Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wisata Sejarah di Benteng Otanaha

Kompas.com - 11/04/2014, 14:00 WIB
SEPERTI provinsi lain di negeri ini, Gorontalo juga memiliki benteng bersejarah. Salah satunya adalah benteng Otanaha yang diperkirakan dibangun pada abad ke-15. Walau hanya menyisakan dinding, bangunan yang berdiri di atas bukit ini masih menjadi salah satu tujuan wisata di Gorontalo.

Benteng Otanaha terletak di Kelurahan Dembe I, Kecamatan Kota Barat, atau sekitar 20 menit perjalanan darat dari Kota Gorontalo. Lokasi benteng juga bersebelahan langsung dengan Danau Limboto, satu-satunya danau di Gorontalo. Untuk bisa masuk ke areal benteng, pengunjung harus membeli tiket.

Sesampainya di halaman kompleks benteng, pengunjung bisa menuju benteng dengan berjalan kaki melahap 351 anak tangga dengan kemiringan sekitar 60 derajat yang mengarah langsung ke puncak bukit. Cara lain adalah menggunakan mobil atau sepeda motor melewati jalan beraspal yang juga langsung ke puncak bukit. Terdapat areal parkir yang luas di kawasan itu.

Dari benteng di puncak bukit, pengunjung akan disuguhi pemandangan sebagian wilayah Kota Gorontalo, khususnya permukiman warga di tepian Danau Limboto. Rumah beratap seng tampak dari atas serta kendaraan yang berlalu lalang di jalanan juga tampak jelas. Dari benteng ini pula pemandangan utuh danau dari sisi barat bisa didapatkan.

”Seandainya Danau Limboto terbebas dari serbuan eceng gondok, itu akan membuat pemandangan dari benteng semakin cantik. Namun, kompleks Otanaha mempunyai daya tarik, yaitu berbagai macam burung yang ada dengan kicauannya yang ramai,” kata Rasyid Azhar (40), seorang karyawan swasta di Gorontalo, yang beberapa kali memilih Otanaha untuk berlibur bersama keluarganya, pekan lalu.

Idealnya, berwisata ke benteng Otanaha pada pagi atau sore hari. Matahari di Gorontalo pada siang hari cukup membuat kulit menjadi gosong. Suasana pagi atau sore cukup bagus bagi penggemar fotografi untuk mengambil foto dengan suasana benteng kuno.

”Saya dan beberapa teman di komunitas penggemar fotografi kerap berburu foto di Otanaha. Jika pencahayaan matahari pas, foto yang dibuat di Otanaha bisa menghasilkan gambar yang bagus. Otanaha juga kerap dijadikan lokasi pengambilan foto prewedding,” ucap Ady Winata (29), penggiat komunitas foto di Gorontalo.

Benteng Otanaha juga beberapa kali dipakai untuk pentas seni. Mahasiswa Jurusan Seni Drama Tari dan Musik Fakultas Sastra Budaya Universitas Negeri Gorontalo kerap berlatih atau pentas di benteng ini.

Sayangnya, kebersihan di Otanaha kurang terjaga. Bangku untuk berteduh penuh dengan coretan tangan pengunjung. Sampah sisa makanan atau botol minuman berserakan di mana-mana. Toilet umum di kompleks benteng tidak tersedia.

Ditemukan Naha

Benteng Otanaha terdiri atas tiga bangunan yang masing-masing berbentuk lingkaran. Benteng itu hanya berupa dinding tanpa atap. Tinggi dinding sekitar 1 meter dengan ketebalan sekitar 50 sentimeter. Konon, untuk merekatkan bebatuan yang digunakan pada dinding benteng, dipakailah putih telur burung maleo, yaitu jenis burung endemik Sulawesi.

Masing-masing benteng terletak berpisah. Adapun rata-rata diameter benteng itu hanya sekitar 10 meter. Antarbenteng dihubungkan jalan yang dibuat dari konblok dengan jarak paling jauh sekitar 50 meter. Adapun lantai benteng sudah tertutupi rerumputan.

Dari papan informasi pada bangunan di halaman masuk benteng terdapat keterangan, Otanaha terdiri dari dua kata, yaitu ota (bahasa Gorontalo berarti benteng) dan Naha yang tak lain adalah nama putra pasangan Raja Iluta dengan permaisuri Tolangohula. Selain Naha, Raja Iluta juga punya anak bernama Ndoba dan Tiliaya. Namun, saat remaja, Naha berkelana meninggalkan kampung halamannya.

Awal berdirinya benteng itu dimulai saat kapal milik Portugis terdampar di Gorontalo pada abad ke-15. Diduga kapal terdampar akibat cuaca buruk atau karena menghindari kejaran bajak laut. Setelah mendarat di Gorontalo, kapten kapal Portugis lantas menemui Raja Iluta untuk menjalin kerja sama.

Portugis dan kerajaan bersepakat membangun benteng sebagai pertahanan dari ancaman musuh yang bisa menyerang sewaktu-waktu. Namun, hubungan Portugis dengan Raja Iluta terputus di tengah jalan yang berujung dengan diusirnya Portugis dari Gorontalo. Naha, yang berkelana beberapa tahun lamanya, kembali pulang dan menemukan sisa benteng itu. Oleh warga Gorontalo, benteng itu dinamai Otanaha atau benteng yang ditemukan Naha.

Selain berwisata ke benteng, pengunjung juga mengunjungi Museum Pendaratan Soekarno di tepi Danau Limboto atau berjarak sekitar 10 menit dari benteng Otanaha. Museum itu didirikan untuk mengenang kunjungan Presiden Soekarno ke Gorontalo menggunakan pesawat amfibi serta mendarat di danau pada 1950 dan 1956. (Aris Prasetyo)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

Jalan Jalan
7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

Jalan Jalan
Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Travel Update
Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Travel Update
Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Travel Tips
Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Travel Update
Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Travel Update
Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Jalan Jalan
Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Travel Update
KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

Travel Update
Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Travel Update
Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Travel Update
Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Travel Update
Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Jalan Jalan
Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com