Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menilik Kemegahan Masa Lalu

Kompas.com - 15/08/2013, 18:03 WIB

Pengaruh zaman nyata pula pada batik Belanda. Batik yang diproduksi pengusaha Indo-Belanda dengan pembatik-pembatik pribumi ini bercitarasa Eropa, diproduksi sekitar tahun 1840-1910. Pembatik Jawa yang bekerja untuk para noni Belanda dapat menuangkan dongeng populer Eropa, seperti ”Putri Salju”, ”Hanzel dan Gretel”, dan ”Kisah si Topi Merah”, menjadi motif batik. Batik Metzelaar dan Van Zuylen yang terkenal dengan ragam hias halus juga bisa dinikmati di sini.

Pada masa penjajahan, dibuat pula batik Perang Diponegoro. Namun, yang termuat sebagai motif hanya gambar tentara kompeni dan persenjataan mereka. Tidak ada gambar Pangeran Diponegoro dan pasukannya.

Sebelum tahun 1910, batik yang dibuat pengusaha keturunan China memuat ragam hias binatang dari mitos China, seperti naga, burung hong, dan singa berkepala anjing. Setelah tahun 1910, batik China mengadopsi motif bunga, dedaunan, dan kupu-kupu dari batik Belanda. Pada batik China dikenal istilah batik ”Tiga Negeri” dengan motif yang memuat warna merah, biru, dan soga.

Tiap lembar kain batik Tiga Negeri diwarnai di tiga daerah. Motif merah diwarnai di Lasem, biru di Kudus atau Pekalongan, sedangkan soga di Surakarta atau Yogyakarta. Bayangkan jarak yang mesti ditempuh untuk membuat selembar kain batik di zaman ketika kemudahan transportasi masih jauh dari bayangan.

Di sejumlah daerah, batik mempunyai kekhasan corak dan warna tersendiri. Semua menyimpan cerita. Melihat keindahan batik yang bernilai seni tinggi tidak akan lengkap tanpa memahami pula bagaimana proses produksinya. Museum ini menunjukkan pula tahapan dari kain mori putih hingga jadi batik, serta bahan–bahan yang dibutuhkan untuk itu.

Perjalanan melihat kemegahan warisan budaya meninggalkan bekas lebih dalam di hati ketika kami mencoba mengguratkan malam (lilin) batik dengan canting bersama para pembatik di bengkel kerja yang ada di belakang museum. Terdapat sekitar 300 pembatik yang bekerja memproduksi batik tulis dan cap di bengkel itu.

Bau malam yang dipanaskan dengan tungku-tungku kecil sungguh menggoda. Namun, melukiskan pola batik sederhana sekalipun sungguh tak mudah bagi tangan yang tak biasa. Sungguh warisan budaya yang berharga. (Nur Hidayati)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga Mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga Mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahim Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahim Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

Travel Tips
Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Travel Update
10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

Travel Tips
Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com