Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Negeri Laskar Pelangi" Tak Pernah Sepi Dikunjungi Wisatawan

Kompas.com - 01/09/2014, 18:12 WIB
Estu Suryowati

Penulis

HAMPARAN pasir putih dan birunya laut seperti selalu memanggil siapa pun yang pernah menyambangi Tanjung Pandan, Belitong, Provinsi Bangka Belitung untuk kembali. Begitu pun bagi mereka yang baru berencana untuk berwisata, “Negeri Laskar Pelangi” ini pastilah menjadi salah satu opsi destinasi.

Agar perjalanan wisata Anda bersama keluarga, atau teman lebih sempurna, berikut Kompas.com sajikan ulasan mengenai lima hal yang sayang Anda lewatkan saat berkunjung ke Belitong.

Kopi Manggar

Meskipun berasal dari Manggar, kopi Manggar tak hanya bisa Anda temui di Beltim, sebutan penduduk lokal untuk Belitung Timur. Di Tanjung Pandan, Belitong, Anda pun akan dimanjakan banyak warung kopi yang menjual racikan khas kopi jenis Robusta ini. Salah satu warung kopi yang penulis sambangi ada di Pulau Kepayang, sebuah pulau konservasi Penyu Sisik.

Tidak ada barista profesional di warung kopi itu. Hanya Arso dan dua orang rekannya yang setia menyajikan kopi yang diracik dengan teknik saring-menyaring itu. Kopi O, begitu orang Belitong menyebut kopi pahit tanpa gula. Dan kopi saja, jika Anda ingin memesan kopi dengan campuran gula, susu, atau creamer.

Sembari menuangkan kopi dari cerek ke bejana yang lebih kecil, Asro bercerita. “Untuk membuat kopi O ini, sekitar 500 gram kopi direbus di dalam cerek, dan sebanyak 20 sendok makan (sekitar 200 gram) dimasukkan ke dalam wadah kecil (dari aluminium),” ucap Asro.

KOMPAS/PRIYOMBODO Warung Kopi Manggar di Provinsi Bangka Belitung.
Setiap kali ada pesanan, Asro menuangkan kopi dari cerek ke bejana yang juga berisi kopi. Di dalam kedua wadah itu masing-masing sudah ada saringan yang terbuat dari kain. Begitu berulang-ulang, sehingga kopi terakhir yang dituangkan ke dalam cangkir pun halus tanpa ampas.

“Kopi di dalam cerek dan wadah ini nanti diganti tiap kali warnanya sudah tidak hitam pekat, atau sudah berwarna cokelat seperti teh. Lalu, kita tuang bubuk kopi yang baru,” imbuh Asro.

Secangkir Kopi O biasa dijual di warung-warung pinggir jalan dengan harga Rp 5.000 per cangkir. Di warung-warung yang agak elit, Kopi O dibanderol masih cukup murah antara Rp 10.000 hingga Rp 15.000 per cangkir. Lain lagi di hotel dan restoran, secangkir Kopi O bisa Anda nikmati dengan merogoh kocek sekira Rp 25.000 hingga Rp 35.000 per cangkir, tergantung bintang dan kelas restoran.

Pulau Langkuas

Pulau-pulau kecil di sekitar Pulau Belitung pada umumnya berpasir putih. Namun, yang membedakan Pulau Langkuas dengan pulau lainnya adalah di sini terdapat mercusuar (Mansu) yang dibangun sejak tahun 1882. Hingga saat ini Mansu Pulau Langkuas tersebut masih beroperasi di bawah Distrik Navigasi Kelas I,Tg.Priok, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Kementerian Perhubungan.

KOMPAS.COM/ESTU SURYOWATI Merapat ke Pulau Langkuas, Belitong, Sabtu (23/8/2014).
Menurut Rio, salah seorang penjaga mansu, tadinya Pulau Langkuas sangat sepi. Hanya aktivitas warga lokal dan pekerja mansu. Namun, setelah booming film "Laskar Pelangi", turis-turis asing, dan kebanyakan wisatawan domestik berdatangan. “Kalau akhir pekan biasanya yang naik (mansu) ada 50 orang. Kalau pas hari libur nasional atau hari raya bisa empat kali lipat,” kata Rio.

Wisatawan bisa melihat indahnya hamparan pasir putih dan birunya laut Belitung dari mercusuar ini. Tak butuh banyak kocek, cukup Rp 5.000 per orang, Anda bisa naik hingga lantai 18 mercusuar ini.

Snorkeling

Melihat indahnya terumbu karang juga bisa Anda lakukan di berbagai spot tertentu di Belitong. Sebut saja Pulau Lengkuas, Pulau Batu Berlayar, Pulau Tanjung Kelayang, Pulau Pasir, dan pulau-pulau lain yang memiliki spot-spot menarik untuk snorkeling. Biasanya, kegiatan snorkeling ini sudah ditawarkan dalam sebuah paket tour. Wisatawan hanya perlu menyisihkan Rp 30.000 hingga Rp 50.000 per orang untuk sewa perlengkapan snorkeling. Sebaiknya, kegiatan snorkeling didampingi oleh pemandu profesional.

Salah seorang wisatawan yang snorkeling saat itu adalah Ben, seorang jurnalis media nasional. Ini, bukan kali pertama Ben snorkeling. Meski begitu, dia mengaku sangat menikmati pemandangan bawah laut Belitong. “Kuncinya kalau snorkeling itu jangan panik,” kata Ben pada penulis.

KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO Suasana Pantai Tanjung Kelayang, Kecamatan Sijuk, Belitung, Selasa (12/4/2011). Pulau Belitung terkenal dengan keindahan lokasi wisata pantai pasir putih berbatu granit artistik.
Bersama rombongan Mandiri Sekuritas Media Gathering 2014, Belitung Island, Indonesia Under the Spotlight, Bimo, salah seorang wisatawan punya kesan lain setelah snorkeling. Menurut Bimo, terumbu karang di Belitong kurang terawat. “Sayang aja, padahal pantainya udah bagus, jadi kurang maksimal,” ujar lulusan Jurusan Ilmu Sosiologi UGM itu.

Untuk Anda ketahui, selain kegiatan snorkeling, biasanya paket tour di Belitong juga menawarkan kegiatan coral planting atau menanam terumbu karang. Budi, koordinator pemandu wisata Pulau Kepayang menuturkan, kegiatan coral planting dimaksudkan sebagai edukasi bagi masyarakat agar bisa menjaga dan tidak merusak terumbu karang.

Mie Kuah Belitong

Tak hanya dimanjakan dengan hamparan pasir putih dan birunya laut, wisatawan yang berkunjung ke Belitong juga bakal disuguhi kuliner khas penggoyang lidah. Adalah mie kuah Belitong, salah satu kuliner khas negeri Laskar Pelangi itu. Mie kuah Belitong banyak dijajakan di sepanjang jalan-jalan utama Tanjung Pandan, salah satunya di Jalan Sriwijaya. Sebagai pelengkap mie kuah Belitong, es jeruk kunci bisa dinikmati, baik siang maupun malam. “Mie kuah Belitong enak...,” kata Bimo.

KOMPAS.COM/KURNIA SARI AZIZA Masakan tradisional khas Pulau Bangka Belitung, mie belitung.
Bersama rombongan, Bimo menikmati mie kuah Belitong di bilangan Sriwijaya. Menurut Bimo, meskipun warung tersebut sudah berdiri cukup lama, namun rasanya masih sangat khas. “Berarti kualitas rasa, benar-benar dijaga,” kata Bimo.

Areal tambang kaoline

Sebelum mendarat di Bandar Udara H.A.S. Hanandjoeddin, dari dalam pesawat, wisatawan bisa melihat danau-danau berwarna hitam, kuning, dan biru tosca. Sebuah pemandangan yang begitu cantik dilihat dari ketinggian. Nah, jika Anda masih penasaran, tak ada salahnya menyempatkan diri berkunjung ke areal pertambangan kaoline.

Di Belitong, banyak dijumpai areal pertambangan kaolin, di samping tambang timah. Adit, pemandu rombongan, mengajak berkeliling ke salah satu areal tambang kaoline, tepatnya di area yang saat ini dioperasikan oleh PT Aneka Kaoline Utama. Kaolin digunakan untuk industri kosmetika sebagai bahan pembuatan bedak, serta industri farmasi sebagai campuran pil. “Tambang kaoline warnanya biru tosca, kalau tambang timah warnanya hitam,” kata Adit.

KOMPAS.COM/ESTU SURYOWATI Area pertambangan kaoline, Belitong, Minggu (24/8/2014).
Warna biru tosca didapat dari sisa-sisa kaoline yang dibuang kembali ke danau, sehingga airnya menjadi biru. Sebagai pelengkap kunjungan ke Belitong, tidak ada salahnya Anda mampir ke gerai-gerai kerajinan khas daerah Belitong yang ada di Tanjung Pandan.

Berbagai hiasan atau pernak-pernik cantik dari kerang bisa Anda bawa sebagai buah tangan bagi teman dan kerabat. Gantungan kunci berisi “tin ore” atau pasir timah juga layak dibawa serta. Abon ikan, krupuk kemplang, dan tentunya kopi Manggar, jangan sampai ketinggalan. Selamat berlibur...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com