Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Katedral Ini Pernah Menjadi Kolam Renang

Kompas.com - 19/08/2011, 15:22 WIB

KOMPAS.com - Almarhum Pemerintah Uni Soviet dikenal sebagai rezim anti agama. Antara lain dibuktikan dengan menghancurkan katedral agung untuk ditukar menjadi kolam renang. Itulah sebagian sejarah kelam Rusia. Kadang memang sulit dimengerti.

Bila kita menyusuri sungai Moskwa dengan boat atau mengendarai mobil, gereja berwarna putih itu kelihatan sangatlah megah. Nangkring di salah satu bukit dan berlokasi di tepian sungai, sejajar dengan pusat budaya Kremlin. Kubah bawang bombai di tengah-tengahnya yang berwarna keemasan tampak akrab dikelilingi oleh kubah-kubah menengah dengan warna yang sama.

Sekilas tampak seperti masjid atau malah Taj Mahal. Dari beberapa kilometer, mata pelancong tetap masih bisa mengaguminya. Maklumlah, gedung itu adalah gereja ortodok terbaik dan terbesar di dunia. Begitu mendekat, kekaguman pelancong sontak akan bertambah. Gereja kaum Kristen Ortodok ini luasnya sekitar empat kali lapangan bola.

Bangunannya terlihat relatif baru meski nuansa lamanya masih tetap kental. Bahan bangunan yang terdiri dari batu, marmer, keramik, perunggu, serta baja pilihan masih tampak mengilap. Bahkan, persis di depan gereja terdapat sebuah jembatan pejalan kaki yang membelah sungai dengan arsitektur yang sangat modern. Perpaduan antara arsitek abad 19 dan 21.

Dari jembatan ini, kita bisa menikmati katedral tanpa penghalang sedikitpun. Kemegahan gereja langsung menyusup ke dua bola mata. Kalau mata kita digeser ke kanan sedikit, maka tampaklah keagungan Kremlin yang elok.

Kita tarik sedikit mata kita ke bawah, aliran sungai Moskwa akan menghadirkan sensasi tersendiri dengan kapal-kapal pesiarnya yang penuh dengan penumpang. Sementara dari kejauhan, aneka bangunan menjulang kota Moskwa menghiasi pemandangan.

Memasuki Katedral, mata kita langsung melihat sebuah kemewahan. Nyaris semua ornamen dan lukisan dalam warna keemasan. Dinding-dindingnya dilukisi simbol-simbol Kristen Ortodok dan para tokohnya. Mulai almarhum pimpinan gereja yang dianggap suci hingga Bunda Maria dan Yesus.

Di hampir semua sisi terpampang lukisan orang-orang suci yang sangat hidup dan selalu menjadi perhatian para pengunjung. Mereka tidak segan menciumi dan memberikan penghormatan tertinggi.

Di langit-langit kubah bagian dalam, tampak lukisan seorang bapak dengan anak kecil yang dikelilingi para malaikat yang bersayap. Meskipun lukisan menghadap ke bawah, namun terasa bisa akrab berkomunikasi dengan pengunjung yang berada di bawahnya. Hanya seorang master yang bisa menorehkan gambar-gambar yang demikian hidup.

Meskipun bangunan ini bongsor, namun secara umum hanya terdiri dari dua lantai saja. Lantai pertama dipakai untuk acara yang bersifat umum, seperti pemberkatan pengantin dan aneka pertemuan, sedangkan lantai kedua khusus peribadatan. Semua peralatan yang terpampang di sini masih kelihatan mengilat dan eksklusif. Kebersihan selalu terjaga dan suasana sejuk terus bisa dirasakan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com