Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anomali Khatulistiwa di Sungai Landak

Kompas.com - 16/06/2011, 09:39 WIB

Wisatawan yang sudah berada di Serimbu pagi-pagi jika beruntung masih bisa menumpang perahu pengangkut bahan kebutuhan pokok ke arah hulu sehingga hanya perlu menyiapkan ongkos yang tak sampai Rp 100.000 per orang.

Selama perjalanan berperahu ini, wisatawan sudah disuguhi pemandangan alam berupa asrinya hutan di kiri dan kanan sungai. Mata akan dimanjakan oleh vegetasi rimba khas pinggiran sungai, seperti bengkirai dan salam.

Gunung Bentuang yang menjulang di sebelah timur Sungai Landak di Engkangin turut menambah eksotisme pedalaman Kabar ini. Sesekali masih bisa terlihat burung-burung endemik Kalimantan Barat yang melintas di atas sungai. Jangan lupa bercengkerama dengan monyet ekor panjang. Namun, jangan juga terkaget-kaget jika biawak muncul dari sela-sela akar pohon.

Dari jeram terakhir sebelum air terjun Banangar, petualangan dimulai. Begitu meloncat keluar perahu, pengunjung akan disambut oleh jalan alam dari batu dan akar-akar pohon besar. Setelah 15 menit berjalan menyusuri pinggiran sungai, kita akan disuguhi oleh goa yang merembeskan air melalui akar-akar pohon yang menjulur ke bawah. Airnya bening sekali. Wisatawan biasanya menadahkan muka untuk minum langsung cipratan air yang turun atau sekadar membasuh wajah.

Dari goa inilah perjalanan mendaki sudah menunggu. Jalannya terjal sekali sehingga perlu tangga di tebing yang tegak lurus dengan tanah.

Sesekali kita akan didahului oleh masyarakat beberapa desa di hulu Sungai Landak yang membawa berbagai kebutuhan pokok dengan cara dipanggul. Para penduduk pedalaman itu berbelanja di Serimbu dan terpaksa memikul semua kebutuhan pokok melalui jalan-jalan terjal yang sama menuju air terjun Banangar.

Setelah hampir satu jam berjalan dari tempat perahu ditambatkan, air terjun Banangar menanti di depan mata. Rasa lelah, haus, dan pegal-pegal seolah terbayar lunas oleh pesona air terjun. Air terjun setinggi 48 meter dengan lebar sekitar 50 meter menderu dan menghasilkan buih-buih air yang beterbangan.

Udara di sekitar air terjun sangat sejuk. Kalau datang pagi-pagi ke air terjun, kita bahkan bisa melihat kabut turun dari pegunungan sekitarnya. Hulu Sungai Landak yang ditempati ratusan keluarga biasanya juga diselimuti kabut tipis, sungguh pemandangan indah khas hutan.

Air terjun Banangar bukan satu-satunya pesona di hulu Sungai Landak. Warga yang jenuh dengan bising dan riuh perkotaan bisa menginap di perkampungan pinggiran hulu Sungai Landak yang sepi.

Salah satu kampung yang bisa dipilih adalah Kampung Tauk. Sebagian rumah adalah rumah tradisional Dayak berupa rumah panggung kayu. Umumnya rumah warga juga belum berlistrik. Penerangan listrik hanya dimiliki beberapa rumah yang memiliki generator set.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com