Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kuil di Hongkong, dari Doa hingga Meramal Masa Depan

Kompas.com - 04/02/2014, 15:50 WIB
Roderick Adrian Mozes

Penulis

Ke Hongkong Bersama Tigerair Mandala dan Hong Kong Tourism Board (bagian 2)

Oleh: Roderick Adrian Mozes

HONGKONG, KOMPAS.com — Hari kedua tur pada 31 Januari 2014, dimulai dengan mengunjungi Sik Sik Yuen Wong Tai Sin Temple, Kowloon, Hongkong. Jarak dari hotel kami menginap hanya dibutuhkan waktu beberapa menit berjalan kaki untuk sampai ke kuil yang dibangun pada 1921 ini. Kuil dikunjungi warga Hongkong untuk berdoa dan memohon peruntungan pada tahun baru.

Aroma wangi hio menyengat hidung ketika melangkahkan kaki memasuki kuil. Ribuan orang telah berkumpul dan mengantre untuk sampai ke depan kuil dan menguncapkan doa. Beruntung, kami didampingi oleh Fred, sehingga bisa mendapatkan akses yang lebih cepat untuk sampai di depan altar utama kuil.

Fred melarang kami untuk memotret di dalam Altar. "Altar itu tempat suci, tempat dewa berada, jika kalian memotret, maka Anda tidak menghormati dewa," katanya.

Namun kami masih diperbolehkan memotret orang-orang yang berdoa dari luar altar. Umat sangat khusuk saat berdoa. Sambil membakar hio dan mengucapkan doa mereka berulang kali menggerakkan tangan dan kemudian menancapkan dupa di tempat yang telah disediakan petugas. Petugas dengan sigap mengambil hio tersebut dan memindahkannya agar masih ada tempat bagi umat lainnya untuk meletakkan dupa.

KOMPAS IMAGES / RODERICK ADRIAN MOZES Warga memadati Kuil Sik Sik Yuen Wong Tai Sin, Kowloon, Hong Kong, Jumat (31/1/2014). Kuil ini selalu dipadati warga pada saat Tahun Baru Imlek untuk berdoa serta mencari peruntungan di masa depan.
Angka

Lalu, stik-stik bambu berbunyi saat digoyang terus menerus oleh warga hingga satu buah bambu terjatuh ke tanah. Dengan teliti warga menulis angka yang tertera di bambu. Mereka bisa melakukan itu berulang kali hingga apa yang mereka doakan selesai.

Pertanyaan muncul ketika melihat mereka terus mencatat nomor yang tertera di bambu yang jatuh. "Kalian akan tahu untuk apa angka-angka tersebut," kata Fred.

Fred kemudian memberikan kesempatan kepada kami untuk menggoyang stik-stik bambu itu. Dia juga meminta kami untuk mengingat angka yang keluar di bambu tersebut.

KOMPAS IMAGES / RODERICK ADRIAN MOZES Warga di Kuil Sik Sik Yuen Wong Tai Sin, Kowloon, Hongkong, Jumat (31/1/2014). Kuil ini selalu dipadati warga pada saat Tahun Baru Imlek untuk berdoa serta mencari peruntungan di masa depan.

Setelah kami semua mendapatkan angka kami masing-masing. Fred lalu membawa kami kepada seorang peramal yang akan meramal nasib kami di tahun baru ini berdasarkan angka yang didapatkan. Ada puluhan orang yang membuka kios meramal masa depan.

Kali ini Fred membawa kami kepada salah seorang peramal wanita bernama Priscilla yang melayani ramalan dalam bahasa inggris.

Jangan berpikir ramalan diperoleh secara gratis. Kita akan ditarik ongkos 30 dollar Hongkong atau sekitar Rp 46.700 untuk satu topik ramalan.

Ada beberapa topik yang ditawarkan, di antaranya, pekerjaan, asmara, hingga keuangan. Jadi jika kita ingin mengetahui ketiganya, maka akan ditarik ongkos 90 dollar Hongkong.

"Nomormu bagus, untuk masalah asmara di masa depan kamu akan bertemu
dua orang dan kamu harus memilih. Ingat ini tahun kuda maka tetap akan
ada kompetisi, jadi tetaplah berusaha untuk melakukan yang terbaik," kata Priscilla kepada salah seorang anggota tur.

Hari kedua tur kami masih panjang. Masih ada dua tempat utama yang
akan kami kunjungi. Yaitu Sky 100 dan Cathay Pacific International
Chinese New Year Night Parade. (Bersambung)

Baca juga:
Bagian 1 Sensasi Belanja Saat Tahun Baru China di Hongkong
Bagian 3 Hongkong, dari Ketinggian Sky 100 hingga Kemeriahan Parade

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

Travel Tips
Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Travel Update
10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

Travel Tips
Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com