Mari berharap agar aplikasi pariwisata yang berbasis Android tersebut juga bisa dimanfaatkan sebagai pasar dari produk kreatif yang dihasilkan oleh masyarakat Banyuwangi. "Contohnya untuk menjual lukisan karya pelukis Banyuwangi, atau menjual kerajinan dan produk-produk yang lain," jelasnya.
Selain itu, menurut Mari, dengan adanya aplikasi pariwisata tersebut, masyarakat dunia bisa mengetahui Banyuwangi dari jarinya. "Dan itu yang akan membuat mereka tertarik untuk datang ke Banyuwangi," katanya.
Menparekraf mengatakan ada beberapa hal yang sering menjadi masalah dalam pemasaran, salah satuya adalah kebutuhan teknologi. "Kabupaten Banyuwangi sudah menjawab kebutuhan tersebut, apalagi Banyuwangi merupakan kawasan digital," ujarnya.
Anas melanjutkan, salah satu karakter konsumen wisata adalah "high involvement", yakni mereka akan mencari informasi sendiri tentang bagaimana potensi pariwisata di daerah yang akan dikunjungi. Aplikasi tentang pariwisata Banyuwangi dapat diunduh dari handphone berbasis Android dengan nama "Banyuwangi Tourism".
Pada aplikasi tersebut, pengunduh bisa mendapatkan informasi tentang Banyuwangi, sejarah, kuliner, wisata alam, budaya serta rute menuju obyek wisata yang diinginkan. Dalam aplikasi tersebut juga langsung terhubung dengan media sosial twiter. "Tinggal klik saja maka Anda bisa mengetahui apapun tentang Banyuwangi," tambah Anas.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.