Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengejar Paul McCartney hingga Osaka

Kompas.com - 01/12/2013, 11:42 WIB
Karisma The Beatles masih dapat dirasakan, bahkan lebih dari 40 tahun setelah kelompok asal Liverpool ini bubar pada 1970. Dari empat anggotanya, John Lennon dan George Harrison telah tiada sementara Ringo Starr  sudah menikmati masa tuanya. Tinggal Paul McCartney yang masih bertahan, meski kini telah berusia 71 tahun! Karena itulah, buat Ayu Primantari -- seorang penggemar hardcore The Beatles -- menonton Sir Paul beraksi merupakan pengalaman seumur hidup yang harus dijalaninya. Berikut kisah perjuangannya hadir di pesta musik bersama Sir Paul.

OSAKA, KOMPAS.com - Angin dingin musim semi di Jepang terasa menggigit ketika aku berdiri mengantre di depan pintu nomor 10 Kyocera Dome Osaka, yang dulu dikenal dengan nama Osaka Dome. Ini bukan antrean penonton baseball, tapi sekumpulan orang yang akan mendapatkan tiket masuk konser legenda musik paling popular di muka bumi ini, Sir Paul McCartney a.k.a Macca.

Mantan The Beatles yang namanya sekarang ditulis dengan PMc, akan manggung hari kedua di Osaka yang kemudian berlanjut ke Fukuoka dan Tokyo.  Jepang adalah satu-satunya destinasi di Asia yang menjadi akhir dari tur promo Out There! untuk memperkenalkan album baru Paul bertajuk NEW. Out There!

Dimulai di kota Belo Horizante, Brazil pada tanggal 4 Mei 2013 dan terus bergulir ke 25 kota di 7 negara di Amerika, Kanada dan Eropa hingga pertengahan Agustus 2013. Dalam usia 71 tahun, Paul terbukti masih menjadi magnet super kuat yang bisa memaksa fans-nya dari berbagai negara di sekitar kota-kota yang didatanginya untuk berbondong-bondong menyaksikan konser yang menurut rumor, mungkin akan menjadi tur pamungkas dalam kehidupannya.

Dan rangkaian konser di Jepang ini dapat dikatakan sebagai ucapan terima kasih Paul kepada publik Jepang karena NEW berhasil terjual lebih dari 23 ribu copy dalam waktu satu minggu saja dan pertama kali sejak 6 tahun silam, album ini langsung jadi No. 2 dalam Japanese Chart.

Impian masa kecil

Mengantre tiket pertunjukan (anggota) The Beatles adalah impian masa kecil yang tak pernah kubayangkan dapat terwujud. Tidak juga saat menonton film-film lama The Beatles seperti "Ä Hard Days Night," "Help" atau pun film-film live The Beatles dari The Tavern hingga Ed Sullivan.

Hadir bersama para penggemar PMc di luar Kyocera Dome Osaka seperti membuatku lupa dengan perjalanan panjang untuk bisa menyaksikan si Baby Face ini. Sejak memilih naik AirAsia bertarif 5,5 juta (pp) langsung menuju Osaka.

Perjalanan Jakarta-Osaka memakan waktu enam jam ditambah transit di Kuala Lumpur, Malaysia selama tiga jam. Aku berangkat pukul 08.30 dan mendarat di Osaka pukul 23.00. Cukup melelahkan, namun buat suatu pengalaman "once in a life time" hal ini layak dilakoni.

ROY KEBO ABIMANYU Mereka rela antre untuk membeli merchandise.
Karena besoknya mau nonton Paul, jadi aku memutuskan langsung ke hotel naik limousine bus (sekita Rp 100.000 untuk 1 jam perjalanan), yang berhenti di bus stop hotel besar, sekitar 300 meter dari hotelku  (Hearton Nishi Umeda), yang ada di sekitar Osaka Station. Langsung check-in hotel juga karena jam check-in di semua hotel di Jepang adalah jam 3 sore dan check-out jam 10 pagi. Ini peraturan hotel di Jepang yang tidak bisa ditawar. Makanya hotel-hotel di Jepang -- terutama toiletnya -- super duper bersihnya.

Memutuskan menginap di hotel adalah satu pilihan. Sebelumnya, aku pernah memutuskan tidur di  bandara Osaka  karena malas harus cari hotel di malam hari.  Ini pun tidak masalah.  Banyak calon penumpang yang melakukan hal ini dan mereka cukup memberi tahu jadwal penerbangan apabila ditanya oleh polisi bandara. Di bandara Osaka, tersedia lounge yang menyewakan kamar mandi. Cukup dengan membayar sekitar Rp 50.000 kita sudah berhak menggunakan fasilitas kamar mandi dan handuk bersih selama 15 menit dan siap beraktifitas.

Tarif hotel di Jepang sebenarnya tak terlalu mahal seperti yang diperkirakan. Kamar single di hotel bintang 3 dekat stasiun kereta sekitar Rp 500.000. Semi double bed atau Double/Twin sekitar Rp 800 ribu – Rp 1,5 juta. Bisa juga menginap di Ryokan (homestay/losmen penduduk) dan tidur di tatami. Buat pengalaman sih boleh saja, tetapi agak repot karena harus membenahi kamar.

Kalau mau lebih murah, bisa menginap di hotel kapsul (tapi ini khusus buat pria), sekitar Rp 300.000 per malam per orang. Atau menginap di hostel (yang pakai bunk bed). Apa pun pilihan kita, yang penting, jumlah orang jangan coba-coba melebihi kapasitas kamar. Pasti kena biaya tambahan. Lagi pula, tempat tidur semi double bed itu benar-benar pas untuk 2 orang yang normal berat badannya. Kamar juga relatif kecil, hanya cukup untuk 2 koper.

Sekarang pilihan adalah moda transportasi. Buat orang yang pertama kali ke Jepang, biasanya ditawarkan paket JR Pass (Japan Railway) sebesar Rp 3 juta.  Kalau tidak dipakai keluar antarkota naik shinkansen, tiket ini agak mubazir karena di Jepang, selain JR banyak sekali perusahaan-perusahaan kereta api swasta atau subway yang tidak di bawah JR. Dan lagi, pakai JR Pass bikin kita punya keterbatasan mencari kereta sesuai rute yang kita butuhkan.

Aku sendiri tidak terlalu pusing dengan moda transportasi. Untuk menyaksikan konser Sir Paul McCartney, dari Osaka Station ada 2 rute subway ke Kyocera Dome (Osaka Dome). Yang pertama, naik Nagahori Tsurumi-ryokuchi Line dan turun di stasiun Dome-maeChiyozaki Station. Ini stasiun letaknya persis di depan Osaka Dome, jadi jalan kakinya tidak terlalu jauh. Antara stasiun dan Dome ada pertokoan besar namanya Aeon-Mall.

Alternatif lain adalah naik subway Chuo Line, tapi harus dilanjutkan jalan kaki lebih jauh menuju Dome. Ongkos naik subway atau JR di Jepang sangat bervariasi, tergantung dari tujuan dan perusahaan keretanya. Ada juga paket harian yang murah, kombinasi antara subway, JR atau monorail. Tapi buat penduduk non Jepang seperti aku, pilihan ini cukup memusingkan. Kalau perspektifnya turis, rata-rata setiap perjalanan dari hotel (sekitar stasiun besar) ke tujuan dalam kota sekitar 250-450 yen. Kalau agak ke luar kota (misalnya dari Osaka ke Arima Onsen yang jarak tempuhnya sekitar 1 jam), biayanya sekitar 900 yen sekali jalan.

Keharuan di Seputar Konser

Tiba-tiba mataku tertumbuk pada dua orang yang menempelkan telinganya ke dinding kaca pintu dome untuk coba mendengarkan suara band yang melakukan sound checking.  Kelihatannya mereka adalah fans berat The Beatles, terlihat dari aneka macam atribut pin, tas dan baju yang dikenakannya.  Lalu, salah satu yang memakai happi, blazer gaya Jepang yang juga dikenakan PMc ketika mendarat di bandara Kansai, mengusap matanya dan terlihat sangat terharu.  Aku tertawa dalam hati namun keharuan itu anehnya juga terasa menular dan membuat hangat perasaanku.

Langit menjelang senja. Masih satu jam lagi sebelum pintu-pintu dibuka. Mataku berkeliling. Mengapa penonton belum terlihat menyemut? Apakah karena ini bukan hari libur sehingga masih banyak orang yang bekerja di kantor meskipun mereka pasti sudah tak sabar untuk segera loncat ke subway dan berkumpul di sini?

ROY KEBO ABIMANYU Konser Sir Paul McCartney di Kyocera Dome Osaka, Jepang, yang dulu dikenal dengan nama Osaka Dome.
Ternyata dugaan itu tak sepenuhnya benar. Di depan pintu utama, dimana berbaris sekitar 20 kios tenda yang menjual aneka jenis merchandise konser, ribuan orang ternyata berbaris rapi menunggu giliran dilayani.  Padahal, kalau dikurs ke rupiah, pernak pernik barang dagangan itu tidak ada yang murah, maklum, semua barang ORI alias original dan tidak ada yang kawe.

Buku program dengan cetakan 3D dan dilengkapi kacamata, dijual 3.000 yen atau sekitar Rp 360.000.  T-shirt berharga mulai dari 4.000 yen dan yang terbilang murah hanya lanyard, pin dan tas blacu, sekitar 2.000 yen. Hampir semua barang laris manis dan hanya tersisa yang mahal ketika konser sudah berakhir.  Dijual tanpa diskon, pula.

Akhirnya, tepat jam 5 sore waktu setempat, pintu-pintu dibuka dan penonton masuk dengan tertib, tanpa dorong-dorongan.  Semua tiket mencantumkan nomor tempat duduk, lengkap dengan nomor pintu masuk, sektor dan row-nya. Tiket untuk Mereka yang berhasil membeli tiket di Jepang lebih beruntung daripada yang membeli tiket online, nama pembeli akan tercantum.  Jadi, bisa menjadi kenang-kenangan seumur hidup bahwa kita pernah menjadi saksi hidup kehebatan seorang Beatle.

Kurang dari 2 jam, stadium berkapasitas 36.000 tempat duduk itu hampir penuh terisi.  Tapi anehnya, suasana sangat tertib, bersih, tidak berisik dan pesing seperti kalau kita menonton pertunjukan di Gelora Bung Karno, Senayan. Penjualan makanan dan minuman di dalam arena sangat terbatas dan beberapa panitia menawarkan buku program yang langsung saja habis dibeli oleh orang-orang yang malas mengantre.

Molor sedikit dari jadwal pertunjukan jam 7 malam, tanpa basa basi, berdirilah sang legenda di tengah panggung dan menggebrak dengan lagu "Eight Days a Week". Kontan penonton juga berdiri dan memberikan applaus meriah sambil bertepuk tangan. Suasana hangat langsung disambung dengan lagu kedua, "Save Us", yang merupakan lagu pertama dalam album NEW.

Setelah dua lagu ini barulah Paul mengucap salam kepada penonton dengan menggunakan bahasa Jepang.  "Maido, Osaka" (= Hi, Osaka), "Tadaima, Osaka" (= I'm home, Osaka).  Penonton makin riuh rendah.  Paul lalu melepas long coat-nya dan terlihatlah  kemeja putih lengan panjang dengan motif garis tebal di bagian depan dipadu dengan blue jeans.

Melihat Paul McCartney bernyanyi live di panggung seakan seperti mimpi yang jadi kenyataan dan mengasyikan.  Kata-kata yang diucapkan dan tingkah lakunya menyirati energi yang penuh rasa senang dan haru sekaligus. Melihat seorang penonton mengenakan T-Shirt The Beatles ketika manggung di Budokan tahun 1966, kontan dia ngomong, “Agh, someone is wearing the Budokan T-Shirt. Well, I think I remember you!”.  Penonton tertawa, walaupun agak delay, karena mereka membaca dulu terjemahan omongan Paul di layar LED dalam bahasa Jepang.  Atau ketika dia bilang bahwa lagu "Maybe I’m Amazed" dinyanyikan untuk mengenang Linda, istri yang paling dicintainya. Dan lagu "Something" merupakan tribute to George Harrison, yang disebutnya sebagai my beautiful friend.

Total lagu yang dinyanyikan Paul adalah 37 lagu termasuk dua kali encore (permintaan agar Paul kembali naik panggung).  Empat lagu diambil dari album NEW, 25 lagu The Beatles dan sisanya adalah lagu-lagu Wings dan solo albumnya.

ROY KEBO ABIMANYU Konser Sir Paul McCartney di Kyocera Dome Osaka, Jepang, yang dulu dikenal dengan nama Osaka Dome.
Paul juga seorang musisi yang mumpuni dalam memainkan alat musik, mulai dari bass, gitar listrik, gitar akustik, piano sampai ukulele.  Ketika menyanyikan "Hey Jude" sambil bermain piano, pas di bagian “laa laaa laa laa …” dia lari ke tengah panggung dan mengkomandoi penonton untuk bernyanyi bersama dengan memisahkan genre. Lalu dia bertingkah seperti orang berpantomim sambil tertawa-tawa.  Dan tahukah Anda, apa lagu yang paling disukai orang Jepang menurut Paul? Jawabnya adalah "Obladi Oblada".

Tata lampu laser dan penggunaan film video sebagai background panggung juga tidak monoton. Semua disesuaikan dengan lagu yang dinyanyikan. Ketika menyanyi "Live and Let Die", secara mengejutkan sebarisan api muncul di panggung menambah detak lagu tersebut di bagian refrain. Penonton pun bersorak sorai terkagum-kagum.

Hampir 3 jam nonstop Paul memberikan penghiburan dan setelah selesai dengan Helter Skelter lalu disambung dengan medley lagu-lagu The Beatles: "Golden Slumbers", "Carry That Weight" dan "The End", aku tahu, mimpi ini akan berakhir.  Paul mengucapkan salam terima kasih dalam bahasa Jepang dialek Osaka, “Ookini”.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com