Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak Situs Tsunami Aceh Tak Terurus

Kompas.com - 05/12/2014, 08:41 WIB
BANDA ACEH, KOMPAS — Memasuki sepuluh tahun tsunami, banyak situs tsunami Aceh yang terbengkalai atau tidak terawat. Padahal, sejatinya situs tsunami menjadi penanda pernah terjadi bencana yang mengakibatkan sekitar 250.000 orang tewas dan lebih dari 500.000 orang kehilangan kerabat dan tempat tinggal. Situs itu pun bisa menjadi peringatan bagi masyarakat untuk lebih waspada terhadap segala potensi bencana di ”Bumi Serambi Mekkah”.

Demikian pantauan Kompas di sejumlah situs tsunami Aceh di kawasan Aceh Besar dan Banda Aceh, Rabu (3/12/2014). Situs terdiri dari dua, yakni situs alami dan buatan. Situs alami seperti sisa fondasi bangunan dan kapal
yang terdampar ke daratan. Situs buatan seperti tugu atau monumen dan makam massal. Pasca tsunami, situs alami dipertahankan dan situs buatan untuk menjadi penanda ataupun peringatan pernah terjadi tsunami di Aceh.

Namun menjelang peringatan sepuluh tahun tsunami, banyak situs tsunami yang terbengkalai. Sisa kubah Masjid An Nur, Layeun, Aceh Besar, misalnya, kini dipenuhi rerumputan dan pepohonan sehingga rapuh dan mudah terkikis. Contoh lain, makam massal di Jalan Banda Aceh-Meulaboh, Aceh Besar, juga penuh dengan rerumputan setinggi 50-100 sentimeter.

Monumen Peringatan Tsunami di Lhoknga, Aceh Besar, juga tak terurus. Monumen yang dibangun dari sumbangan gubernur di seluruh Indonesia dan diresmikan pada 2007 itu tidak terawat. Cat monumen yang berbentuk gelombang laut setinggi lebih kurang 5 meter memudar dan sejumlah bagian lantai pecah-pecah. Kawasan itu pun sempat tertutup rerumputan setinggi 100-200 sentimeter sebelum dibersihkan oleh karyawan PT Lafarge Cement Indonesia Aceh dan anggota TNI Aceh Besar pada Selasa (2/12/2014).

Kesejahteraan

Warga Layeun, Rajali (26), mengaku prihatin dengan kondisi itu sebab situs tsunami memiliki makna besar bagi masyarakat. ”Situs tsunami bisa dikembangkan menjadi obyek wisata untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk setempat,” ujarnya.

Pakar sosiologi Universitas Syiah Kuala, Saleh Sjafei, menuturkan, situs tsunami sama pentingnya dengan keberadaan alat dan sistem peringatan dini bencana di Aceh. Keberadaannya akan menjadi penanda lintas generasi agar generasi masa depan Aceh terus ingat dengan tsunami dan bencana lain.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh Reza Fahlevi mengutarakan, masalah utama dalam perawatan situs adalah keterbatasan anggaran daerah setempat. Pengelolaan situs tidak terorganisasi dengan baik.

Reza mengatakan, ke depan pihaknya mencari solusi dengan mengajak pihak ketiga mengelola situs tsunami untuk mengatasi keterbatasan anggaran. ”Kami akan mengatur kembali pengelolaan situs-situs tsunami di Aceh,” katanya. (DRI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

5 Air Terjun di Probolinggo, Ada Air Terjun Tertinggi di Jawa

5 Air Terjun di Probolinggo, Ada Air Terjun Tertinggi di Jawa

Jalan Jalan
4 Festival di Hong Kong untuk Dikunjungi pada Mei 2024

4 Festival di Hong Kong untuk Dikunjungi pada Mei 2024

Jalan Jalan
Kemenuh Butterfly Park Bali Punya Wahana Seru

Kemenuh Butterfly Park Bali Punya Wahana Seru

Jalan Jalan
Kemenuh Butterfly Park Bali: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Kemenuh Butterfly Park Bali: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Jalan Jalan
Kapal Wisata Terbakar di Labuan Bajo, Wisatawan Diimbau Hati-hati Pilih Kapal

Kapal Wisata Terbakar di Labuan Bajo, Wisatawan Diimbau Hati-hati Pilih Kapal

Travel Update
5 Tips Traveling Saat Heatwave, Apa Saja yang Harus Disiapkan

5 Tips Traveling Saat Heatwave, Apa Saja yang Harus Disiapkan

Travel Tips
Penerbangan Bertambah, Sandiaga: Tiket Pesawat Mahal Sudah Mulai Tertangani

Penerbangan Bertambah, Sandiaga: Tiket Pesawat Mahal Sudah Mulai Tertangani

Travel Update
Pencabutan Status Bandara Internasional Tidak Pengaruhi Kunjungan Turis Asing

Pencabutan Status Bandara Internasional Tidak Pengaruhi Kunjungan Turis Asing

Travel Update
Bagaimana Cara agar Tetap Dingin Selama Heatwave

Bagaimana Cara agar Tetap Dingin Selama Heatwave

Travel Tips
Gedung Pakuan di Bandung: Lokasi, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Gedung Pakuan di Bandung: Lokasi, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Travel Update
Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri yang Berlatar Perbukitan

Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri yang Berlatar Perbukitan

Jalan Jalan
7 Tips Berkemah di Pantai agar Tidak Kepanasan, Jangan Pakai Tenda di Gunung

7 Tips Berkemah di Pantai agar Tidak Kepanasan, Jangan Pakai Tenda di Gunung

Travel Tips
Berlibur ke Bangkok, Pilih Musim Terbaik untuk Perjalanan Anda

Berlibur ke Bangkok, Pilih Musim Terbaik untuk Perjalanan Anda

Travel Tips
Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Siapkan Wisata Pagi dan Malam

Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Siapkan Wisata Pagi dan Malam

Travel Update
Pantai Kembar Terpadu di Kebumen, Tempat Wisata Edukasi Konservasi Penyu Tanpa Biaya Masuk

Pantai Kembar Terpadu di Kebumen, Tempat Wisata Edukasi Konservasi Penyu Tanpa Biaya Masuk

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com