Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tempat di Masa Depan untuk Museum

Kompas.com - 25/05/2014, 12:19 WIB
MUSEUM selalu diasosiasikan dengan menengok ke masa lalu, mempelajari perjalanan manusia, teknologi yang dipakai, hingga proses geologi yang berlangsung ribuan tahun silam. Semua bisa dipelajari dengan mendatangi bangunan museum, mendatangi satu demi satu barang yang diperagakan sembari membaca keterangannya.

Meskipun tidak perlu merogoh kantong terlalu dalam untuk masuk ke museum, minat kunjungan ke sana belum menggembirakan. Padahal, setidaknya terdapat 275 museum yang tersebar di seluruh Indonesia dan kebanyakan hanya diselimuti debu karena sepi pengunjung.

Museum masih menggeliat hingga kini karena aktivitas kunjungan siswa sekolah atau sebagian orangtua yang memilih menghabiskan waktu keluarga di museum.

Bagaimana membuat museum tetap relevan di zaman digital seperti ini? Mendekatkannya ke anak muda, tentu dengan teknologi pula.

Itulah yang dilakukan sekitar 30 orang yang tergabung dalam Studio Anantarupa sewaktu memperkenalkan Virtual Reality Museum di tengah perhelatan Museum Week di sebuah pusat perbelanjaan di Jakarta. Proyek tersebut berupaya menghadirkan koleksi museum tanpa harus seseorang melangkahkan kaki.

Caranya yakni dengan memanfaatkan teknologi Oculus Rift, sebuah perangkat virtual reality berupa kacamata yang dipasang menutupi separuh wajah bagian atas. Di dalamnya, mata pengguna akan tertuju pada layar yang menampilkan gambar tiga dimensi dan memberikan respons sesuai arah pandangan berdasarkan sensor accelerometer dan gyroscope. Selain perangkat tersebut, masih ada penyuara kuping untuk mendengarkan narasi dari tampilan virtual reality tersebut.

Sewaktu dikenakan, yang tersaji di dalam mata adalah sebuah ruang bundar berisi sepuluh arca dari era Kerajaan Majapahit yang dipajang berjajar serta dua pintu besar yang membelah ruangan. Untuk berinteraksi dengan koleksi tersebut, pandangan mata hanya perlu difokuskan ke salah satu arca dan otomatis kita seolah bergerak mendekat dan mendengar deskripsi mengenai nama dan kisah di baliknya.

Menurut Direktur Anantarupa Ivan Chen, masih terbuka peluang untuk mengembangkan konten digital tersebut seperti menambah koleksi untuk bisa dilihat.

Sebanyak 10 arca yang ada berasal dari penelusuran gambar di internet kemudian dibuat model tiga dimensi berdasarkan interpretasi divisi artistik. Beberapa koleksi berasal dari Museum Tropen di Belanda, Museum di San Francisco, Amerika Serikat, serta koleksi pribadi.

Saat ini, Anantarupa tengah mempersiapkan pengadaan 30 unit Oculus Rift dan komputer untuk sekolah-sekolah di Jakarta. Apabila berhasil menggandeng sponsor, peluang untuk menambah jumlah yang dibagikan bakal terbuka lebar.

”Tujuan kami, setiap sekolah memiliki koleksi museum sehingga mereka tetap bisa belajar tanpa harus datang ke museum,” ujar Ivan.

Lain lagi dengan yang dilakukan Riefa Istamar yang terlibat dengan Museum Project. Ia menghadirkan foto 360 derajat beresolusi tinggi dari bangunan museum. Dengan demikian, pengunjung situsnya seolah dapat berkeliling lewat dunia maya.

Saat ini, pengerjaan proyek tersebut masih dilakukan sendirian oleh Riefa. Berbekal kamera SLR digital dan peralatan khusus untuk mengambil gambar panorama, dia mengambil satu demi satu titik di museum lantas digabung dengan perangkat lunak khusus. Hasilnya adalah tur virtual yang bisa dinikmati setiap orang, tinggal dinikmati dari meja komputer dengan bantuan tetikus (mouse).

Dalam situsnya, baru ada lima museum yang berhasil dipetakan Riefa, yakni Museum Bank Indonesia, Museum Pos Indonesia, Museum Konferensi Asia-Afrika, Museum Negeri NTB, dan Museum Puri Lukisan di Bali.

Riefa menjelaskan, salah satu kendala yang dia hadapi adalah izin dari pengelola museum dan keterbatasan sumber daya karena semuanya harus dilakukan sendiri.

”Saya baru saja mendapatkan izin untuk mengerjakan satu museum lagi bulan depan,” ujarnya.

Tujuan dari digitalisasi museum ini bukanlah menggantikan peran mereka. Menurut Ivan, keberadaan teknologi ini diharapkan dapat mendorong kepedulian generasi muda bahwa banyak hal yang bisa dipelajari dengan belajar ke museum. Dengan demikian, museum tetap menjadi pusat pendidikan tanpa harus tertinggal di masa lalu. (Didit Putra Erlangga Rahardjo)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

Travel Tips
Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Travel Update
10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com