Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terombang-ambing di Lautan Pasir

Kompas.com - 11/03/2012, 07:44 WIB

Oleh Tri Agung Kristanto

Panas dan gersang. Tak ada pemandangan hijau yang bisa menyejukkan mata. Gambaran itulah yang terlintas saat ada tawaran untuk menikmati wisata gurun pasir di Dubai, Uni Emirat Arab, akhir tahun lalu. Apalagi tawaran mengunjungi gurun pasir itu dilakukan pada pagi hingga siang hari, saat terik matahari menyengat.

Rasa ingin tahu akhirnya mengalahkan bayangan sinar mentari yang teramat panas. Kesempatan mengunjungi gurun pasir, sebagai salah satu ciri kawasan Arab, tidak boleh disia-siakan. Desert safari, itulah sajian yang ditawarkan. Di Dubai, sejumlah perusahaan menawarkan sajian wisata ini, yang tawarannya bisa didapatkan di lobi hotel. Biayanya sekitar 200 dirham atau sekitar Rp 480.000 per orang. Biaya itu termasuk penjemputan dan pengantaran kembali ke hotel.

Sebenarnya ada tawaran untuk menikmati padang pasir pada sore dan malam hari, yang dipadukan dengan makan malam, menunggang unta, dan menikmati tarian padang pasir (belly dance). Namun, jika ada wisatawan yang menghendaki petualangan pada pagi hingga siang hari juga dilayani. Sekitar pukul 08.00, pemandu dari operator wisata menjemput kami di hotel. Pemandu, yang sekaligus juga mengemudi mobil 4 wheel drive itu mengenalkan diri bernama Muhamed. Dia berkewarganegaraan Mesir, tetapi sudah lebih dari 12 tahun tinggal di Dubai.

Terguncang-guncang

Dubai Desert Conservation Reserve jadi tujuan kami. Muhamed menjelaskan, safari gurun pasir itu akan dilakukan melalui pintu Margham, yang berjarak sekitar sejam perjalanan dari Dubai. Luas gurun pasir Margham sekitar 225 kilometer persegi, dan masih dihuni sejumlah binatang, terutama kambing gurun dan rusa. Ada juga rubah dan ular gurun, yang bisanya lebih mematikan dibandingkan dengan king cobra. Sebagai lokasi konservasi, tidak seluruh wilayahnya bisa dikunjungi wisatawan.

Memasuki pintu gerbang Margham, lautan pasir berwarna keemasan langsung membentang. Mobil yang kami tumpangi berhenti karena Muhamed dan sejumlah pemandu lain harus mengurangi tekanan angin pada ban mobil yang kami tumpangi. Setiap mobil ditumpangi 4-6 wisatawan. Dengan ban mobil yang ”agak” kempes itu, mobil katanya akan selamat jika ”berlayar” di lautan pasir.

Petualangan di tengah padang pasir dimulai. Aksi ini dikenal sebagai dune bashing, yakni mobil langsung mengarungi gurun, menerabas bukit pasir dengan kemiringan hingga 60 derajat, bahkan ada yang mendekati bentuk dinding pasir, dan menuruni lembah pasir yang curam. Tubuh kami di dalam mobil pun terombang- ambing. Muhamed sejak awal mengingatkan kami, kalau tak kuat, boleh saja muntah di kantong plastik yang sejak awal disiapkan.

Sekitar 40 menit mobil yang dikemudikan Muhamed mengarungi lautan pasir. Tubuh kami pun terus terguncang-guncang sambil menikmati kegersangan gurun. Mobil yang dikemudikan Muhamed tak berjalan sendiri, tetapi dalam rombongan besar, delapan mobil. Menurut dia, melakukan off road di padang pasir sebaiknya memang berombongan karena bisa saling membantu jika ada persoalan di tengah ”jalan”.

Tidak ada sedikit pun petunjuk jalan di tengah padang pasir itu. Kondisi ini membuat kami seringkali terenyak karena tiba-tiba sudah ada bukit pasir terjal yang langsung dilalui, dan membuat kami terus terguncang-guncang.

Ketua Umum Perhimpunan Advokat Indonesia (Peradi) Otto Hasibuan, yang ikut serta dalam petualangan itu, mengakui, sensasi terguncang-guncang dalam mobil di tengah padang pasir memang luar biasa. Ini melebihi aksi drifting, akrobat dengan mobil di jalan raya.

Muhamed, yang tampaknya sudah hafal dengan lintasannya, terus membawa mobil dan mengabaikan teriakan kami yang terombang-ambing. Dia tenang saja, sambil menceritakan berbagai peristiwa yang pernah terjadi di tengah hamparan pasir yang sepertinya tak bertepi itu. Kami sempat berhenti, menikmati terik sinar matahari di tengah padang pasir yang menyengat. Suhu saat itu lebih dari 45 derajat celsius.

George Freeman, wartawan senior The New York Times (Amerika Serikat) yang berada di mobil berbeda, mengakui pula, guncangan selama mengarungi lautan pasir itu memang luar biasa. Aksi wisata itu tak akan terlupakan. Ia menikmati sensasi saat tubuhnya terombang-ambing sepanjang perjalanan. Sekalipun memiliki gurun, AS belum mengembangkan wisata off road di padang pasir itu.

Setelah ”istirahat” sekitar 15 menit, dan tidak boleh terlalu lama, karena khawatir akan terjadi dehidrasi, dune bashing pun dilanjutkan. Namun, pada putaran kedua ini, adrenalin kami tak dipacu seperti sebelumnya karena gundukan pasir yang dilewati tak securam sebelumnya. Kali ini lautan pasir yang dilalui lebih landai, dan di sana-sini ada tanaman perdu. Kami tak lagi bak naik roller coaster seperti sebelumnya. Muhamed juga beberapa kali menghentikan mobil karena terlihat rusa atau kambing gurun yang melintas.

Mendidih

Kami keluar dari gurun pasir Margham sekitar pukul 12.00. Kepala terasa mendidih karena terik matahari. Apalagi saat Muhamed harus mengisikan angin pada ban mobilnya kembali dan kami berada di luar mobil. Di sisi kiri dan kanan padang konservasi itu terlihat tenda milik penduduk asli Margham untuk memelihara unta.

Muhamed menuturkan, jika kami melakukan perjalanan pada sore hari, kami bisa menikmati sensasi menunggang unta, makan malam ala barbeque, dan menikmati kopi khas Arab yang disebut gahwa. Namun, kami memilih petualangan pada pagi hingga siang hari karena sehari sebelumnya sudah menikmati makan malam dan sajian hiburan khas padang pasir, di gurun yang berbeda, di tengah kota Dubai saat pembukaan Konferensi Advokat Internasional. Kami bukan saja menikmati bakaran daging ayam dan sapi yang beraroma khas, beragam kue manis dan kurma, tetapi juga menyaksikan belly dance, tarian api, dan kesenian khas Uni Emirat Arab lainnya.

Selain petualangan di padang pasir, Dubai sebenarnya juga menawarkan obyek wisata lain, terutama wisata belanja di Dubai Mall, sebagai salah satu pusat perbelanjaan terluas di dunia. Selain itu, di kawasan gurun yang terik ini ada sajian wisata salju pula yang bisa dinikmati wisatawan. Tentu saja, salju buatan. Namun, Pemerintah Dubai tampaknya ingin memanjakan dan memberikan alternatif kepada siapa pun yang datang ke wilayah itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Tiket Masuk Terbaru di Scientia Square Park Tangerang

Harga Tiket Masuk Terbaru di Scientia Square Park Tangerang

Jalan Jalan
Ada 16 Aktivitas Seru di Scientia Square Park untuk Anak-anak

Ada 16 Aktivitas Seru di Scientia Square Park untuk Anak-anak

Jalan Jalan
Sungailiat Triathlon 2024 Diikuti 195 Peserta, Renang Tertunda dan 7 Peserta Sempat Dievakuasi

Sungailiat Triathlon 2024 Diikuti 195 Peserta, Renang Tertunda dan 7 Peserta Sempat Dievakuasi

Travel Update
Cara Akses Menuju ke Pendopo Ciherang Sentul

Cara Akses Menuju ke Pendopo Ciherang Sentul

Jalan Jalan
YIA Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng-DIY, Diharapkan Ada Rute ke Bangkok

YIA Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng-DIY, Diharapkan Ada Rute ke Bangkok

Travel Update
Harga Tiket Masuk dan Menginap di Pendopo Ciherang Sentul Bogor

Harga Tiket Masuk dan Menginap di Pendopo Ciherang Sentul Bogor

Jalan Jalan
Pendopo Ciherang, Restoran Tepi Sungai dengan Penginapan

Pendopo Ciherang, Restoran Tepi Sungai dengan Penginapan

Jalan Jalan
Cara Urus Visa Turis ke Arab Saudi, Lengkapi Syaratnya

Cara Urus Visa Turis ke Arab Saudi, Lengkapi Syaratnya

Travel Update
Pendaki Penyulut 'Flare' di Gunung Andong Terancam Di-'blacklist' Seumur Hidup

Pendaki Penyulut "Flare" di Gunung Andong Terancam Di-"blacklist" Seumur Hidup

Travel Update
10 Tempat Wisata Indoor di Jakarta, Cocok Dikunjungi Saat Cuaca Panas

10 Tempat Wisata Indoor di Jakarta, Cocok Dikunjungi Saat Cuaca Panas

Jalan Jalan
Rute Transportasi Umum dari Cawang ke Aeon Deltamas

Rute Transportasi Umum dari Cawang ke Aeon Deltamas

Travel Tips
Australia Kenalkan Destinasi Wisata Selain Sydney dan Melbourne

Australia Kenalkan Destinasi Wisata Selain Sydney dan Melbourne

Travel Update
Airbnb Hadirkan Keajaiban di Dunia Nyata Melalui Peluncuran Icons

Airbnb Hadirkan Keajaiban di Dunia Nyata Melalui Peluncuran Icons

Travel Update
Australia Siapkan Banyak Resto Halal, Dukung Pariwisata Ramah Muslim

Australia Siapkan Banyak Resto Halal, Dukung Pariwisata Ramah Muslim

Travel Update
Waktu Terbaik Berkunjung ke Vietnam Berdasarkan Musim

Waktu Terbaik Berkunjung ke Vietnam Berdasarkan Musim

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com