Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perempuan Jeju yang Perkasa

Kompas.com - 13/10/2013, 09:31 WIB
PEREMPUAN Jeju lebih gigih dalam memperjuangkan keluarganya dibandingkan dengan perempuan Asia lainnya. Perempuan Jeju menginspirasi nilai kemanusiaan secara universal. Kota ini memiliki perempuan pekerja keras yang menjadi panutan sejak dahulu.

Sampai saat ini, ratusan ibu yang rata-rata berusia 40 tahun sampai 70 tahun masih aktif menyelam tanpa menggunakan alat bantu pernapasan di sepanjang pesisir pantai utara Jeju. Perempuan perkasa ini menyelam untuk mendapatkan keong laut berbentuk kerucut yang disebut abaloni.

Dahulu kegiatan menyelam dilakukan secara massal, mencapai ribuan orang. Kaum perempuan itu harus tetap menghidupi keluarga yang ditinggal mati suami, yang berprofesi sebagai nelayan, akibat angin badai. Pada masa pendudukan Jepang, laki-laki di Jeju juga semakin sedikit karena dipaksa bekerja di bawah penindasan.

Perempuan Jeju tanpa kenal lelah mengumpulkan abaloni untuk menyambung hidup keluarga. Tidak ada kata menyerah pada perempuan Jeju yang berprofesi sebagai haenyeo (penyelam).

Mungkin ada yang beranggapan menyelam di laut dangkal merupakan pekerjaan biasa yang dapat dilakukan siapa saja. Namun, tahukah Anda, air laut Jeju terbilang dingin. Pada musim panas saja, suhunya mencapai 15 derajat celsius dan pada musim semi hanya berkisar 8-10 derajat celsius.

Badai besar

Menurut Choi Won, pemandu wisata yang akrab disapa Wonny, pulau di barat daya Seoul ini dikenal dengan istilah Samdado. Artinya, pulau ini berlimpah dengan batu, angin, dan perempuan. Batu berserakan di mana saja. Bahkan, saat menanam, seorang petani harus menyingkirkan batu terlebih dahulu dari ladangnya.

Jeju memiliki potensi badai besar. Dahulu, setiap tahun, ribuan nelayan kehilangan nyawa karena badai sehingga banyak perempuan Jeju menjanda.

Kehidupan nelayan tidak terpisahkan dari perempuan Jeju. Pasar ikan di kota Jeju lebih dikuasai perempuan. Lebih dari 75 persen pedagang ikan adalah kaum ibu. Mereka tidak canggung mengerjakan tugas layaknya laki-laki walau beberapa di antara mereka memiliki struktur tubuh yang tidak lurus lagi.

Kerasnya kehidupan di Jeju memang terbentuk sejak ratusan tahun lalu. Jeju adalah pulau buangan bagi kriminal atau orang yang berseberangan dengan penguasa kerajaan. Persis seperti kisah orang-orang Australia, yang dibuang dari daratan Inggris pada zaman dahulu. (SAH)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Jalan Jalan
Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Travel Update
Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Travel Update
Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Jalan Jalan
10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

Jalan Jalan
Tanggapi Larangan 'Study Tour', Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Tanggapi Larangan "Study Tour", Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Travel Update
Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Travel Update
Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Travel Update
Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Travel Update
World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

Travel Update
Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Travel Update
Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Travel Update
5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Travel Update
Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com