Perlahan tetapi pasti, warga lokal tersudut di tengah gempita turisme di Labuan Bajo. Tak sedikit dari mereka yang hanya menjadi penonton di antara lalu lalang turis lokal dan asing yang tengah menikmati kekayaan dan keindahan Indonesia timur.
Sebuah peristiwa tahun 2010 menggugah keprihatinan Doni Parera. Suatu ketika, seorang tukang ojek bertengkar dengan turis asal Australia gara-gara salah paham. Sesampai di Bandar Udara Komodo, Labuan Bajo, turis itu meminta diantarkan ke hotel. Dia meminta tukang ojek mengantarnya ke beberapa hotel sebelum mengambil keputusan menginap di satu hotel.
”Si tukang ojek memberikan penawaran dengan kata five, five, five! Si turis pun sepakat, dia berpikir tarif ojeknya Rp 5.000. Namun, setelah sampai di hotel, si tukang ojek menolak ketika disodori uang pecahan Rp 5.000. Dia minta Rp 50.000,” kata Doni.
Si turis bersikeras telah ada kesepakatan harga, yakni Rp 5.000, untuk jasa ojek dari bandara ke hotel. Jaraknya hanya sekitar 3 kilometer. Namun, si tukang ojek tak mau menerima pembayaran Rp 5.000. Dia meminta Rp 50.000 meski sebelumnya berkali-kali bilang ”five” kepada si turis saat memberikan penawaran.
Persoalan komunikasi ternyata tak hanya dihadapi tukang ojek sebagai profesi yang terbilang sering berhubungan dengan turis asing di Labuan Bajo. Kesalahpahaman juga dialami seorang penjual martabak di salah satu sudut kawasan kota. Karena tak paham bahasa Inggris, dia bertengkar dengan seorang turis. Si turis menolak membayar satu porsi martabak yang dia pesan karena rasa martabak tak sesuai pesanannya.
Kursus bahasa
Dengan niat membantu tetangga dan warga kotanya, Doni nekat membuka kursus bahasa Inggris secara gratis pada 2011. Pelatihan digelar selama tiga bulan dengan dua-tiga kali pertemuan dalam sepekan. Targetnya, peserta bisa menguasai teknik percakapan dasar bahasa Inggris sehingga tidak muncul kesalahpahaman lagi antara wisatawan dan warga setempat.
Doni terbilang bermodal nekat terkait niatnya membuka kursus bahasa. Sebab, tidak ada modal lain selain kemahirannya berbahasa Inggris. Beruntung ada seorang pemilik toko penyedia jasa dan peralatan menyelam yang bersedia meminjamkan lantai dua tokonya sebagai tempat kursus dan memberikan donasi untuk keperluan administrasi.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.