Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ayo Bersepeda ke Ujung Kulon!

Kompas.com - 25/09/2012, 10:19 WIB

Istirahat semalam cukup untuk melemaskan otot-otot yang kaku. Sabtu (22/9/2012) pagi kami genjot sepeda dengan hati riang ke arah barat menuju Desa Taman Jaya, Ujung, dan berakhir di pantai Legon Pakis di dalam kawasan TNUK. Di sepanjang jalan sawah-sawah kering kerontang dan pepohonan meranggas. Kemarau panjang sudah berlangsung lebih dari empat bulan di kawasan ini menyisakan pemandangan nan gersang.

Kondisi jalan masih sama buruknya dengan kemarin. Jarak 25 km kami tempuh dalam waktu 4,5 jam penuh prahara diatas sadel. Pantat yang sudah kapalan sekalipun bakal nyeri dengan guncangan seperti ini. Tapi semangat kami tetap membara untuk sampai di ujung jalan. Melintasi sejumlah kampung, bau asap kayu bakar merebak di udara yang kering. Persawahan tadah hujan meranggas dimana-mana karena sudah tiga bulan tak kunjung hujan.

Sebagian penduduk menjemur kopra untuk diangkut ke Labuan, memecah batu, menambang pasir di sungai-sungai kecil, dan menjemur ikan hasil tangkapan di laut. Lainnya duduk di teras atau menjaga warung. Mereka menyapa kami dengan ramah dan santun.

Untuk mengusir jenuh, saya ajak sekelompok anak Kampung Cigorowong bersepeda bareng. Tujuh anak usia 10-11 tahun yang menamakan kelompoknya 'Tarik Gowes' itu ternyata jago kebut dengan bmx di jalanan berbatu. Senang melihat kelincahan dan polah mereka yang riang gembira diatas sadel, ngebut saling susul, meninggalkan debu beterbangan.

Akhirnya tibalah kami di pintu masuk TNUK. Tugu badak yang bagian culanya sudah rompal dan tulisan 'Welcome to Ujung Kulon' menyambut bisu. Angin panas menerbangkan butiran pasir halus yang melekat di rumah-rumah dan pepohonan di pinggiran jalan.

Pak Abun, jagawana yang berjaga di Pos PHPA Legon Pakis memberitahu bahwa karcis masuk TNUK seharga Rp 2.500 ditambah asuransi Rp 3.000 dibayar di Pos PHPA di Desa Taman Jaya. Tak ada petunjuk apa pun saat kami tiba di Taman Jaya sehingga kami terus saja masuk ke dalam kawasan TNUK.

Matahari beranjak ke ubun-ubun saat kami tiba di Kampung Legon Pakis di dalam kawasan TNUK. Itulah peradaban terakhir di batas hutan dan pantai ujung barat Pulau Jawa. Kampung itu berupa kumpulan 30-an rumah disela-sela pohon kelapa. Pengunjung TNUK biasa bermalam di rumah-rumah warga atau Pos PHPA di kampung itu. Kalau mau, bisa juga berkemah di kawasan hutan.

Di pinggiran pantai kami bongkar logistik dan memasak. Keheningan hutan ditingkahi debur ombak kecil mengobati penat sepanjang jalan. Sore hari kami kembali ke Sumur dan bermalam lagi.

Minggu (23/9/2012) perjalanan pulang ke simpang Tanjung Lesung-Citeureup kami tempuh melalui Cibaliung, melintasi jalan turun-naik mendaki perbukitan. Jaraknya memang lebih jauh yaitu 46 km, tapi kondisi jalannya mulus. Ada jalur lain yang lebih pendek sekitar 25 km yaitu melalui Cigeulis, namun saat ini jalan tembus yang di dekat Sumur masih dibangun.

Di rumah Budi memeriksa kadar gula darahnya saat puasa ternyata 114 (dengan ambang batas 110-120) dan badannya segar bugar. Tirakat kami ke barat berakhir disini... (Max Agung Pribadi)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com