Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mau Pelesir ke Luar Negeri? Ini Persiapannya...

Kompas.com - 25/11/2013, 13:31 WIB
Fira Abdurachman

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Saltum atau salah kostum ke pesta ulang tahun paling juga malu. Namun kalau salah kostum di negeri orang, bahaya urusannya. Bisa-bisa sakit badan. Untuk itu, penting mengetahui seperti apa kondisi negara yang akan dikunjungi. Persiapkan pula hal–hal yang diperlukan agar perjalanan dan kegiatan di sana bisa berjalan lancar. Bila tidak, maka bisa jadi perjalanan liburan menjadi tidak nikmat. Parahnya, perjalanan itu untuk bisnis dan menjadi tidak sukses.

Berikut beberapa hal yang harus diperhatikan dan dipersiapkan saat berkunjung ke luar negeri:

1. Cuaca

Kapan waktu kita ke sana dan musim apa? Apakah musim dingin, panas, gugur, atau semi. Cuaca ini terkait dengan pakaian yang kita persiapkan. Jangan sampai saat musim dingin, tetapi tidak bawa jaket musim dingin. Bila terjadi, berbagai kegiatan pun akan terganggu karena kesulitan ke luar ruangan.

Cuaca juga terkait persiapan lainnya, misalnya udara dingin membuat kulit menjadi kering, kadang sampai gatal. Persiapkanlah pelembab yang khusus untuk kulit kering.

KOMPAS.COM/FIRA ABDURACHMAN Berwisata ke luar negeri.

Kalau musim gugur, pemandangan menjadi sangat indah. Tak ada salahnya mempertimbangkan menambah waktu liburan di sana.

2. Budaya dan kebiasaan setempat

Banyak adat istiadat lokal yang harus diperhatikan dan dipatuhi oleh para pendatang, terutama ke negara–negara yang memiliki ideologi yang kuat. Misal, bila pergi ke negara Islam atau ke negara dengan penduduk mayoritas Muslim, jangan sampai memakai baju yang terbuka. Pakaian terbuka akan dianggap tidak sopan dan mengganggu masyarakat lokal.

Di beberapa tempat di negara dengan mayoritas penganut Hindu atau Buddha, di tiap sudutnya akan terlihat masyarakat lokal melakukan ritual kepercayaan. Kadang bagi kita hal itu terlihat aneh bila tidak terbiasa. Untuk itu, jangan sampai tertawa, misalnya, atau menunjukkan wajah kaget. Perilaku ini akan sangat menyinggung perasaan masyarakat lokal dan sangat tidak sopan.

3. Bahasa

Tak ada salahnya mempelajari beberapa kata umum yang sering diucapkan sehari–sehari. Kata yang patut dipelajari biasanya terkait dengan percakapan umum masyarakat lokal. Selain itu, yang juga penting, kata–kata terkait transaksi di tempat umum atau publik, seperti pasar, restoran, dan jalan.

KOMPAS.COM/FIRA ABDURACHMAN Berwisata ke luar negeri.

Beberapa kata yang penting dihapal dalam bahasa lokal antara lain:
- Selamat datang/pagi/siang/sore/malam
- Maaf
- Ya/tidak
- Permisi
- Angka dan mata uang lokal

4. Makanan

Jangan sampai tidak makan di negeri orang, bisa sakit. Cari tahu jenis makanan di negara yang dituju. Kalau masih negara ASEAN atau Asia, biasanya hal ini masih tidak terlalu masalah, minimal masih mudah cari nasi.

Namun jika ke negara di benua Eropa, Amerika Serikat, dan Afrika, jenis makanan umumnya sangat jauh berbeda. Tak ada salahnya mempersiapkan beberapa makanan pendukung, seperti saus cabe, makanan kering, atau bawa beras dan rice cooker untuk menolong rasa makanan di sana.

KOMPAS.COM/FIRA ABDURACHMAN Berwisata ke luar negeri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Jalan Jalan
Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Travel Update
Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Travel Update
Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Jalan Jalan
10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

Jalan Jalan
Tanggapi Larangan 'Study Tour', Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Tanggapi Larangan "Study Tour", Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Travel Update
Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Travel Update
Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Travel Update
Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Travel Update
World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

Travel Update
Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Travel Update
Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Travel Update
5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Travel Update
Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com