Namun, dari penelitian yang dilakukan Komunitas Pramuwisata NTT, hingga Sabtu (18/10/2014) tak ada peningkatan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Labuhan Bajo dan Pulau Komodo secara signifikan tahun 2014. Setiap tahun, Taman Nasional (TN) Komodo rata-rata dikunjungi 60.000 wisatawan.
Wisatawan yang datang ke Labuan Bajo relatif stabil. Biro perjalanan tidak kreatif menciptakan paket wisata bagi wisatawan untuk menarik kehadiran turis ke TN Komodo.
Menurut Koordinator Pramuwisata NTT, Messakh Toy, di Kupang, dana Rp 30 miliar yang dipakai untuk Sail Komodo semestinya bisa dimanfaatkan untuk pengadaan air bersih, infrastruktur jalan, jembatan, dan pemberdayaan keterampilan masyarakat. Namun, dana itu hanya untuk kegiatan puncak acara Sail Komodo 2013, belum termasuk persiapan pelaksanaan sail.
”Kaus bertuliskan Labuan Bajo dan miniatur komodo pun didatangkan dari luar NTT, yaitu Denpasar dan Yogyakarta. Cendera mata khas Labuan Bajo atau komodo seharusnya diadakan di daerah itu sehingga lebih murah sekaligus memberdayakan perekonomian masyarakat lokal,” kata Toy.
Pemerintah mengklaim, Sail Komodo 2013 memberikan dampak besar terhadap pembangunan perekonomian, khususnya pariwisata di Flores dan NTT, yang ditandai dengan peningkatan jumlah wisatawan yang datang. Namun, ujar Toy, jumlah wisatawan yang datang sebelum dan setelah Sail Komodo sama.
Kepala Bidang Informasi dan Promosi Dinas Pariwisata NTT Bona Rumat mengatakan, belum ada penelitian terhadap dampak Sail Komodo 2013. Namun, ia yakin Sail Komodo memberikan dampak positif bagi pariwisata di Flores dan NTT. (KOR)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.