Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bertemu Terry di Tanjung Puting

Kompas.com - 07/12/2013, 14:37 WIB
MENYEBUT nama Tanjung Puting pasti akan teringat dengan orangutan. Memang Tanjung Puting identik dengan orangutan. Taman Nasional Tanjung Puting yang terletak di Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah selalu ramai dikunjungi wisatawan mancanegara. Tujuannya ingin melihat langsung keberadaan orangutan (Pongo pygmaeus) di habitatnya. Tidak aneh jika penerbangan Trigana dari Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta menuju Bandara Iskandar, Pangkalanbun hampir pasti terdapat turis asing.

Selasa (26/11/2013) siang di Pelabuhan Kumai, tampak sandar kapal pesiar Orion. Yomie Kamale, pemandu wisata yang menemani kami menuju Tanjung Puting mengatakan, kapal pesiar Orion menurunkan sekitar 100 turis asing di Pangkalanbun. Mereka diajak city tour dan melihat rumah betang dan tari dayak. Setelah mengunjungi Kumai, kapal pesiar yang berangkat dari Singapura itu melanjutkan perjalanan ke Bali.

Bapak Maskur, pemilik speedboat sudah siap mengantarkan kami ke Tanjung Puting. Sebelum menaiki speedboat berkapasitas enam orang, para penumpang diwajibkan memakai baju pelampung. Tak berapa lama, mesin speedboat pun menderu dan perlahan-lahan menambah kecepatan membelah perairan Sungai Kumai yang lebar itu.

Jika menggunakan speedboat, perjalanan dari Pelabuhan Kumai menuju Tanjung Puting ditempuh sekitar 1,5 jam. Kalau Anda menggunakan kapal klotok atau perahu tradisional bermotor yang digunakan di sungai-sungai di Kalimantan bisa-bisa habis waktu 3-4 jam perjalanan. Bedanya kalau menggunakan speedboat lebih cepat dan berdesak-desakan. Kalau menggunakan klotok lebih lama dan penumpang lebih santai untuk menikmati pemandangan alam sepuasnya.

KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA Memasuki Camp Leakey di Taman Nasional Tanjung Puting, Kalteng, Selasa (26/11/2013).
Sungguh asyik sekaligus menegangkan bila Anda pertama kali menggunakan speedboat di Sungai Sungai. Karena speedboat berukuran kecil, melaju dengan kecepatan tinggi sangat terasa sekali guncangannya. Namun pemandangan sungguh luar biasa. Sungai Kumai demikian lebar, sehingga kapal Pelni pun bisa memasuki sungai tersebut. Keberadaan sungai di Kalimantan selain sebagai sumber kehidupan juga sekaligus sebagai sarana transportasi.

Kalau di jalan-jalan raya ada rambu lalu lintas, di Sungai Kumai pun juga ada. Sekitar 20 menit meninggalkan dermaga Kumai, petunjuk Tanjung Puting belok kiri terlihat. Maskur dengan santainya membelokkan speedboat memasuki Sungai Sekonyer dan di sini lah petualangan menuju Tanjung Puting dimulai.

Air terlihat tenang saat speedboat memasuki Sungai Sekonyer. Kadang speedboat berpapasan dengan perahu kelotok yang membawa turis asing. Gelombang yang ditimbulkan perahu kelotok tak urung membuat speedboat mengalami guncangan kecil. Namun Maskur dengan lihai berusaha mengurangi guncangan.  

Taman Nasional Tanjung Puting awalnya adalah Suaka Margasatwa Tanjung Puting yang ditetapkan oleh Pemerintah Kolonial Hindia Belanda pada tahun 1936/1937 seluas 305.000 ha untuk perlindungan orang utan (Pongo pygmaeus) dan bekantan (Nasalis larvatus). TN Tanjung Puting berada di Kecamatan Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat dan di Kecamatan Hanau serta Seruyan Hilir, Kabupaten Seruyan.

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif memasukkan TN Tanjung Puting ke dalam Destination Management Organization (DMO). Ada 15 kawasan di Indonesia masuk DMO. DMO adalah konsep pengembangan suatu destinasi pariwisata dalam prinsip tata kelola yang terstruktur yang mencakup fungsi koordinasi, perencanaan, implementasi, dan pengendalian organisasi destinasi secara inovatif dan sistemik melalui pemanfaatan jejaring, informasi dan teknologi secara terpadu dengan peran serta masyarakat dan pemerintah.

KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA Memasuki Camp Leakey di Tanjung Puting, Kalimantan Tengah, Selasa (26/11/2013).
Tujuan DMO untuk meningkatkan kualitas pengelolaan, meningkatkan kunjungan wisatawan, lama tinggal dan besaran pengeluaran wisatawan serta manfaat bagi masyarakat lokal.

Sudah sepantasnyalah Tanjung Puting masuk DMO. Apalagi sepanjang menyusuri Sungai Sekonyer, wisatawan dapat melihat monyet-monyet yang bergelantungan dari satu pohon ke pohon yang lainnya. Hutan ini merupakan rumah bagi delapan jenis primata. termasuk monyet yang memiliki hidung panjang atau bekantan(Nasalis larvatus).

Di kawasan Sungai Sekonyer ini sebagian sungai terkontaminasi dengan limbah tambang emas yang berada dekat dengan kawasan ini. Tetapi jika sudah dekat dengan Camp Leakey, tempat pemberhentian terakhir untuk melihat pelestarian orangutan di habitatnya, air sungai terlihat berwarna hitam. Ini bukan karena kotor tetapi akibat rendaman alami dari akar akar pohon di sepanjang sungai.

Sebelum sampai ke Camp Leakey, wisatawan akan melewati camp-camp lain seperti Tanjung Harapan, Pondok Tanggui, dan Camp Pondok Ambung. Camp Leakey merupakan yang terbesar dan dibangun pada tahun 1971. Tempat ini merupakan lokasi berlindung orangutan yang diselamatkan dari perburuan liar. Saat ini kamp ini dikenal sebagai pusat penelitian orangutan.

KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA Orangutan di Camp Leakey Taman Nasional Tanjung Puting, Kalimantan Tengah, Selasa (26/11/2013).
Benar juga, Kamp Leakey merupakan tempat pemberhentian terakhir. Itu ditandai dengan banyaknya kapal klotok sandar. Untuk melangkahkan kaki ke dermaga kayu pun harus hati-hati karena melewati beberapa kapal klotok.

"Yuk, kita menuju tempat pemberian makan orangutan," kata Yomi.

Untuk menuju tempat yang dimaksud Yomi, Anda harus berjalan melewati jalan kayu di atas sungai sepanjang 300 meter. Perjalanan dilanjutkan dengan memasuki kawasan taman nasional sekitar 20-30 menit.

Perjalanan menuju tempat pemberian makan orangutan memang mengasyikkan. Namanya memasuki kawasan hutan, langkah perlu hati-hati jika tidak ingin tersangkut akar pohon yang merambah di mana-mana.

Dari kejauhan terdengar suara orangutan. Para peneliti menyebut lolongan orangutan itu dengan "long call". Pasalnya "long call" merupakan suara orangutan yang khas dan unik yang dimiliki oleh orangutan jantan dewasa. Lolongan ini biaanya disuarakan untuk berbagai alasan. Seperti untuk menunjukkan wilayah kekuasaan, menarik perhatian dan bahkan saat mereka merasakan adanya ancaman.

KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA Wisatawan di Taman Nasional Tanjung Puting, Kalimantan Tengah.
Suara lolongan itulah yang semakin jelas terdengar saat memasuki kawasan pemberian makanan. Ternyata di tempat tersebut sudah diramaikan wisatawan dalam dan luar negeri. Petugas Taman Nasional Tanjung Puting menyediakan sekeranjang buah-buahan dan minuman. Satu demi satu orangutan itu turun dari pohon dan tanpa takut mengambil makanan. Wisatawan asing tampak begitu antusias mengabadikan peristiwa yang jarang mereka lihat. Dan itu hanya da di bumi Kalimantan.

Saat Anda melihat atraksi pemberian makan orangutan harap hati-hati dan selalu menengok ke atas pohon. Karena orangutan dengan gesit berpindah dari satu pohon ke pohon lain. Saat orangutan melewati pohon, ada saja orangutan yang usil yang kencing atau membuang kotoran. Tentu Anda tidak mau mendapatkan hal itu bukan? He-he...

Tiba-tiba wisatawan yang terpesona dengan aktivitas pemberian makan tersebut dikagetkan oleh aksi salah satu orangutan yang mengejar orangutan lain. "Itu (orangutan) yang mengejar namanya Terry. Yang dikejar namanya Kuning," kata Yomi.

KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA Wisman di Taman Nasional Tanjung Puting, Kalimantan Tengah.
Terry selalu mendekati Kuning yang menggendong anaknya. Terry berusaha memisahkan Kuning dari anaknya. Tentu saja anak Kuning teriak-teriak dan inilah yang menarik perhatian wisatawan. "Terry! Terry!" teriak petugas taman nasional yang berupaya mengusir Terry dari Kuning.

Dasar si Terry bandel. panggilan itu tak digubris. Malah Terry terus mengejar Kuning dan dengan paksa melepaskan Kuning dari anaknya. Anak si Kuning pun semakin teriak-teriak. Ternyata usut punya usut, Terry lagi birahi...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Jalan Jalan
Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Travel Update
Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Travel Update
Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Jalan Jalan
10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

Jalan Jalan
Tanggapi Larangan 'Study Tour', Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Tanggapi Larangan "Study Tour", Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Travel Update
Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Travel Update
Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Travel Update
Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Travel Update
World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

Travel Update
Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Travel Update
Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Travel Update
5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Travel Update
Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com