Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ayo Berburu Oleh-oleh di Bengkulu

Kompas.com - 11/04/2014, 14:21 WIB
HAMPIR semua daerah di Indonesia memiliki oleh-oleh khas yang bisa dibawa pulang oleh wisatawan sebagai buah tangan ketika berkunjung ke daerah tersebut. Tidak terkecuali Bengkulu. Salah satu provinsi yang terletak di bagian selatan Pulau Sumatera ini memiliki oleh-oleh khas seperti lempuk, dan berbagai manisan buah.

Nah, jika ingin mencari berbagai oleh-oleh khas daerah ini, Anda bisa menyambangi sentra penjualan oleh-oleh di pusat kota Bengkulu yang terdapat di Jalan Soekarno-Hatta, Anggut Atas. Sentra ini telah berdiri sejak tahun 1992.

Sangat mudah menggapai sentra ini. Lokasinya sangat dekat dengan simpang lima pusat kota Bengkulu. Dari situ, sudah bisa terlihat jajaran toko-toko oleh-oleh mulai dari berbagai kerajinan hingga makanan khas Bengkulu.

Di sentra ini ada sekitar 20 toko oleh-oleh yang menjual berbagai makanan seperti lempuk, kue siput, kue tart, marning, manisan terong, manisan mangga, sirop kalamansi, dan berbagai macam makanan lainnya. Selain itu, kerajinan tangan dari kulit lantung khas Bengkulu seperti tas, dompet, gantungan kunci, topi, hiasan dinding, dan lain-lain pun tersedia di sini.

Aini Puspi, pemilik toko oleh-oleh Wemby, mengaku, sudah tiga tahun berjualan di sentra oleh-oleh ini. Sebelumnya, ia berjualan di Jalan Penurunan, sedikit lebih jauh dari pusat kota. Di kiosnya kini, Aini menjual berbagai jenis makanan serta suvenir seperti batik basurek dan kerajinan dari kulit lantung.

Harga jual makanan khas dijual mulai harga Rp 10.000 hingga Rp 70.000. Sedangkan suvenir dijual dengan harga Rp 2.000 untuk pernak-pernik kecil seperti gantungan kunci hingga ratusan ribu untuk hiasan-hiasan dinding.

Aini mengatakan, lempuk durian merupakan makanan yang paling banyak dicari pengunjung. Lempuk ini dibanderol dengan harga Rp 70.000 per kilogram (kg). Lantaran menjadi oleh-oleh paling laris, Aini mengaku memiliki persedian lempuk durian cukup banyak. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi permintaan saat musim durian belum tiba. "Saya masih punya persediaan 300 kg lempuk siap jual untuk tahun ini," ujarnya.

Aini mengaku mengalami kenaikan omzet setelah berjualan di sentra yang  berlokasi di pusat kota ini. Tiap bulan dia bisa meraup omzet Rp 10 juta–Rp 15 juta.

Pedagang oleh-oleh lainnya, Herdi Siafrudin, sudah berjualan di tempat ini sejak tahun 2003. Seperti halnya Aini, ia menjual berbagai makanan khas bengkulu, suvenir dari kulit lantung, dan batik besurek. Harga makanan ia banderol beragam mulai dari Rp 10.000  sampai Rp 65.000. Adapun harga suvenir dibanderol dengan harga Rp 2.000 hingga Rp 200.000. "Untuk batik basurek dijual dengan harga Rp 100.000–Rp 300.000 per potong," ujar pemilik toko Joewada ini.

Menurut Herdi, yang paling banyak dicari pengunjung adalah makanan seperti lempuk durian, kue tart, dan sirup kalamansi. Lempuk tersebut dia jual lebih mahal dari makanan lainnya, yaitu Rp 65.000 per kg.

Herdi juga selalu memiliki persediaan lempuk. "Daya tahan makanan ini bisa sampai setahun," kata dia. Tiap bulan omzetnya mencapai Rp 15 juta dengan laba bersih sekitar 20–30 persen. (Dina Mirayanti Hutauruk) 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

Jalan Jalan
7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

Jalan Jalan
Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Travel Update
Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Travel Update
Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Travel Tips
Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Travel Update
Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Travel Update
Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Jalan Jalan
Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Travel Update
KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

Travel Update
Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Travel Update
Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Travel Update
Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Travel Update
Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Jalan Jalan
Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com