Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Titip Salam buat Mina di Bukit Lawang...

Kompas.com - 07/06/2011, 03:53 WIB

Yang kurang puas karena tidak bersua orangutan dapat melanjutkan aktivitas dengan menjelajah hutan (jungle trekking) dipandu petugas TNGL.

Pengunjung cukup membayar Rp 150.000 per orang untuk menjelajahi hutan selama 3-4 jam. Bagi yang suka tantangan, dapat mengambil paket jelajah dari Bukit Lawang sampai Kutacane, Aceh, dengan waktu tempuh tujuh hari. Makanan, tenda, dan petunjuk jalan disediakan oleh TNGL. Biayanya Rp 2,7 juta-Rp 3 juta, tergantung jumlah rombongan. Makin banyak yang ikut, makin murah.

Pendirian Pusat Pengamatan Orangutan Sumatera (PPOS) merupakan perubahan dari Pusat Rehabilitasi Orangutan Bohorok yang berdiri pada 1973. Lembaga ini eksis atas sokongan World Wildlife Fund dan Perkumpulan Ilmu Hewan Frankfurt, Jerman, (FZS). Pada 1980 tempat ini diserahkan kepada Pemerintah Republik Indonesia melalui Departemen Kehutanan.

Tingginya animo warga untuk berkunjung ke tempat ini menguatkan alasan menjadikan Bukit Lawang sebagai obyek wisata. Sekarang, tempat ini dikenal dengan nama PPOS dan Ekowisata Bukit Lawang.

Bukit Lawang sendiri merupakan bagian dari TNGL. Hutan TNGL yang luasnya 8.562 kilometer persegi ini dihuni 6.000-6.500 orangutan. Sebanyak 400-500 ekor di antaranya berada di Bukit Lawang.

Umumnya orangutan di Bukit Lawang merupakan hasil sitaan, baik itu dari penggagalan proses jual beli, peliharaan masyarakat, maupun tangkapan pemburu yang akhirnya berhasil disita petugas. Para orangutan tersebut kemudian dilatih untuk dapat bertahan hidup di tengah hutan. ”Dengan melihat kehidupan orangutan, kami berharap masyarakat semakin tergerak untuk turut melindunginya,” kata Tomiran, Manager PPOS dan Ekowisata Bukit Lawang.

Pintu masuk TNGL di Bukit Lawang persis berada di tepi Sungai Bahorok. Airnya yang dangkal, jernih, dan arusnya yang tak begitu deras menggoda setiap pengunjung untuk mandi.

Pengunjung juga dapat menikmati seretan arus dan jeram dengan menyewa ban dalam bekas yang banyak disediakan warga ataupun pemilik warung di sepanjang tepi sungai. Cukup dengan uang Rp 10.000 untuk satu ban dalam bekas, Anda bisa bolak-balik sepuasnya menikmati jeram Sungai Bahorok.

Bila tidak berani berarung jeram seorang diri, ajaklah kawan dengan menyewa ban dalam bekas yang ditata sedemikian rupa menyerupai perahu karet. Anak-anak sebaiknya memilih perairan dangkal dan berada di bawah pengawasan orangtua.

Puas berarung jeram, lanjutkan dengan berendam di tepi sungai sambil menikmati semilir angin di area ketinggian 360 meter dari permukaan laut itu.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com