Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ampyang Maulid, Menegur yang Lalai, Tebar Kesejahteraan

Kompas.com - 11/01/2015, 11:54 WIB

Pengunjung yang ingin menyaksikan tradisi ampyang Maulid bukan hanya warga Kudus, melainkan juga dari daerah sekitar, termasuk sejumlah warga Jakarta, Banten, dan Bandung asal Kudus dan sekitarnya.

Peserta kirab banyak dari kalangan remaja dan anak-anak muda serta aktivis masjid dan mushala. Mereka menampilkan hasil bumi dan mengusung gunungan ampyang. Peserta juga menampilkan replika Menara Kudus dan bangunan Kabah serta tokoh-tokoh agama dalam sejarah Desa Loram Kulon.

Tidak ketinggalan pula kirab sejumlah pasangan pengantin. Keikutsertaan pasangan pengantin dalam kirab dan mengelilingi gapura Masjid Wali At-Taqwa ini sudah menjadi tradisi. Tujuannya, pengantin memperoleh keselamatan dan kebahagiaan sepanjang hidup mereka.

Kirab tidak hanya menampilkan tokoh atau hasil bumi. Peserta kirab mengusung pula tema-tema modern, seperti tokoh-tokoh mantan penjudi, koruptor, penjahat yang sudah bertobat. Ada pula para setan yang dibelenggu, bentuk perlawanan terhadap penyakit masyarakat. Ada juga pesan perlunya menjaga dan melestarikan alam yang diusung melalui pawai burung hantu sebagai simbol pemangsa hama tanaman padi.

Tokoh masyarakat di Loram Kulon, Sholah Amir, menyebutkan, pesan-pesan sosial sudah mulai muncul dalam kegiatan kirab, seperti peserta yang menampilkan para penjahat dan koruptor yang bertobat. Penjudi yang sudah bertobat ditunjukkan dengan seseorang yang berkalung puluhan kartu remi dengan baju bertebaran uang taruhan, tetapi wajahnya tampak memelas.

Selain itu, ada barisan setan yang diwujudkan melalui sejumlah anak remaja dengan bertelanjang dada. Badan dan muka mereka dicat putih, dirias menyeramkan, dengan tangan dirantai. Inilah bentuk teguran sosial yang terselip dalam kirab untuk mengingatkan masyarakat supaya kembali pada jalan yang benar dalam hidup.

Desa kreatif

Sebagai tradisi yang sudah berlangsung lama, ternyata warga memanfaatkan ampang Maulid ini sebagai promosi usaha kecil dan menengah yang berkembang di Loram Kulon dan desa-desa sekitarnya. Tak mengherankan, pada periode 29 Desember hingga 3 Januari 2015, pengunjung dapat menikmati aneka kuliner dan oleh-oleh khas perajin di Loram Kulon dan sekitarnya. Jumlah stan kuliner dan oleh-oleh pun terus bertambah. Pada tahun 2014 hanya terdapat 99 stan, sementara tahun ini menjadi 115 stan.

Bupati Musthofa Wardoyo mengemukakan, Loram Kulon layak disebut sebagai desa kreatif yang harus terus berkembang. Tidak hanya tradisi ampyang Maulid yang telah menjadi ikon tradisi budaya warga, usaha kreatif di sektor kuliner dan oleh-oleh pun memerlukan dukungan dalam pengembangannya.

Pemerintah Kabupaten Kudus, ujar Musthofa, akan mengajak kalangan perbankan supaya bersedia membantu pengembangan ekonomi kreatif di Loram Kulon. (WINARTO HERUSANSONO)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

5 Tips Traveling Saat Heatwave, Apa Saja yang Harus Disiapkan

5 Tips Traveling Saat Heatwave, Apa Saja yang Harus Disiapkan

Travel Tips
Penerbangan Bertambah, Sandiaga: Tiket Pesawat Mahal Sudah Mulai Tertangani

Penerbangan Bertambah, Sandiaga: Tiket Pesawat Mahal Sudah Mulai Tertangani

Travel Update
Pencabutan Status Bandara Internasional Tidak Pengaruhi Kunjungan Turis Asing

Pencabutan Status Bandara Internasional Tidak Pengaruhi Kunjungan Turis Asing

Travel Update
Bagaimana Cara agar Tetap Dingin Selama Heatwave

Bagaimana Cara agar Tetap Dingin Selama Heatwave

Travel Tips
Gedung Pakuan di Bandung: Lokasi, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Gedung Pakuan di Bandung: Lokasi, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Travel Update
Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri yang Berlatar Perbukitan

Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri yang Berlatar Perbukitan

Jalan Jalan
7 Tips Berkemah di Pantai agar Tidak Kepanasan, Jangan Pakai Tenda di Gunung

7 Tips Berkemah di Pantai agar Tidak Kepanasan, Jangan Pakai Tenda di Gunung

Travel Tips
Berlibur ke Bangkok, Pilih Musim Terbaik untuk Perjalanan Anda

Berlibur ke Bangkok, Pilih Musim Terbaik untuk Perjalanan Anda

Travel Tips
Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Siapkan Wisata Pagi dan Malam

Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Siapkan Wisata Pagi dan Malam

Travel Update
Pantai Kembar Terpadu di Kebumen, Tempat Wisata Edukasi Konservasi Penyu Tanpa Biaya Masuk

Pantai Kembar Terpadu di Kebumen, Tempat Wisata Edukasi Konservasi Penyu Tanpa Biaya Masuk

Travel Update
Siaga Suhu Panas, Petugas Patroli di Pantai Bangka Belitung

Siaga Suhu Panas, Petugas Patroli di Pantai Bangka Belitung

Travel Update
Cara ke Museum Batik Indonesia Naik Transjakarta dan LRT

Cara ke Museum Batik Indonesia Naik Transjakarta dan LRT

Travel Tips
Layanan Shower and Locker Dekat Malioboro, Personelnya Bakal Ditambah Saat 'Long Weekend'

Layanan Shower and Locker Dekat Malioboro, Personelnya Bakal Ditambah Saat "Long Weekend"

Travel Update
Museum Batik Indonesia: Lokasi, Jam Buka, dan Harga Tiket Masuk 2024

Museum Batik Indonesia: Lokasi, Jam Buka, dan Harga Tiket Masuk 2024

Hotel Story
3 Destinasi Wisata Unggulan Arab Saudi, Kunjungi Museum Bersejarah

3 Destinasi Wisata Unggulan Arab Saudi, Kunjungi Museum Bersejarah

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com