Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keindahan di Balik Keangkeran Pulau Seraya

Kompas.com - 27/09/2012, 05:53 WIB

Namun, jangan salah pula, karena kalau pengunjung ramai, pihak pengelola membatasi lama tinggal pengunjung untuk menginap.

”Kalau pengunjung banyak, kami hanya memberikan waktu menginap bagi pengunjung maksimal 3 hari. Kasihan pengunjung lain yang antre,” ujar Paulus Chung, pengelola bungalo Pulau Seraya.

Biasanya masa padat kunjungan itu pada bulan Juli-Agustus, terutama dari kalangan wisatawan asing.

Uniknya, pihak pengelola hanya akan menyalakan genset dari pukul 18.00-22.30 Wita. Maklum, tempat itu belum terjangkau jaringan listrik PLN.

”Pada pukul 22.30 genset kami padamkan karena umumnya wisatawan asing meminta itu, tak ada lagi aktivitas atau kegaduhan. Mereka ingin beristirahat dengan suasana tenang,” kata Paulus.

Di sisi lain, Pulau Seraya juga menyimpan kisah agak menyeramkan. Hal itu sebagaimana dituturkan oleh Andi Anwar (47), warga Pulau Seraya Kecil, yang tinggal di balik bukit dari bungalo berdiri.

”Dulu pulau ini dikenal sepi dan angker. Tidak ada orang yang berani tinggal di sini. Saya ke sini waktu itu berumur 11 tahun, diajak oleh almarhum ayah saya. Saat kami datang, baru ada tiga-empat rumah,” ungkap Andi.

Menurut Andi, awal mula yang singgah di pulau berpasir putih itu adalah para punggawa Bajo yang mencari ikan dan teripang. Mereka kemudian tinggal di pulau tersebut.

Keangkeran yang dimaksud, warga yang tinggal di situ dulu sering kerasukan roh halus. Untuk menyadarkannya harus dilakukan penyembelihan seekor kambing. Kepala kambing itu digantung di pohon asam yang tumbuh di tengah kampung itu.

Mase (almarhum), ayah Andi dari Sulawesi Tengah, yang dikenal memiliki kemampuan supranatural semacam tabib, lalu diminta tinggal di pulau tersebut guna menyembuhkan warga setempat yang sakit atau pun yang kerasukan roh jahat.

”Keunikan pulau ini juga mempunyai batu hias berwarna biru di dasar laut. Arus laut di perairan pulau ini pun tenang. Pada musim barat, yang terjadi umumnya angin saja yang kencang, gelombang pun relatif landai.

Antibom ikan

Masyarakat di sini juga memegang teguh aturan untuk tidak mencari ikan dengan potas atau bom ikan. Dengan demikian, lingkungan bawah laut di sini benar-benar lestari. ”Kami memancing di pinggir pantai saja mudah mendapat ikan,” kata Andi.

Seiring berjalannya waktu, dengan pertambahan penduduk dan kemajuan zaman, kini gangguan yang aneh-aneh seperti dulu tidak pernah ada lagi di Pulau Seraya. Yang tampak dan terasa di pulau ini hanyalah keindahan, keteduhan, dan ketenangan.

Yang lebih memuaskan lagi, biasanya pengunjung Pulau Seraya dalam perjalanan pulang ke Labuan Bajo, kapten kapal akan menawari untuk singgah di Pulau Bidadari, yang saat ini dikelola oleh warga Inggris, Ernest Lewan Dowsky.

Pulau Bidadari juga berpasir putih dan memiliki pemandangan bawah laut yang tak kalah menarik dengan Pulau Seraya.

Yang pasti, bagi Anda yang ingin menenangkan diri, berbulan madu, atau sekadar berlibur merilekskan diri dari segala rutinitas dan kepenatan, Pulau Seraya layak menjadi pilihan…. (Samuel Oktora)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Jalan Jalan
Segara Kerthi Diperkenalkan ke Delegasi World Water Forum di Bali, Apa Itu?

Segara Kerthi Diperkenalkan ke Delegasi World Water Forum di Bali, Apa Itu?

Travel Update
Sederet Aktivitas Seru di Jungwok Blue Ocean, Tak Hanya Bisa Foto

Sederet Aktivitas Seru di Jungwok Blue Ocean, Tak Hanya Bisa Foto

Jalan Jalan
Kering Sejak Maret 2024, Waduk Rajui Jadi Spot Instagramable di Aceh

Kering Sejak Maret 2024, Waduk Rajui Jadi Spot Instagramable di Aceh

Travel Update
Arab Saudi Targetkan Lebih dari 2 Juta Kunjungan Turis Indonesia pada 2024

Arab Saudi Targetkan Lebih dari 2 Juta Kunjungan Turis Indonesia pada 2024

Travel Update
7 Hotel Dekat Stasiun Gambir, Mulai Rp 125.000

7 Hotel Dekat Stasiun Gambir, Mulai Rp 125.000

Travel Update
Wisata ke Arab Saudi Kini Bisa Pakai Visa Umrah

Wisata ke Arab Saudi Kini Bisa Pakai Visa Umrah

Travel Update
Promo Pameran Saudi Tourism Authority, Diskon Umrah hingga Rp 3 Juta

Promo Pameran Saudi Tourism Authority, Diskon Umrah hingga Rp 3 Juta

Travel Update
Wisatawan Nekat Kunjungi Tangga Haiku di Hawaii meski Sudah Ditutup

Wisatawan Nekat Kunjungi Tangga Haiku di Hawaii meski Sudah Ditutup

Travel Update
P'Narach Food and View, Resto dengan Konsep Unik di Kabupaten Semarang

P'Narach Food and View, Resto dengan Konsep Unik di Kabupaten Semarang

Jalan Jalan
Bandara di Jepang Ini Tidak Pernah Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun

Bandara di Jepang Ini Tidak Pernah Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun

Travel Update
Air Terjun Dolo: Pesona Alam Lereng Gunung Wilis di Kabupaten Kediri

Air Terjun Dolo: Pesona Alam Lereng Gunung Wilis di Kabupaten Kediri

Jalan Jalan
5 Tempat Wisata Dekat Simpang Lima Semarang, Bukan Cuma Lawang Sewu

5 Tempat Wisata Dekat Simpang Lima Semarang, Bukan Cuma Lawang Sewu

Jalan Jalan
25 Hotel Terbaik di Dunia 2024 Versi TripAdvisor, Ada dari Indonesia

25 Hotel Terbaik di Dunia 2024 Versi TripAdvisor, Ada dari Indonesia

Hotel Story
Barang yang Paling Sering Ditinggal Wisatawan di Bandara, Apa Saja?

Barang yang Paling Sering Ditinggal Wisatawan di Bandara, Apa Saja?

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com