Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Perahu Tercepat Sedunia: Sandeq!

Kompas.com - 26/09/2014, 00:28 WIB

Ciri ke (3) perahu sande’ dicat berwarna putih. Ada beberapa kalangan yang menilai bahwa pilosofi dari warna putih sande’ ini adalah menandakan kesucian, namun menurut salah seorang nelayan pengguna perahu sande’ yang pernah ditemui, alasan mereka menggunakan warna putih yang seragam bagi semua perahu sandeq adalah agar terlihat bersih dan rapi.

Tipe atau jenis perahu sande’ berdasarkan jenis nelayan di Mandar

1) Pangoli
Terdiri atas 1-2 awak perahu Sandeq yang berukuran antara 3-4 m. kegiatan melautnya dimulai pada waktu subuh (terjadinya angin laut) dan diakhiri saat siang sampai sore hari (saat terjadinya angin darat). Alat tangkapnya hanya berupa tasi (tali monofilamen) dan kail beserta umpan.

2) Parroppong
Terdiri atas 2-3, bahkan 4 awak perahu, ukuran perahunya lebih besar dari ukuran Pangoli, lama waktu melaut 3-7 hari. Tempat mereka menagkap ikan lebih jauh dari Pangoli dan berpusat di Roppong (semacam rakit yang ditanam di laut).

3) Pallarung
Lama mereka melaut bisa mencapai 30 hari, awak perahunya 4-6 orang, jenis ikan yang ditangkap lebih spesifik, hanya jenis ikan dasar laut yang biasa mereka sebut bau batu. Dulu, mereka hanya mengandalkan sistem fementasi garam dalam mengawetkan ikan hasil tangkapan, hingga yang mereka jual adalah ikan kering/asin (bau maraqe/masing). Namun sejalan dengan perkembangan teknologi saat ini mereka sudah mengawatkan ikan hasil tangkapan dengan cara dibekukan dengan es dalam peti khusus/termos, hasilnyapun lebih menjanjikan; ikan segar (bau baru).

4) Potangga
Perbedaan antara Potangga dan Pallarung hanya terletak pada jenis dan cara penangkapan hasil lautnya. Tangkapan utama mereka adalah ikan terbang (CypsilurusAltipennis, Lat.) atau istilah setempat Tuing tuing, dan yang paling diutamakan adalah telurnya. Alat penangkapan ikan dan telurnya mereka sebut; buaro, epe epeq, gandrang, dsb. Biasanya terbuat dari bambu dan daun kelapa. Mereka hanya melakukan kegiatan motangga saat terjadinya musim angin timur yang terjadi antara bulan Mei sampai akhir bulan Agustus sepanjang tahun.

Beberapa tahun terakhir ini perahu Sandeq juga dilombakan kecepatannya. Ajang yang paling bergengsi yang diadakan tiap tahunnya adalah ‘Sandeq Race’. Tiap bulan Agustus, berpuluh-puluh perahu Sandeq mengadu kecepatan untuk memperebutkan gengsi dan tentunya uang. Perlombaan dimulai dari kabupaten Mamuju dan berakhir di Makassar. Lomba tersebut diadakan untuk memperingati hari jadi bangsa Indonesia yang jatuh pada tanggal 17 Agustus.

Ajang yang sudah menjadi rutinitas tahunan oleh dua provinsi yang bertetangga, Sulawesi Barat dan Sulawesi Selatan ini dianggap mampu mempertahankan pelestarian perahu sande’ yang perlahan tergeser dengan keberadaan perahu  motor modern yang semakin banyak digunakan. Para nelayan memilih beralih untuk menggunakan perahu motor untuk melaut dengan alasan lebih cepat dan evisien, sebab perahu sande’ hanya mengandalkan kekuatan angin yang terkadang tidak seperti dengan harapan nelayan. Jika angin terlalu kencang, mereka enggan untuk melaut dan jika tidak ada angin, jelas perahu sande’ tidak bisa dilayarkan.

Jodhi Yudono

@JodhiY

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com