Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Intip Kejayaan Majapahit di Bajang Ratu

Kompas.com - 25/07/2011, 11:44 WIB

KOMPAS.com - Sejarah soal Majapahit memang masih banyak teka-teki. Namun, setidaknya candi atau gapura Bajang Ratu memberi bukti keberadaan kerajaan besar ini, sekaligus seolah menjadi ruang intip untuk melihat kebesarannya.

Berada di Desa Temon, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Gapura Bajang Ratu terawat dengan baik. Bahkan, dari jalan yang jaraknya sekitar 100 meter, gapura itu tampak indah.

Padahal, diperkirakan gapura itu tempat keluar dari sisi belakang keraton. Jika gapura belakang saja sudah indah, apalagi gapura depan dan keraton Majapahit dulu.

Mengunjungi gapura ini, imajinasi dan lamunan bisa membayangkan betapa megahnya Majapahit dulu. Kerajaan yang terbesar di Aseia Tenggara pada masanya dan menguasai seantero Nusantara itu, memiliki peradaban yang sudah tinggi.

Tak hanya gapura, di sekitar Trowulan juga ada kolam besar, juga kanal-kanal, serta Candi Tikus yang menjadi kesatuan peninggalan Majapahit.

Menurut catatan Badan Pelestarian Peninggalan Purbakala Mojokerto, candi atau gapura ini berfungsi sebagai pintu masuk bagi bangunan suci untuk memperingati wafatnya Raja Jayanegara. Dalam catatan Negarakertagama, Jayanegara meninggal dunia pada tahun 1250 Saka (sekitar tahun 1328 Masehi).

Bertinggi 16,5 meter, panjang 11,5 meter, dan lebar 10,5 meter, gapura ini diberi nama Bajang Ratu sebagai sebutan Jayanegara yang juga raja Majapahit kedua. Jayanegara diperkirakan diangkat sebagai raja saat masih kecil. Bajang berarti kecil atau cacat. Ada dugaan pula, Jayanegara pernah terjatuh dan cacat. Sehingga, dia disebut Ratu Bajang atau Bajang Ratu. Sehingga, gapura tempat dharma Jayanegara itu diberi nama Bajang Ratu.

Gapura ini terbuat dari batu bata merah. Namun presisinnya sangat bagus. Bahkan, arsitekturnya sangat rumit dan cerdas. Relief-reliefnya juga bagus, rapi, dan halus.

"Dulu, keraton dan bangunan lain sangat mungkin dibuat dengan bahan yang mudah rapuh seperti batu bata merah dan kayu. Sebab itu, sisa-sisa kerajaan Majapahit banyak yang musnah," jelas Sugeng, salah satu karyawan Badan Pelestarian Peninggalan Purbakala Mojokerto, kepada Tim Gowes Jurnalistik: Pantau Jalur Mudik 2011 dari Kompas.com.

Dari gapura itu, sudah bisa dilihat betapa tinggi peradapan masa Majapahit. Arsitekturnya memengaruhi arsitektur Jawa dan Bali hingga sekarang.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com