Hal tersebut sangat disayangkan mengingat banyak destinasi wisata di Indonesia yang potensial dijadikan sebagai tuan rumah penyelenggaraan perhelatan internasional. "Destinasi wisata banyak sekali yang bagus tetapi belum didukung dengan ketersediaan venue di tempat-tempat tersebut, terlebih kalaupun sudah ada yang siap belum terlalu baik pemasarannya," tambahnya lagi.
Karena hal itu lah, mata pasar industri pertemuan masih memprioritaskan penyelenggaraan di Jakarta. Padahal sudah banyak tempat yang pernah menjadi tempat penyelenggaraan acara internasional. "Bali, Jogja, Bandung, Surabaya dan Manado misalnya sudah pernah menjadi tuan rumah gelaran acara internasional dan berhasil," tambahnya lagi.
Lalu terpusatnya penyelenggaraan menjadi di kawasan Jabodetabek diperkirakan karena kurangnya pemasaran dan promosi yang cukup ke kalangan internasional, baik untuk kota-kota besar tadi maupun pada destinasi wisata potensial lainnya.
"Di sini lah peran biro konvensi yang seharusnya ada pada tiap daerah, meyakinkan bahwa destinasi wisata di tempatnya sudah siap menjadi lokasi penyelenggaraan pertemuan," ujarnya.
Terlebih, menurut Indra, masih banyak kekuatan Indonesia dalam penyediaan venue industri pertemuan dan bisnis. "Kelebihan kita ialah, mampu menyediakan tempat yang bagus dengan fasilitas dan akomodasi yang berstandar baik tetapi tetap dengan harga yang terjangkau. Mudah-mudahan dengan kekuatan ini juga peran biro konvensi menjadikan destinasi wisata lainnya siap dijadikan tuan rumah gelaran internasional di tahun-tahun mendatang," harapnya.