Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/07/2014, 20:24 WIB
Kontributor Bengkulu, Firmansyah

Penulis

SORE tiba dengan keteduhan pada sebuah kampung yang terletak jauh di pedalaman Bengkulu, Desa Napal Putih, Kabupaten Bengkulu Utara, irama hidup seperti dibuat dalam bentuk slow motion, tak ada ketergesaan. Warga kampung sore itu tampaknya seperti menikmati nuansa tenang, damai dan indah tersebut, ditemani istri, anak dan beberapa ekor ayam peliharaan, mereka duduk bercengkrama di halaman rumah.

Melintasi kampung ini secara tak sengaja, Kompas Travel menangkap sebuah papan kecil bertuliskan "Rumah Bersejarah Markas Gubernur Militer Daerah Militer Istimewa Sumatera Bagian Selatan Desa Napal Putih Tahun 1949". Kementerian Pendidikan dan Kebudayan dan Balai Pelestarian Jambi menetapkan rumah bercat krem tersebut sebagai Cagar Budaya.

Rumah tersebut memiliki dua lantai, beratapkan seng. Pada lantai atas rumah tersebut dikelilingi oleh jendela penuh dengan kaca yang dimotif sangat arsitektur khas rumah kuno di Bengkulu. Sementara di lantai bawah terdapat ruang tamu, ruang makan, ruang tidur dan ruang rapat cukup besar rumah tersebut. Ruang depan pada lantai bawah hingga kini masih terdapat tiga kursi kayu dan satu meja. Masuk ke dalam ruang tidur terdapat ruang tidur sederhana dari besi berukuran single, tempat duduk dan meja kayu. Sangat sederhana.

Bentuk rumah masih asli hanya pergantian pada beberapa kaca yang pecah terjadi. Tepat di ruang tidur terdapat tangga untuk naik ke lantai atas, semua terbuat dari kayu. Pada bagian belakang rumah terdapat sumur dan beberapa ruangan dengan ukuran cukup untuk 10 orang.

Mengunjungi rumah ini seakan dibawa pada fase tahun 1949 saat Belanda melakukan agresi ke wilayah Indonesia tak luput Bengkulu. Ruang-ruang rumah, halaman depan dan belakang seperti memiliki cerita jika menegakkan kehormatan bangsa merupakan harga mati yang tak dapat ditawar. Sejarah perlawanan di Sumatera Selatan menyebutkan pada tahun 1949 rumah tersebut ditempati oleh AK Gani, Gubernur Militer yang bertugas mematahkan dominasi Belanda di wilayah Bengkulu, khususnya tambang emas Lebong Tandai.

Sainan (58) warga Desa Napal Putih tinggal tepat di depan rumah tersebut menyebutkan bahwa bangunan itu dibangun pada tahun 1930 dimiliki oleh Pangeran Ali atau petinggi Suku Pekal, suku asli di wilayah itu. "Masa itu rumah tersebut diserahkan Pangeran Ali kepada pemerintah dan dimanfaatkan AK Gani untuk memerintah dan menyusun skenario pengusiran Belanda di Bengkulu," kata Sainan.

KOMPAS.COM/FIRMANSYAH Kursi dan meja kayu salah satu perabotan rumah AK Gani di Bengkulu yang masih asli tersisa.
Sainan juga mengulas mengapa Belanda begitu betah tinggal di kawasan tersebut dan Lebong Tandai padahal jarak lokasi tersebut dari Kota Bengkulu cukup jauh berkisar enam jam menempuh jalur darat dalam kondisi normal dengan kontur perbukitan dan akses jalan cukup buruk. "Ada tambang emas di Lebong Tandai. Menuju Lebong Tandai harus melewati wilayah ini, dari Desa Lebong Tandai itulah cikal bakal emas di Tugu Monas," bebernya.

Sainan yang juga mantan masinis lori di Desa Lebong Tandai mengatakan pada masa Presiden Soeharto tambang tersebut mampu menghasilkan dua ton emas per bulan. "Jadi bayangkan berapa banyak hasil emas dari tambang itu saat zaman Belanda mungin lebih dari dua ton per bulan," ucapnya.

AK Gani dalam catatan sejarah nasional terukir sebagai pahlawan nasional. Ia bernama lengkap Adnan Kapau Gani atau disingkat AK Gani. Dia dilahirkan pada 16 September 1905 di Agam, Sumatera Barat, namun sejak kecil ia telah pindah ke Palembang. Dia juga merupakan salah satu peserta Kongres Pemuda II di Jakarta pada tahun 1928, merupakan mahasiswa kedokteran di Stovia, aktifis partai, rektor Universitas Sriwijaya hingga pernah membintangi film "Asmara Moerni".

AK Gani pernah menjabat sebagai Menteri Kemakmuran pada Kabinet Sjahrir III. Ketika menjabat sebagai Menteri Kemakmuran, dia bersama dengan Sutan Sjahrir dan Mohammad Roem masuk dalam delegasi Indonesia ke sidang pleno ketiga Perjanjian Linggarjati. Dia juga bekerja untuk membangun jaringan nasional perbankan serta beberapa organisasi perdagangan.

Selain itu AK Gani merupakan diplomat ulung, tokoh yang berjasa pada TNI karena berkat kerja keras beliau tentara Indonesia mampu memiliki seragam dan peralatan tempur dengan cara menyelundupkan minyak dan menjualnya. Berkat kelincahan dan kecerdikannya Belanda menjulukinya sebagai "Si Penyelundup Minyak dari Asia Timur".

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Cara Berkunjung ke Pameran Repatriasi, Tiket Masuk Gratis

Cara Berkunjung ke Pameran Repatriasi, Tiket Masuk Gratis

Jalan Jalan
Pameran Repatriasi di Jakarta: Lokasi, Jam Buka, dan Harga Tiket

Pameran Repatriasi di Jakarta: Lokasi, Jam Buka, dan Harga Tiket

Jalan Jalan
Berburu Tiket Liburan Domestik #DiIndonesiaAja Travel Fair, Catat Promonya

Berburu Tiket Liburan Domestik #DiIndonesiaAja Travel Fair, Catat Promonya

Travel Update
Sulawesi Selatan Targetkan Kunjungan Wisata Akhir Tahun Naik 15 Persen

Sulawesi Selatan Targetkan Kunjungan Wisata Akhir Tahun Naik 15 Persen

Travel Update
Libur Nataru 2024 Diprediksi Sumbang 107 Juta Pergerakan Wisnus, Ini Destinasi Favorit

Libur Nataru 2024 Diprediksi Sumbang 107 Juta Pergerakan Wisnus, Ini Destinasi Favorit

Travel Update
Medan, Bali, dan Makassar, Rute Penerbangan Favorit untuk Akhir Tahun

Medan, Bali, dan Makassar, Rute Penerbangan Favorit untuk Akhir Tahun

Travel Update
Pantai Klotok Wonogiri Sebelum Direvitalisasi, Dermaga Terbengkalai yang Jadi Spot Mancing

Pantai Klotok Wonogiri Sebelum Direvitalisasi, Dermaga Terbengkalai yang Jadi Spot Mancing

Travel Update
9 Juta Orang Diperkirakan Libur ke DIY Saat Akhir Tahun

9 Juta Orang Diperkirakan Libur ke DIY Saat Akhir Tahun

Travel Update
Masjid Sheikh Zayed di Solo Akan Gelar Pertunjukan Kembang Api, Rayakan Persahabatan Indonesia-UEA

Masjid Sheikh Zayed di Solo Akan Gelar Pertunjukan Kembang Api, Rayakan Persahabatan Indonesia-UEA

Travel Update
#DiIndonesiaAja Travel Fair 2023 Resmi Digelar, Dorong Pergerakan Wisnus

#DiIndonesiaAja Travel Fair 2023 Resmi Digelar, Dorong Pergerakan Wisnus

Travel Update
Rekomendasi Vila Unik untuk Libur Natal dan Tahun Baru

Rekomendasi Vila Unik untuk Libur Natal dan Tahun Baru

Travel Tips
Rute ke Pantai Klotok dari Pusat Wonogiri, Sekitar 1,5 Jam

Rute ke Pantai Klotok dari Pusat Wonogiri, Sekitar 1,5 Jam

Travel Tips
Harga Tiket dan Jam Buka Pantai Klotok Wonogiri yang Lagi Ramai

Harga Tiket dan Jam Buka Pantai Klotok Wonogiri yang Lagi Ramai

Travel Update
Rute Internasional Batik Air dari Joglosemar, ke Korea Rp 5,5 Juta  

Rute Internasional Batik Air dari Joglosemar, ke Korea Rp 5,5 Juta  

Travel Update
Pantai Klotok Wonogiri yang Indah usai Direvitalisasi, Dulu Dermaga Terbengkalai

Pantai Klotok Wonogiri yang Indah usai Direvitalisasi, Dulu Dermaga Terbengkalai

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com