Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Zurich, Trem dan Museum

Kompas.com - 07/06/2011, 09:05 WIB

Zurich, Swiss, kota seluas sekitar 92 kilometer persegi dengan populasi sekitar 385.000 jiwa itu jauh dari kesan semrawut. Selain karena penduduk kotanya relatif sedikit, sarana transportasi umumnya sangat memadai. Kereta api dan trem menjadi urat nadi transportasi umum yang menghubungkan warga Zurich dari satu tempat ke tempat lain.

Pilihan pada kereta sebagai sarana utama transportasi umum telah membuat orang yang baru pertama kali menginjakkan kakinya di Zurich pun tak kesulitan bepergian ke banyak tempat. Tiket trem dengan mudah didapatkan lewat mesin tiket di halte-halte trem.

Papan petunjuk nomor-nomor trem dan tempat kita bisa berganti trem sesuai lokasi yang hendak dituju tersedia dalam peta yang juga mudah dipahami. Selain menggunakan angka, penampilan berbagai warna pada garis-garis rute trem mempercepat calon penumpang bisa memilih trem sesuai tujuannya.

Bila di dalam kota Zurich orang bisa memilih trem, maka untuk bepergian ke sejumlah kota lain di Swiss, orang bisa mengandalkan kereta api. Stasiun kereta api utama kota ini, Hauptbahnhof (Zurich HB), terletak di pusat kota. Selain lewat mesin tiket, calon penumpang kereta juga bisa mendapatkan tiket di loket penjualan tiket yang tersedia di beberapa tempat di areal stasiun.

Dibuka tahun 1847, Hauptbahnhof, seperti tertulis dalam Zurich in your pocket, mengalami pemugaran pada 1990 meski tanpa perubahan berarti pada tampak bagian depannya. Zurich HB juga terhubung dengan jalur trem dalam kota. Lewat stasiun ini, orang bisa bepergian dengan kereta ke sejumlah tempat di negara tetangga Swiss, seperti Jerman, Italia, Austria, dan Perancis.

Selain beroperasi mulai pukul 05.00 hingga 01.00 dini hari, penumpang kereta juga bisa berbelanja di sekitar 200 toko di dalam areal stasiun ini. Di samping restoran, di sini juga terdapat banyak toko makanan dan minuman. Ada pula swalayan, toko pakaian, tas dan koper, cinderamata, sampai toko khusus yang menjual rokok, cerutu dan tembakau. Jika umumnya toko di Zurich tutup pada hari Minggu, Anda bisa melangkahkan kaki ke Zurich HB yang tetap buka.

Terjangkau dan nyaman

Dari stasiun Zurich HB, orang bisa berjalan kaki dengan nyaman menuju salah satu dari 50 lebih museum di Zurich, kota yang dibelah Sungai Limmat itu. Schweizerisches Landesmuseum, misalnya, menampilkan sejarah bangsa Swiss mulai tahun 1400-an, saat orang yang diyakini sebagai penyihir dibakar hidup-hidup, hingga masa modern: era perbankan.

Salah satu yang menarik dari museum ini, meski memakai bangunan lama, penataan interiornya modern. Dinding dalam museum, misalnya, memakai warna oranye terang di beberapa bagiannya. Beberapa dinding lainnya dicat warna putih dan difungsikan sebagai layar bagi pengunjung yang ingin menikmati kisah peperangan sampai revolusi industri, lewat film yang tersedia hanya dengan menyentuhkan tangan di monitor.

Segenap sektor yang mendukung Swiss tampil di museum ini. Tak hanya mereka yang berperan di bidang politik seperti Ulrich Zwingli (1484-1531) dalam reformasi Swiss, tetapi juga gambar para pengusaha terpajang di museum ini. Misalnya, Henri Nestle (1814-1890) dan Julius Maggi (1846-1912), sampai kiprah petenis masa kini, Roger Federer.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

WSL Nias Pro 2024 Digelar, Targetkan Gaet 30.000 Wisatawan Domestik

WSL Nias Pro 2024 Digelar, Targetkan Gaet 30.000 Wisatawan Domestik

Hotel Story
Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Jalan Jalan
Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Travel Update
Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Travel Update
Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Jalan Jalan
10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

Jalan Jalan
Tanggapi Larangan 'Study Tour', Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Tanggapi Larangan "Study Tour", Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Travel Update
Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Travel Update
Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Travel Update
Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Travel Update
World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

Travel Update
Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Travel Update
Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Travel Update
5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com