Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berburu Batu Akik di Rawa Bening

Kompas.com - 20/11/2014, 16:34 WIB

Yang belum mengerti tentang batu mulia tentu akan sangat bingung untuk membedakan berbagai macam bebatuan ini. Belum lagi untuk membedakan antara batu asli dan kristal kaca yang tampilannya mirip batu mulia.

Sekretaris Jenderal Masyarakat Batu Mulia Indonesia Sujatmiko memberikan tips sederhana untuk mengenali batu asli, yakni dengan lup atau kaca pembesar khusus dan lampu senter. Penerangan dari senter digunakan untuk melihat isi dari batu itu, apakah batu itu padat atau berisi gelembung udara. ”Jika di dalamnya ditemukan gelembung udara, batu itu sintetis, batu buatan manusia,” katanya.

Sujatmiko menambahkan, batu mulia menjadi istimewa karena batu itu terbentuk secara alami dari proses geologis. Itu sebabnya batu mulia tak pernah seutuhnya jernih, melainkan di dalamnya bercampur dengan material mineral lain yang memberikan motif pada batu.

Konsumen yang masih ragu juga bisa mengecek keaslian batu mulia atau akik yang ia beli di laboratorium batu mulia di lantai dua Pasar Rawa Bening.

Tasbih Scientific Gemological Laboratory adalah salah satu laboratorium batu mulia di Pasar Rawa Bening, sekaligus salah satu lembaga yang berhak mengeluarkan sertifikat keaslian batu mulia.

Pemilik laboratorium itu, Yani Abdul Majid, mengungkapkan, untuk menghindari kerugian, sebaiknya pembeli meminta jaminan kepada penjual agar bisa mengembalikan batu yang dibeli jika ternyata palsu.

Untuk uji keaslian batu mulia ini, Yani mematok ongkos Rp 300.000-Rp 350.000, termasuk biaya sertifikat. ”Namun, ada kalanya kami juga melihat besar kecilnya batu untuk mematok harga sertifikasi ini,” katanya.

”Pernah ada klien protes karena batu miliknya saya nilai sintetis. Saat itu klien saya bilang, batu itu sudah disimpan tiga turunan sehingga tak mungkin palsu. Namun, bukti uji ilmiah tak akan bisa berbohong, meski benda itu disimpan bertahun-tahun,” kata Yani. (MADINA NUSRAT/C WINDORO ADI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com