Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Desa Pengotan, Potret Keaslian Bali

Kompas.com - 11/04/2011, 09:20 WIB

Angkul-angkul atau gerbang tradisional Bali menjadi pintu untuk masuk ke dalam pekarangan yang berisi rumah dan pura kecil itu. Warga Desa Pengotan menyebut tata ruang ini dengan istilah Jajar Wayang.

Menginap di tenda

Pengalaman berlibur di Desa Pengotan semakin lengkap dengan adanya Baliwoso Camping Site, sebuah penginapan berkonsep perkemahan. Para tamu akan bermalam di sebuah tenda berukuran 4 meter x 7 meter.

Penginapan ini terletak sekitar 1 km dari pusat Desa Pengotan. Untuk menuju penginapan, para tamu melewati ladang-ladang milik warga desa. Jalan masuk itu hanya dapat dilalui satu mobil dan tanpa lampu jalan.

Setiba di lokasi penginapan, para tamu akan dimanjakan keasrian berbagai jenis tanaman. Udara pun terasa sejuk karena lokasi ini berada di ketinggian 800 meter hingga 1.100 meter dari permukaan laut.

Ada 10 tenda yang dibangun di antara pepohonan yang rindang. Setiap tenda dapat digunakan 8-10 orang dengan tarif Rp 700.000 per orang per malam. Baliwoso dapat menampung maksimal 200 tamu.

Saat akan tidur pada malam hari, hanya suara jangkrik yang terdengar. Bersiaplah juga karena udara dingin akan masuk ke dalam tenda dan membuat tubuh menggigil, terutama jika musim hujan.

”Tujuan utama kami mengajak tamu merasakan semua pengalaman menjadi warga Desa Pengotan,” kata Fadjri Fauzi, Sales and Marketing Coordinator PT Tri Woso Agro, pengelola Baliwoso. Selama menginap, tamu memiliki berbagai kegiatan yang diadaptasi dari kegiatan sehari-hari warga Pengotan.

Staf Baliwoso yang sebagian besar penduduk Desa Pengotan akan menemani tamu beraktivitas di desa, misalnya membuat kerajinan seni, memainkan alat musik tradisional, atau berkebun.

Seperti siswa sekolah internasional di Bali, Sunrise School, yang menginap selama dua hari pada pertengahan Maret lalu, juga tidak pernah berhenti beraktivitas. Mereka sibuk berlatih tari Bali, membuat penjor (hiasan adat Bali), mengambil madu, hingga mengunjungi SD Negeri I Pengotan untuk bermain dan belajar bersama siswa di sekolah itu.

Selama menginap, siswa Sunrise School ditemani anak-anak Desa Pengotan yang masih sekolah di bangku SD. ”Selain belajar budaya Bali, siswa saya juga dapat berinteraksi dengan bumi,” kata guru Sunrise School, Hetty Bradley.

Ungkapan Hetty rasanya tidak berlebihan karena semua tamu Baliwoso diajak untuk menyayangi lingkungan seperti halnya orang Pengotan, misalnya sebelum checkout, ada satu syarat yang harus dipenuhi. Anda diminta menanam satu bibit pohon.

Nah, sudah siapkah Anda menjadi ”warga” Desa Pengotan?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com