Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suku Anak Dalam Pertahankan Hutan dengan "Hompongan"

Kompas.com - 27/09/2011, 06:07 WIB

JAMBI, KOMPAS.com--Kelompok Orang rimba dari Suku Anak Dalam (SAD) yang menempati kawasan Air Hitam kabupaten Sarolangun, Jambi mempunyai cara khas untuk menjaga kelestarian Taman Nasional Bukit 12 yang menjadi tempat hidup mereka dengan pola ’Hompongan’.

"Semenjak 1998 kita orang rimba SAD yang mendiami TNB12 di Air Hitam ini sudah merintis terbentuknya ’Hompongan’, yakni dengan menetapkan satu kawasan terluar hutan TNBD untuk jadi kawasan mencari nafkah dan kehidupan bagi para orang rimba," kata sesepuh SAD Air Hitam Tumenggung Tarip, di Jambi, Senin.

Lebih jauh dia mengatakan, Hompongan yang dirintisnya dan pada 2006 lalu membawa dia sebagai salah seorang penerima Kalpataru kategori penyelamat lingkungan dari presiden tersebut, sebenarnya selain sebagai lahan bagi SAD atau yang lebih populer disebut suku Kubu juga sekaligus jadi pagar atau penyangga bagi keberadaan TNKS.

”Hompongan berasal dari kata Hempangan atau penghalang dalam bahasa melayu, jadi dengan Hompongan kita kelompok SAD taat pada adat dan hukum jadi penjaga TNB12 dari orang-orang yang berniat jahat seperti merambah hutan atau mencuri kayu, kita akan mencegah mereka di gerbang pembatas ini,” terangnya.

Diakuinya sejauh ini pola Hompongan tersebut terbukti sangat efektif menjaga kelestarian TNB12 yang hingga kini semakin lestari dan berkembang menjadi salah satu objek wisata andalan provinsi Jambi.

Pola Hompongan itu sendiri, diakuinya awalnya hanyalah salah satu cara bagi kelompok SAD yang dipimpinnya untuk membatasi aktivitas ’Melangun’ atau nomaden berladang berpindah-pindah yang bisa merusak banyak kawasan hutan.

”Dengan Hompongan mereka membatasi sendiri ruang geraknya untuk melakukan nomaden, kini kita mencari hidup hanya dari kawasan Hompongan ini, kami bermukim di sini, jadi ketika ada orang dari luar yang masuk tanpa izin sudah pasti akan tertahan di Hompongan yang selanjutnya mereka harus menjalani proses interogasi kami sesuai peraturan adat SAD,” terangnya.

Diakuinya, karena dinilai berhasil dan efektif membantu melestarikan serta menjaga alam, maka pola tersebut telah pula ditetapkan dan diujicobakan penerapannya kepada kelompok-kelompok SAD lainnya di disisi lain hutan TNB12 tersebut yang masih terus dilakukan hingga kini.

”Namun sayangnya upaya pemerinah mencoba menerapkan pola ini di kelompok lain banyak mengalami kegagalan, semua itu dikarenakan pola pikir dan penerimaan kelompok SAD tersebut tidak sama diantara semua kelompok yang ada. Maka diantara mereka ada pula yang justeru menjual Hompongannya ke masyarakat dari luar bahkan kepada para toke,” ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dua Bandara di Jateng Tak Lagi Berstatus Internasional, Kunjungan Wisata Tidak Terpengaruh

Dua Bandara di Jateng Tak Lagi Berstatus Internasional, Kunjungan Wisata Tidak Terpengaruh

Travel Update
Batal Liburan, Bisa Refund 100 Persen dari Tiket.com

Batal Liburan, Bisa Refund 100 Persen dari Tiket.com

Travel Update
Emirates Ajak Terbang Anak-anak Autisme, Wujud Layanan kepada Orang Berkebutuhan Khusus

Emirates Ajak Terbang Anak-anak Autisme, Wujud Layanan kepada Orang Berkebutuhan Khusus

Travel Update
Harga Tiket Masuk Terbaru di Scientia Square Park Tangerang

Harga Tiket Masuk Terbaru di Scientia Square Park Tangerang

Jalan Jalan
Ada 16 Aktivitas Seru di Scientia Square Park untuk Anak-anak

Ada 16 Aktivitas Seru di Scientia Square Park untuk Anak-anak

Jalan Jalan
Sungailiat Triathlon 2024 Diikuti 195 Peserta, Renang Tertunda dan 7 Peserta Sempat Dievakuasi

Sungailiat Triathlon 2024 Diikuti 195 Peserta, Renang Tertunda dan 7 Peserta Sempat Dievakuasi

Travel Update
Cara Akses Menuju ke Pendopo Ciherang Sentul

Cara Akses Menuju ke Pendopo Ciherang Sentul

Jalan Jalan
YIA Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng-DIY, Diharapkan Ada Rute ke Bangkok

YIA Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng-DIY, Diharapkan Ada Rute ke Bangkok

Travel Update
Harga Tiket Masuk dan Menginap di Pendopo Ciherang Sentul Bogor

Harga Tiket Masuk dan Menginap di Pendopo Ciherang Sentul Bogor

Jalan Jalan
Pendopo Ciherang, Restoran Tepi Sungai dengan Penginapan

Pendopo Ciherang, Restoran Tepi Sungai dengan Penginapan

Jalan Jalan
Cara Urus Visa Turis ke Arab Saudi, Lengkapi Syaratnya

Cara Urus Visa Turis ke Arab Saudi, Lengkapi Syaratnya

Travel Update
Pendaki Penyulut 'Flare' di Gunung Andong Terancam Di-'blacklist' Seumur Hidup

Pendaki Penyulut "Flare" di Gunung Andong Terancam Di-"blacklist" Seumur Hidup

Travel Update
10 Tempat Wisata Indoor di Jakarta, Cocok Dikunjungi Saat Cuaca Panas

10 Tempat Wisata Indoor di Jakarta, Cocok Dikunjungi Saat Cuaca Panas

Jalan Jalan
Rute Transportasi Umum dari Cawang ke Aeon Deltamas

Rute Transportasi Umum dari Cawang ke Aeon Deltamas

Travel Tips
Australia Kenalkan Destinasi Wisata Selain Sydney dan Melbourne

Australia Kenalkan Destinasi Wisata Selain Sydney dan Melbourne

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com