Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berburu Lodek di Pulau Nusa Penida

Kompas.com - 16/10/2012, 17:42 WIB

”Kami menyadari masih perlu banyak pembenahan di sana-sini dari fasilitas penginapan hingga fasilitas kesehatan. Soal kesehatan penting karena tak hanya persoalan pariwisata, tetapi persoalan masyarakat setempatnya. Pelan-pelan...,” katanya, pertengahan April lalu.

Michael Septanto, Manajer Operasional Quicksilver, optimistis Pulau Nusa Penida tak ada matinya untuk pariwisata. Di sana, memiliki laut yang sangat jernih yang dari atas perahu bisa melihat langsung terumbu karang. Sejumlah wisatawan China dan Korea mengaku tidak cukup sehari perjalanan untuk menikmati keindahan alam bawah laut di Nusa Penida.

Setiap hari, lanjut Septanto, rata-rata kapal pesiar miliknya yang berkapasitas sekitar 300 orang ini penuh mengangkut wisatawan ke Pulau Nusa Penida. Itu terjadi sejak awal tahun 1990-an. Fakta ini menandakan jalur wisata ke pulau itu cukup prospektif.

Bahkan, cuaca hampir tidak terpengaruh dengan perjalanan wisata itu. ”Selama syahbandar di Pelabuhan Benoa mengatakan aman dalam cuaca apa pun, kapal pesiar tetap berangkat dan juga selalu ada penumpangnya. Selama Nusa Penida dirawat keasliannya, pulau ini tidak akan pernah sepi dikunjungi wisatawan, terutama dari kawasan Asia,” ujarnya.

Ongkos kapal Quicksilver sekitar Rp 600.000 per orang. Setiap penumpang yang hampir semuanya wisatawan asing asal Asia itu mendapatkan fasilitas makan pagi dan makan siang, serta melihat ikan dan terumbu karang. Permainan air yang tersedia seperti waterboom, menyelam, atau sekadar berenang sekaligus menikmati pesona pasir pantai.

Kapal pesiar itu juga menyiapkan penginapan bagi wisatawan yang ingin lebih lama menikmati pesona wisata di Nusa Penida. Harga menginap per kamarnya bisa mulai Rp 30.000.

Selain itu, tersedia pula sejumlah hotel di pulau tersebut. Wisatawan dibuat untuk lebih lama menikmati pesona panorama dan makanan di pulau itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com