Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menggantang Harapan dari Turis China

Kompas.com - 02/12/2013, 15:35 WIB

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menargetkan kunjungan wisatawan asal China naik menjadi 820.000 orang tahun ini dengan sumbangan devisa 853 juta dollar AS atau sekitar Rp 8,5 triliun. Hingga Agustus 2013, realisasi kunjungan wisatawan China ke Indonesia tercatat 505.812 atau 61,68 persen. Sebagian besar turis itu berkunjung ke Bali. Tahun depan, target kunjungan wisatawan asal China naik tipis menjadi 1 juta orang.

Direktur Jenderal Pemasaran Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Esthy Reko Astuty mengemukakan, diperlukan sejumlah terobosan untuk fokus menggarap pasar wisatawan China. Tujuan wisatawan China perlu diperluas ke wilayah di luar Bali. Tahun depan, pihaknya mendorong arah promosi wisata ke Lombok, Yogyakarta, Pulau Komodo, dan Manado.

Namun, upaya memperluas pasar wisatawan China itu terganjal sejumlah kendala, seperti keterbatasan infrastruktur dan aksesibilitas ke daerah-daerah tujuan wisata, promosi, dan minimnya pemandu wisata yang bisa berbahasa mandarin sekaligus memahami kultur masyarakat China.

Bahkan, di tengah keinginan menggenjot arus wisman, pemerintah justru mengurangi anggaran promosi pariwisata sebesar 30 persen pada tahun 2014 dari sekitar Rp 600 miliar menjadi Rp 400 miliar.

Penghematan anggaran promosi, ujar Esthy, akan menghambat langkah promosi wisata Indonesia. Untuk mengantisipasi hal itu, diperlukan sinergi pengembangan wisata dengan melibatkan pelaku industri pariwisata.

Pihaknya berencana mendata kembali pasar China serta mendorong promosi wisata ke mal-mal China melalui kerja sama dengan agen perjalanan China.

Di sisi lain, dibutuhkan terobosan kebijakan lintas sektoral berupa perluasan kapasitas bandar udara serta penambahan maskapai penerbangan.

”Kami terus bernegosiasi dengan maskapai penerbangan dalam negeri untuk menambah rute baru. Akan tetapi, kapasitas bandara internasional yang sudah padat menyulitkan adanya slot penerbangan baru,” ujarnya.

Terobosan untuk mengembangkan pasar Indonesia-China justru datang lebih dulu dari Pemerintah China. Tahun ini, China Eastern membuka kembali rute Shanghai-Bali lima kali seminggu, Xiamens Airlines membuka rute baru Xianmen-Jakarta sebanyak tiga kali seminggu, dan Fuzhou-Jakarta sebanyak empat kali seminggu. Penambahan kursi untuk rute baru tersebut mencapai 136.136 kursi dari total kapasitas kursi untuk penerbangan asal China sebanyak 571.480 kursi.

Direktur Jenderal Komisi Pengembangan Pariwisata Provinsi Yunnan Duan Yue Qing yang berkunjung ke stan pameran Indonesia mengemukakan, Indonesia memiliki potensi pasar yang besar. Pihaknya sedang menjajaki rute penerbangan baru dengan salah satu maskapai China untuk destinasi Kunming-Jakarta dan Kunming-Bali. Pembukaan penerbangan langsung itu diharapkan secepatnya, serta menunggu kesiapan bandar udara di Jakarta dan Bali.

”Kami ingin memosisikan diri untuk menjadi jalur penghubung dengan Asia Tenggara,” ujar Qing. (BM Lukita Grahadyarini)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com