Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DMO Tingkatkan Daya Saing Pariwisata

Kompas.com - 03/07/2013, 21:04 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Pengelolaan destinasi pariwisata melalui tata kelola terpadu atau Destination Management Organization (DMO) selain untuk meningkatkan daya saing pariwisata juga mensejahterakan masyarakat lokal di sekitar daya tarik wisata.

Hal tesebut diungkapkan Dirjen Pengembangan Destinasi Pariwisata Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Firmansyah Rahim ketika membuka “Konsinyering Dalam Rangka Peningkatan Kualitas Pengelolaan Destinasi Pariwisata Melalui Program DMO” di Jakarta, Rabu (3/7/2013) seperti dikutip dari siaran pers yang diterima Kompas.com.

“Tata kelola destinasi pariwisata terpadu (DMO) mengedepankan sinergisitas semua stake holder pariwisata, termasuk dengan masyaraka lokal agar mendapatkan manfaat dalam meningkatkan kesejahteraan mereka,” kata Firmansyah.

Firmansyah mengatakan, program DMO diterapkan di 15 daerah destinasi pariwisata di seluruh Indonesia dalam kurung waktu lima tahun 2010 hingga 2014. “Sebagian besar dari 15 DMO saat ini sudah berada dalam tahap pengembangan manajemen destinasi, dan sebagian sudah ada yang memasuki tahap penguatan dan penataan organisiasi pengelolaan destinasi atau memasuki tahap transnformasi DMO keempat,” kata Firmansyah.

Sementara itu Direktur Perancangan Destinasi dan Investasi Pariwisata Lokot Ahmad Enda mengatakan, sampai saat ini Indonesia masih menghadapi masalah rendahnya manajemen destinasi pariwisata. "Selain itu kita juga masih menghadapi kompleksitas karakter kepariwisataan baik itu multisektor, multidisiplin, dan multistakeholder," katanya.

Lokot mengatakan, pariwisata bersifat lintas batas atau tidak mengenal batas administratif. Di samping itu, pariwisata melibatkan elemen-elemen yang saling berhubungan satu sama lain sehingga perlu sistem pengelolaan destinasi. Dalam hal ini target pencapaian DMO harus didasarkan pada target ekonomi, lingkungan, sosial budaya, dan kualitas pengelolaan destinasi.

“DMO harus diterapkan dengan strategi koordinasi, melibatkan seluruh pemangku kepentingan, kemitraan, kepentingan dan tujuan bersama, serta memiliki indikator dan kinerja,” tuturnya.

DMO pada dasarnya, kata Lokot, bertujuan untuk meningkatkan kualitas destinasi dan jumlah kunjungan wisatawan melalui pengelolaan destinasi pariwisata yang berkelanjutan. "Dengan begitu kondisi destinasi kita pada masa depan menjadi lebih baik," katanya.

Ia mencontohkan, destinasi bisa meningkat menjadi berskala internasional bila telah memenuhi indikator di antaranya dikenal secara internasional, dikunjungi wisman, memiliki akses internasional (fisik maupun nonfisik), dan memenuhi standar internasional dari sisi kebersihan hingga kenyamanan.

Sebanyak 15 destinasi pariwisata yang dikembangkan dengan konsep DMO meliputi Kota Tua Jakarta, Pangandaran (Jabar), Borobudur (Jateng), Bromo-Tengger-Semeru (Jatim), Toba (Sumut), dan Sabang (NAD). Selain itu Bali, Rinjani (NTB), Komodo-Kelimutu-Flores (NTT), Tanjung Puting (Kalteng), Derawan (Kaltim), Toraja (Sulsel), Bunaken (Sulut), Wakatobi (Sultra), dan Raja Ampat (Papua).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenuh Butterfly Park Bali Punya Wahana Seru

Kemenuh Butterfly Park Bali Punya Wahana Seru

Jalan Jalan
Kemenuh Butterfly Park Bali: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Kemenuh Butterfly Park Bali: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Jalan Jalan
Kapal Wisata Terbakar di Labuan Bajo, Wisatawan Diimbau Hati-hati Pilih Kapal

Kapal Wisata Terbakar di Labuan Bajo, Wisatawan Diimbau Hati-hati Pilih Kapal

Travel Update
5 Tips Traveling Saat Heatwave, Apa Saja yang Harus Disiapkan

5 Tips Traveling Saat Heatwave, Apa Saja yang Harus Disiapkan

Travel Tips
Penerbangan Bertambah, Sandiaga: Tiket Pesawat Mahal Sudah Mulai Tertangani

Penerbangan Bertambah, Sandiaga: Tiket Pesawat Mahal Sudah Mulai Tertangani

Travel Update
Pencabutan Status Bandara Internasional Tidak Pengaruhi Kunjungan Turis Asing

Pencabutan Status Bandara Internasional Tidak Pengaruhi Kunjungan Turis Asing

Travel Update
Bagaimana Cara agar Tetap Dingin Selama Heatwave

Bagaimana Cara agar Tetap Dingin Selama Heatwave

Travel Tips
Gedung Pakuan di Bandung: Lokasi, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Gedung Pakuan di Bandung: Lokasi, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Travel Update
Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri yang Berlatar Perbukitan

Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri yang Berlatar Perbukitan

Jalan Jalan
7 Tips Berkemah di Pantai agar Tidak Kepanasan, Jangan Pakai Tenda di Gunung

7 Tips Berkemah di Pantai agar Tidak Kepanasan, Jangan Pakai Tenda di Gunung

Travel Tips
Berlibur ke Bangkok, Pilih Musim Terbaik untuk Perjalanan Anda

Berlibur ke Bangkok, Pilih Musim Terbaik untuk Perjalanan Anda

Travel Tips
Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Siapkan Wisata Pagi dan Malam

Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Siapkan Wisata Pagi dan Malam

Travel Update
Pantai Kembar Terpadu di Kebumen, Tempat Wisata Edukasi Konservasi Penyu Tanpa Biaya Masuk

Pantai Kembar Terpadu di Kebumen, Tempat Wisata Edukasi Konservasi Penyu Tanpa Biaya Masuk

Travel Update
Siaga Suhu Panas, Petugas Patroli di Pantai Bangka Belitung

Siaga Suhu Panas, Petugas Patroli di Pantai Bangka Belitung

Travel Update
Cara ke Museum Batik Indonesia Naik Transjakarta dan LRT

Cara ke Museum Batik Indonesia Naik Transjakarta dan LRT

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com