Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kembalinya Senyum Sang Primadona

Kompas.com - 24/06/2012, 01:00 WIB

KOMPAS.com - Tak berlarut dirundung duka akibat tsunami pada tahun 2006 silam, Pantai Pangandaran kini bangkit dan kembali menebar pesonanya bak primadona wisata Jawa Barat. Tak sekadar menyaksikan keindahan pantainya, saya juga akan merambah rerimbunan cagar alam, bercengkerama dengan landak lucu, dan menonton serunya merpati kolong.

JUMAT. Siapkan stamina Anda dan tinggalkan segala kepenatan di minggu ini untuk menikmati desir pesisir Pangandaran. Dari Jakarta Anda harus merelakan 8 jam perjalanan menuju Pangandaran atau 4 hingga 5 jam waktu tempuh jika Anda berdomisili di Bandung.

Sedikit bermacet-macetan melewati pintu tol Cileunyi, menanjak di Garut, menyusur Tasik, memasuki kota Ciamis dan tibalah Team Weekend Yuk di Pangandaran. Pascatsunami, pemerintah setempat menyediakan jalur evakuasi jika tsunami kembali menghadang. Cermati rambunya, ikuti jalurnya maka Anda bisa berwisata dengan aman di Pangandaran.

Destinasi wisata Pangandaran nampaknya mulai membenahi diri pasca bencana. Sarana dan prasarana dibangun demi kenyamanan dan keamanan para wisatawan.Beragam paket hiburan ditawarkan, dan jajaran wisata kuliner khas pantai pun tersedia. Sebagai lokasi rekreasi, sejatinya, Pangandaran sudah siap untuk Anda singgahi.

Siap-siap untuk menemukan anugerah Tuhan yang indah. Tuhan menganugerahi Pangandaran dengan dua sisi pantai yang sama-sama cantik. Tinggal pilih, ingin bermanja-manja dengan kesunyian, Anda bisa menuju pantai timur. Jika mencintai pantai dengan hamparan pasir nan eksotis, Anda tinggal menyebrang ke pantai barat.

Ingin berenang? Boleh saja, tapi tetap berhati-hati, karena Pangandaran berhadapan langsung dengan Samudera Hindia, ingat jangan melebihi batas yang ditetapkan yah.

Belum afdol rasanya jika menikmati Pangandaran dari tepinya saja. Di sisi pantai berjajar  perahu-perahu nelayan yang bisa kita sewa sekitar Rp 150.000 (sedikit perjuangan saat menawarnya) untuk berkelilingi Pangandaran, yah semacam taman lautnya Pangandaran.

Deburan ombak yang berkejar-kejaran, angin sepoi-sepoi yang seakan menghapus penat yang ada. Selama melintasi samudra, Anda akan disuguhi batu karang elok, yang memiliki ragam rupa.Batu karang berbentuk buaya, bahkan kodok. Batu-batu karang ini terbentuk karena deburan ombak yang menghantamnya setiap saat. Sungguh menakjubkan bukan?

Batu yang sempat menjadi ikon Pangandaran era 90-an ini dipercaya merupakan jelmaan kapal milik Putri Tandarun Cagung yang terdampar di pesisir Pangandaran.

Puas menikmati sajian alam yang memanjakan mata, sebagai idola para wisatawan, tak ayal, Anda akan sangat mudah menemukan penginapan dengan segala fasilitas yang akan melengkapi akhir pekan Anda di Pangandaran. Terletak di sisi timur Pangandaran, Pantai Indah Resort Pangandaran bisa menjadi pilihan Anda  untuk bermalam selama di Pangandaran.

Dengan ruang kamar yang cukup besar serta areal terbuka, cocok bagi Anda yang membawa serta keluarga ataupun para sahabat. Private Villa, Bungallow, Cottage serta kamar berhadapan langsung dengan pantai ataupun kolam renang, bisa Anda pilih sesuka hati sesuai dengan kebutuhan anda.

SABTU. Siapa bilang wisata pesisir hanya identik dengan pantai dan laut? Bermain dengan ombak Pangandaran memang wajib hukumnya, tapi Anda belum bisa dikatakan berlibur ke Pangandaran jika belum merambah hutan Taman Wisata Alam Pangandaran, yang berhimpitan langsung dengan Cagar Alam Pangandaran.

Dengan luas 37,7 hektar, Anda akan dijamu dengan rimbunnya pepohonan serta aneka satwa yang bebas berlalu lalang, gua-gua alami, dan tak lupa jejak-jejak sejarah Pangandaran. Gua yang paling awal yang akan Anda jumpai adalah Gua Panggung. Tepat di mulut Gua Panggung, Anda akan disuguhkan cerita Legenda Goa Panggung, yang mana tempat semedi Embah Jaga Lautan dengan tugas menjaga pantai di Nusantara, khususnya Jawa Barat. Para penduduk menjadikan tempat ini sebagai wisata ziarah dengan berdoa di simbol makam Mbah Jaga Lautan.

Anda juga bisa berdoa di sini loh. Setelah mengeksplore Gua Panggung, Anda bisa melanjutkan perjalanan ke Gua Kramat atau Parat. Tepat di mulut gua terdapat simbol dari makam Syeh Ahmad dan Syeh Muhamad. Jangan lupa untuk menunduk saat berjalan memasuki gua parat sepanjang 5 meter dan jangan lupa membawa senter sebagai penerangan.

Terdapat bebatuan yang berbentuk ubik. Disini yang bisa Anda temui, Batu Unta yang berkilau semacam kristal. Masih ada lagi batu-batu yang akan mencuri perhatian Anda, seperti Batu Jodoh,  batu paha ayam dan ini nih, Batu Mangkok atau Batu Cikaracak.

Ternyata jika membasuh wajah dengan tetesan air yang ada di Batu Mangkok ini dipercaya dapat membuat awet muda. Jangan segan-segan ya untuk membasuh wajah Anda dengan air yang mengandung zat kapur ini.

Selain bebatuan yang unik, Anda akan menemukan kumpulan landak sekitar 15 ekor. Biasanya para petugas akan memberi makan landak dengan kacang untuk memancing landak-landak keluar dari rumahnya.

Saat menyusuri Gua Parat, menolehlah ke arah langit-langit gua, disana Anda bisa menemukan sekumpulan kelelawar yang asik bergelantungan sembari mendengar nyanyian ala kelelawar.

Selesai melihat keunikan Gua Parat, maka Anda bisa mencoba mengeksplore Gua Miring. Gua Miring, ya sesuai namanya maka kita pun akan “miring”. Hmmmm... tenang dulu, miring disini maksudnya pengunjung akan berjalan miring selama melewati gua ini. Berjalan miring dari Timur ke Barat karena jalan yang tersisa dari himpitan batu di atas dan di bawah sempit. Jadi kita tidak bisa jalan normal seperti biasa, melainkan harus miring mengikuti kontur bebatuan.

Berjalanlah lebih menyusuri hutan, masih banyak aneka obyek wisata yang bisa disambangi. Seperti mata air rengganis, yang airnya diyakini memiliki khasiat, dan situs batu kalde yang merupakan sisa-sisa sejarah dari Kerajaan Pananjung.

O iya, jika anda bertemu dengan kawanan satwa lucu ini, dilarang keras untuk memberi mereka makan yah. Jangan sampai makanan yang kita berikan mengganggu habitat asli mereka.

Setelah menambah wawasan Anda mengenai peninggalan sejarah dan bermain dengan satwa lucu, rasanya Anda harus bermain dengan sekumpulan kawula muda Pangandaran. Hampir setiap sore mereka melatih burung merpati untuk terbang melewati kerangka bujur sangkar. Merpati kalang atau merpati kolong atau merpati tinggi, begitulah masyarakat setempat menyebutnya.

Dengan cekatannya, para joki merpati kolong akanmenggiring merpati jantan melewati kerangka bujur sangkar. Merpati jantan akan dilepas kurang lebih 2 km dan siapa paling cepat melewati kolong kerangka berbentuk bujur sangkar seluas 9 meter persegi dan mendarat dengan mulus di atas patek, dialah pemenangnya.

Bak punuk merindukan bulan, merpati jantan terbang menukik ke arah sang betina. Setia sekali rupanya merpati ini, terbukti banyaknya merpati betina menunggu arjunanya masing-masing, tetapi sang jantan tak akan salah menghampiri pasangannya. Ini bukan burung sembarang burung merpati, kabarnya harga merpati kolong ini bisa menembus angka puluhan juta rupiah.

Anda bisa saja mencoba permainan ini dengan arahan joki, sensasinya Anda dapat melihat sebegitu merindunya sang jantan kepada betina, sang jantan akan mematuk bagian tengkuk betina dengan semangat. Biasanya penduduk sekitar melatih para Merpati demi mengikuti kompetisi dengan hadiah yang menggiurkan.

MINGGU. Hari masih gelap, namun Pangandaran sudah menyita perhatian para pengunjung yang ingin menyambut kemunculan sang surya. Dan sang primadona pun keluar dari persembunyiannya. Para nelayan pun tampak pulang dari peraduannya, dan tentu saja membawa pulang hasil tangkapan ikan-ikan nan segar.

Semangat maju, tampak dari uletnya para masyarakat sekitar mencari penghidupan. Hampir setiap sudut Pangandaran memperlihatkan betapa mereka bahu membahu bangkit dari keterpurukan, menghadapi ombak, bergelung jaring, demi hidup.

Cara kita mendukung semangat membangun itu  dengan ikut serta dalam pembangunan ekonomi daerah, ekonomi masyarakat sekitar. Caranya win-win solution belanja produk khas Pangandaran. Tak jauh dari lokasi Anda dapat menikmati sunrise… heh tunggu dulu Anda bisa mampir untuk membeli buah tangan khas Pangandaran.

Hasil tangkapan nelayan yang baru saja kembali melaut, langsung dilelang di tempat ini. Beraneka ragam udang, dan ikan berkumpul jadi satu.

Tapi bukan ini yang hendak saya borong untuk buah tangan, Jambal Roti. Namanya memang roti, tapi Jambal Roti adalah ikan kadukang yang telah melewati proses fermentasi garam. Begitu digoreng tekstur ikan iniakan mudah hancur seperti roti, maka oleh penjual sekitar dinamakan jambal roti. Bermacam-macam olahan hasil laut siap anda bawa pulang.

Matahari mulai meninggi, masih di Pantai Timur Pangandaran, Anda bisa menemukan berbagai wisata air yang akan menceriakan minggu Anda. Bergoyang dengan banana boat dengan merogoh kocek Rp 35.000 per orang, serasa terbang bersama UFO Rp 60.000 per orang atau ini nih, memacu keecepatan di atas laut dengan motor air alias  jetski dengan biaya Rp 200.000 per 15 menit. Namun, ingat bagi pemula, walaupun bermain tandem tetap harus perhatikan kecepatan yah agar tidak terjadi kecelakaan. (Fitri Oktarini/Citrakalam Misiani/Desima Reny Aritonang)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Dua Bandara di Jateng Tak Lagi Berstatus Internasional, Kunjungan Wisata Tidak Terpengaruh

    Dua Bandara di Jateng Tak Lagi Berstatus Internasional, Kunjungan Wisata Tidak Terpengaruh

    Travel Update
    Batal Liburan, Bisa Refund 100 Persen dari Tiket.com

    Batal Liburan, Bisa Refund 100 Persen dari Tiket.com

    Travel Update
    Emirates Ajak Terbang Anak-anak Autisme, Wujud Layanan kepada Orang Berkebutuhan Khusus

    Emirates Ajak Terbang Anak-anak Autisme, Wujud Layanan kepada Orang Berkebutuhan Khusus

    Travel Update
    Harga Tiket Masuk Terbaru di Scientia Square Park Tangerang

    Harga Tiket Masuk Terbaru di Scientia Square Park Tangerang

    Jalan Jalan
    Ada 16 Aktivitas Seru di Scientia Square Park untuk Anak-anak

    Ada 16 Aktivitas Seru di Scientia Square Park untuk Anak-anak

    Jalan Jalan
    Sungailiat Triathlon 2024 Diikuti 195 Peserta, Renang Tertunda dan 7 Peserta Sempat Dievakuasi

    Sungailiat Triathlon 2024 Diikuti 195 Peserta, Renang Tertunda dan 7 Peserta Sempat Dievakuasi

    Travel Update
    Cara Akses Menuju ke Pendopo Ciherang Sentul

    Cara Akses Menuju ke Pendopo Ciherang Sentul

    Jalan Jalan
    YIA Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng-DIY, Diharapkan Ada Rute ke Bangkok

    YIA Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng-DIY, Diharapkan Ada Rute ke Bangkok

    Travel Update
    Harga Tiket Masuk dan Menginap di Pendopo Ciherang Sentul Bogor

    Harga Tiket Masuk dan Menginap di Pendopo Ciherang Sentul Bogor

    Jalan Jalan
    Pendopo Ciherang, Restoran Tepi Sungai dengan Penginapan

    Pendopo Ciherang, Restoran Tepi Sungai dengan Penginapan

    Jalan Jalan
    Cara Urus Visa Turis ke Arab Saudi, Lengkapi Syaratnya

    Cara Urus Visa Turis ke Arab Saudi, Lengkapi Syaratnya

    Travel Update
    Pendaki Penyulut 'Flare' di Gunung Andong Terancam Di-'blacklist' Seumur Hidup

    Pendaki Penyulut "Flare" di Gunung Andong Terancam Di-"blacklist" Seumur Hidup

    Travel Update
    10 Tempat Wisata Indoor di Jakarta, Cocok Dikunjungi Saat Cuaca Panas

    10 Tempat Wisata Indoor di Jakarta, Cocok Dikunjungi Saat Cuaca Panas

    Jalan Jalan
    Rute Transportasi Umum dari Cawang ke Aeon Deltamas

    Rute Transportasi Umum dari Cawang ke Aeon Deltamas

    Travel Tips
    Australia Kenalkan Destinasi Wisata Selain Sydney dan Melbourne

    Australia Kenalkan Destinasi Wisata Selain Sydney dan Melbourne

    Travel Update
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com