Pembangunan wilayah tampaknya juga diselaraskan dengan kelestarian alam ini. Tak terlihat ada pabrik atau industri yang mengancam kelestarian lingkungan di kawasan wisata itu. ”Kami punya pertambangan dan industri, juga pelayaran, tetapi tak dibangun di sekitar sini,” kata Trevor Hick, salah satu pemandu wisata yang berkantor pusat di Perth.
Berdasarkan data Departemen Sumber Daya, Energi, dan Turisme Australia yang dirilis dalam situs www.ret.gov.au, jumlah kunjungan wisata ke Australia Barat sepanjang 2011 sebanyak 2,233 juta orang. Berdasarkan data Tourism Western Australia, ada 30.500 turis dari Indonesia sepanjang September 2010-September 2011.
Sektor wisata menyerap 47.000 pekerja pada 2009 dan menumbuhkan 26.005 usaha skala kecil hingga menengah. Banyak usaha itu berkaitan dengan alam. Salah satunya adalah Bev Ainsworth di Tanjung Lavender, Margaret River, yang mengelola pengolahan bunga lavender. Produk-produk kosmetik dan teh lavender buatannya telah menembus Singapura.
Bagi Bev, usahanya itu bukan hanya pencarian materi, melainkan juga pencarian ketenangan jiwa. Kebun-kebun lavender di antara rawa-rawa alami miliknya ibarat sepotong surga baginya.
Indonesia pun demikian kaya dengan kekayaan hayati. Pertanyaannya; bisakah kita menjaga sepotong surga? (IRE)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.