncuran Icons

Airbnb Hadirkan Keajaiban di Dunia Nyata Melalui Peluncuran Icons

Travel Update
Australia Siapkan Banyak Resto Halal, Dukung Pariwisata Ramah Muslim

Australia Siapkan Banyak Resto Halal, Dukung Pariwisata Ramah Muslim

Travel Update
Waktu Terbaik Berkunjung ke Vietnam Berdasarkan Musim

Waktu Terbaik Berkunjung ke Vietnam Berdasarkan Musim

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com