Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpikat Si "Slebor" dari Pancawati

Kompas.com - 04/02/2012, 15:36 WIB

Villa Salak menerima pengunjung keluarga kecil terdiri dari 3-4 orang hingga rombongan besar. Kapasitas maksimal tempat ini 100 orang.

”Dengan biaya Rp 175.000 per orang, sudah bisa menginap, berkegiatan, dan mendapat makan serta makanan ringan,” ujarnya.

Pondok-pondok bersih dan nyaman, meski tanpa fasilitas pendingin ruangan dan televisi, siap menampung wisatawan. Selain memetik langsung salak slebor dari kebun, ada kegiatan pelatihan budidaya dan pembibitan, manajemen usaha tani, wisata buah dan sayuran, berkemah, fasilitas outbound, dan kolam renang.

Wisata lestarikan alam

Lembur Pancawati, pusat ekowisata di Desa Pancawati, juga tak kalah menarik. Manajer Operasional Lembur Pancawati Aming Hidayat mengatakan, tempat yang dikelola tersebut adalah kompleks vila, kafe dan rumah makan, serta pusat ekowisata berbasis komunitas pertama di Desa Pancawati. Lembur Pancawati dibuka sejak tahun 1999.

”Pemilik, penggagas, dan yang merealisasikan tempat ini, Frans Tumiwa, berusaha mewujudkan sebuah lokasi yang dekat dengan alam. Tempat ini dikelola sesuai bentuk aslinya, ada lembah, sungai, sawah, air terjun, dan rumpun bambu,” ungkap Aming.

Lembur Pancawati memang amat teduh dengan pohon-pohon besar yang dibiarkan seperti aslinya. Bangunan dari bambu, kayu, ijuk, serta bahan alami lain amat memikat. Ada kafe dan pondok-pondok penginapan yang langsung berbatasan dengan hamparan sawah. Ada juga saung bambu di tepi lembah dengan tiang-tiang berupa pohon besar nan rindang. Berdiri di lahan seluas 16 hektar, meskipun ada ratusan pengunjung, tempat ini tetap hening dan sejuk.

Lembur Pancawati menyediakan paket menginap di pondok atau tenda yang sudah termasuk layanan tiga kali makan dan dua kali makanan ringan. Biaya per orang sebesar Rp 100.000-Rp 190.000, tergantung menginap atau tidak.

”Minuman kopi, teh, dan air putih bisa didapat sepanjang hari. Ada aula atau tempat rapat, juga fasilitas sound system. Namun, yang berminat sebaiknya memesan dulu minimal satu bulan sebelumnya. Kami juga hanya menerima rombongan minimal 20 orang. Kapasitas maksimal 200 orang,” kata Aming.

Selain dua kolam renang dari mata air di tengah lembah, di Lembur Pancawati juga ada teater alam terbuka, sarana bulu tangkis, bola voli, dan sepak bola mini. Ada pula rumah pohon dan taman bermain untuk anak-anak, dua lokasi api unggun, fasilitas berperahu di danau, air terjun, wahana bermain dan mandi di sungai, lahan perkemahan, trek joging, jalur trekking, dan pemancingan. Kegiatan berkelompok lain adalah pertunjukan angklung sekaligus belajar musik tradisional, ke pusat olahan susu kedelai, dan melihat kegiatan masyarakat desa, seperti menanam padi.

Oh ya, di kafe Lembur Pancawati ada menu es krim tumiwa. Rasa cokelat dan vanilanya mantap benar!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

    10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

    Jalan Jalan
    Tanggapi Larangan 'Study Tour', Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

    Tanggapi Larangan "Study Tour", Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

    Travel Update
    Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

    Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

    Travel Update
    Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

    Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

    Travel Update
    Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

    Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

    Travel Update
    World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

    World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

    Travel Update
    Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

    Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

    Travel Update
    Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

    Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

    Travel Update
    5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

    5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

    Jalan Jalan
    Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

    Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

    Travel Update
    Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

    Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

    Travel Tips
    Turis Asing Beri Ulasan Negatif Palsu ke Restoran di Thailand, Berakhir Ditangkap

    Turis Asing Beri Ulasan Negatif Palsu ke Restoran di Thailand, Berakhir Ditangkap

    Travel Update
    19 Larangan dalam Pendakian Gunung Lawu via Cemara Kandang, Patuhi demi Keselamatan

    19 Larangan dalam Pendakian Gunung Lawu via Cemara Kandang, Patuhi demi Keselamatan

    Travel Update
    Harga Tiket Camping di Silancur Highland, Alternatif Penginapan Murah

    Harga Tiket Camping di Silancur Highland, Alternatif Penginapan Murah

    Travel Update
    Harga Tiket dan Jam Buka Terkini Silancur Highland di Magelang

    Harga Tiket dan Jam Buka Terkini Silancur Highland di Magelang

    Travel Update
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com