"Tourism itu besar karena tourism tak hanya mewakili leisure saja, tetapi MICE (Meeting, Incentive, Convention, dan Exhibition) juga termasuk," kata Regional Country Manager PT Pacific World Nusantara, Ida Bagus Lolec dalam Halal Bihalal & Diskusi MICE Forum Series 2013 Majalah Venue di Kota Kasablanka, Selasa (17/9/2013) malam.
Lolec mengatakan, contohnya Bali. Setiap tahun ada sekitar 600 sampai 700 grup menyelenggarakan kepentingan MICE di sana. "Corporate meeting (rapat instansi) yang terbesar," kata Lolec.
Sementara Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Nusa Tenggara Barat, Awanadhi Aswinabawa pun menimpali bahwa perkembangan pariwisata untuk kebutuhan MICE juga berkembang baik di NTB.
"MICE domestik berkembang cukup baik di NTB. Hampir 50 persen wisatawan yang datang adalah kontribusi dari MICE," kata Awan.
Perkembangan MICE juga terjadi di Sumatera Barat. Ketua BPPD Sumatera Barat Maulana Yusran mengakui wisatawan yang datang dengan keperluan MICE sudah mulai meningkat.
"Di daerah kita juga ingin mengembangkan MICE, tidak hanya di Jakarta dan Bali saja. Untuk Sumbar saat ini kita lihat baru meeting, yang kita kurang adalah eksebisi," kata Yusran.
Dia berharap, dengan pembangunan Bandara Internasional Kuala Namu di Sumatera Utara dapat menyebarkan wisatawan, baik dalam maupun dari luar negeri terutama di wilayah Sumatera.
Direktur Konvensi, Insentif, dan Minat Khusus Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Rizky Handayani mengakui pembangunan infrastruktur untuk memfasilitasi kepentingan MICE belum berjalan baik.
"Beberapa kendala kita temui dalam pembangunan MICE ini. Seperti masalah infrastruktur penerbangan, masalah ketersediaan ruangan, dan konvensi," kata Rizky.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.