Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

12 Jam Wisata Sejarah di Jakarta

Kompas.com - 15/04/2012, 08:32 WIB
Ni Luh Made Pertiwi F

Penulis

Rasakan sensasi kilas balik seperti di masa kolonial Belanda. Ya, fungsi awal menara tersebut memang merupakan menara pengawas keluar masuknya kapal. Bangunan terdiri atas tiga lantai.

Lanjutkan perjalanan ke Galangan VOC. Bangunan tersebut tampak megah dari  luar. Apalagi logo VOC yang terlihat menyolok. Nah, saatnya makan siang di bangunan peninggalan kolonial Belanda. Galangan VOC memang telah dialihfungsikan menjadi restoran.

Awalnya, Galangan VOC dibangun sebagai galangan untuk kapal kecil. Bangunan ini juga pernah menjadi  tempat penggilingan kopi. Bisa dibayangkan di masa kejayaannya sebagai tempat memperbaiki kapal, pastilah Galangan VOC begitu sibuk.

Sore hari. Lanjutkan perjalanan ke arah selatan yaitu ke Jembatan Gantung Kota Intan. Jembatan ini memang sudah tak berfungsi lagi. Di malam hari, jembatan ini malah jadi tempat nongkrong atau pacaran anak-anak muda.

Saat matahari tak terlalu panas, paling pas mampir ke jembatan ini pada sore hari. Apalagi saat matahari mulai turun dan memberikan warna semburat jingga pada langit. Saat cocok dengan nuansa jembatan yang berwarna merah bata.

Dahulu jembatan ini dapat diangkat dan diturunkan secara mekanis bila ada kapal yang melintas. Jembatan yang terbuat dari kayu itu dari kejauhan memang tampak gagak. Namun, besi-besi sudah begitu berkarat dan di beberapa bagian kayu sudah lapuk.

Mampir ke jembatan, Anda boleh saja berjalan hingga ke tengah jembatan. Tetapi, tetaplah berhati-hati. Lalu layangkan pandangan ke arah kali di bawahnya. Dulu, para noni Belanda menyeberangi kali dengan perahu-perahu.

Di bawah Jembatan Intan tersebut konon tersimpan banyak barang-barang peninggalan VOC maupun kolonial sebelumnya. Meriam Si Jagur juga disebut-sebut ditemukan di dasar kali tersebut.

Lanjutkan perjalanan ke Jalan Gajah Mada dan Anda akan menemukan pemandangan yang aneh. Diapit gedung-gedung tinggi nan modern, sebuah bangunan sederhana dengan arsitektur China masih berdiri kokoh. Seakan menentang arus zaman dan tak lekang oleh waktu.

Ya, bangunan tersebut adalah Gedung Candranaya. Bangunan ini dibangun di awal abad ke-19 oleh Khouw Tian Sek. Paling menonjol dari gedung ini adalah arsitekturnya yang merupakan perpaduan antara Tionghoa dan Belanda.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com