Tiket pesawat ke pulau seluas 4.800 kilometer persegi itu diburu mereka yang ingin merasakan pantai berpasir putih dengan hiasan granit raksasa. Kunjungan ke Belitung ibarat menikmati sensasi berhentinya waktu.
Belitung masuk dalam radar pariwisata nasional setelah film Laskar Pelangi, yang diadaptasi dari buku karya Andrea Hirata yang orang Belitung asli, sukses meraih lebih dari empat juta penonton di tingkat nasional.
Warga pulau ini memiliki modal sosial yang kuat, yaitu keterbukaan atas keragaman. Sejak Belanda membuka pertambangan timah di Belitung dan Bangka sejak tahun 1700-an, berbagai suku dan bangsa singgah di sana. Belitung juga telah menjadi bandar yang ramai karena berada dalam jalur pelayaran Palembang-Selat Malaka sejak masa Kerajaan Majapahit.
Pariwisata yang diandalkan menjadi motor baru perekonomian terutama bertumpu pada orang muda. Mereka aktif mengajak masyarakat Belitung terlibat dalam bisnis pariwisata, langsung maupun sebagai penunjang.
”Kami tidak ingin Belitung seperti daerah lain, masyarakat terpinggirkan karena pemodal luar menguasai hampir semua lini,” ujar pengusaha Belitung, Isyak Meirobie (36).
Pariwisata relatif baru di Belitung dan membutuhkan dana besar untuk pengembangannya. Namun, itu bukan alasan memberi porsi besar kepada pemodal luar. ”Setiap orang yang sanggup membuka warung dan penginapan, itu investor. Orang Belitung sanggup menyediakan itu,” ujar pebisnis pariwisata Belitung, Agus Pahlevi (30).
Kemasan wisata
Wisata Belitung masih mengandalkan keindahan pantai, tetapi Agus berpendapat, seperti laiknya bisnis apa pun, pariwisata Belitung memerlukan kreativitas agar semakin menarik.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.