Donat khas
Tentu saja, wisatawan tidak hanya menikmati warna putih dan biru yang menyebar di Sidi Bou Said. Seperti kawasan wisata lainnya di seluruh dunia, di tempat ini pun berdiri puluhan toko cendera mata khas Tunisia, seperti keramik, mozaik, karpet, pakaian dari bulu domba, serta makanan yang warna-warni.
Berbagai dagangan yang disajikan ramai oleh pedagang itu jadi obyek pemandangan yang menarik pula. Di kawasan ini juga terdapat pemakaman Abu Said el-Beji serta Pusat Musik Arab dan Mediterania yang selalu ramai dikunjungi pelancong.
Namun, yang paling ramai dikunjungi wisatawan adalah kafe yang jumlahnya tak banyak di Sidi Bou Said. Kopi atau teh panas khas Tunisia merupakan teman yang paling tepat pada suhu yang acapkali di bawah 13 derajat celsius di kawasan itu. Bahkan, dua kafe ternama di daerah itu, Cafe des Nattes dan Cafe Sidi Chabaane, bukan hanya jadi tempat minum dan makan, melainkan juga sudah menjadi obyek tujuan wisata tersendiri.
Pengunjung rela antre untuk menikmati segelas kopi atau teh, beraroma rempah khas, secara terburu-buru. Sebab, puluhan wisatawan lain menunggu di luar dalam suasana yang membeku.
Selain itu, wisatawan juga rela mengantre hanya untuk membeli donat khas Sidi Bou Said, yang dinamai boumbalauni. Cuma ada satu pedagang yang menjual penganan yang selalu disajikan panas, begitu keluar dari penggorengan itu, yaitu di Rue Hedi Zarrouk. Harga satu donat 600 sen dinar Tunisia, atau sekitar Rp 6.500. Donat berbalut gula pasir itu disajikan hanya dengan sepotong kertas putih kecil.
Meski demikian, Kenny Santana, penulis perjalanan asal Indonesia, seperti tergila-gila pada boumbalauni itu. Dalam waktu kurang dari empat hari, ia kembali mengunjungi Sidi Bou Said untuk yang kedua kali, dan tentu saja lagi-lagi menikmati donat khas yang bentuknya tak bulat seperti umumnya donat itu.
Sudah pasti donat warna coklat matang yang diterimanya, bukan yang berwarna putih, senada dengan warna kawasan Sidi Bou Said. Sebab, itu berarti boumbalauninya masih mentah. (Tri Agung Kristanto)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.