Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inilah "Partai" Bubur Ayam

Kompas.com - 29/05/2011, 08:35 WIB

Mari kita lihat pemandangan di Kampung Utan, Tangerang Selatan, Banten. Suatu siang, gerobak bubur ayam berhenti di samping sebuah masjid. Saat itu sedang berlangsung pengajian yang dihadiri ratusan orang. Belum genap lima menit mangkal, tukang bubur ayam bernama Iri Permana (44) sudah sibuk melayani pembeli, mulai dari para ibu sampai murid-murid Madrasah Ibtidaiyah Jamiyyatul Khair yang berada di samping masjid. Mereka lahap menyantap bubur ayam. Iri pun dengan senyum ramah melayani.

Iri, lelaki asal Tasikmalaya, Jawa Barat, itu mematok harga ”resmi” Rp 5.000 untuk semangkuk bubur ayam. Namun, harga itu rupanya bisa di-nego. Pembeli bahkan boleh membeli dengan harga Rp 2.000 per mangkuk. ”Kalau belinya Rp 2.000, ayamnya sedikiiit.... Kalau beli Rp 5.000 ayamnya banyak. Buburnya tetap sama banyak,” ujar Iri yang berpenghasilan bersih sekitar Rp 75.000 per hari. Itu setelah ia mendorong gerobak sejauh 10 kilometer.

”Lumayan buat bayar kontrakan rumah dan makan,” ujar Iri yang menghidupi istri dan dua anak.

(artikel selengkapnya bisa dibaca di Kompas Cetak edisi Minggu (29/5/2011) halaman 1, cetak.kompas.com)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com