Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menjamah Awan di Bukit Pergasingan

Kompas.com - 11/04/2015, 11:21 WIB

Makin tinggi naik, makin cantik pula pemandangannya. Ada banyak titik perhentian untuk sekadar menarik napas dan memandang puas-puas ”lukisan” alam itu. Boleh juga sekali-dua ber-selfie untuk kenang-kenangan.

Rasa penasaran untuk mencapai puncak membuat pegal dan sengal sedikit terlupakan. Setelah berjalan mendaki selama tiga jam, waktu tempuh yang terhitung molor karena sekian kali beristirahat dan mengambil gambar, kami pun sampai di ”atap” Pergasingan.

Bagian puncak yang merupakan dataran landai itu adalah lokasi berkemah bagi para pendaki. Hamka mengatakan, kebanyakan orang yang mendaki Pergasingan berangkat pada sore atau malam hari kemudian mendirikan tenda di lokasi tersebut. ”Mereka sengaja bermalam untuk melihat konstelasi bintang galaksi Bima Sakti di langit dan pemandangan matahari terbit di pagi hari sebelum turun bukit,” ujarnya.

Pemandangan di atas Pergasingan memang menawan. Perjuangan berat saat mendaki terbayar lunas dengan keindahan alam yang disajikan. Jauh di bawah adalah Sembalun dengan latar belakang Rinjani dan bukit-bukit yang memagarinya.

Bukit misteri

Hawa dingin pegunungan yang dibawa semilir angin pun membantu meluluhkan lelah. Kumpulan awan rendah dan kabut yang menyelimuti bukit menemani kehadiran kami di tanah sepi itu. Sesekali, titik airnya jatuh memerciki kepala. Awan tebal juga terlihat menutupi puncak Rinjani di kejauhan.

Hamka mengatakan, bukit itu dinamai Pergasingan karena dulunya merupakan tempat para raja dan bangsawan dari berbagai penjuru Pulau Lombok menggelar permainan gasing. Namun, penjelasan kenapa puncak bukit itu yang dipilih sebagai lokasi masih menjadi misteri.

Hamka yang juga pengurus Sembalun Community Development Centre (SCDC), mengatakan, trekking ke Pergasingan mulai dikelola sebagai paket wisata sejak pertengahan 2014. Selain Pergasingan, sejumlah bukit lain di wilayah Sembalun juga bisa menjadi tujuan wisata trekking, seperti Anak Dara, Telaga, Kanji, Dandaun, dan Propok.

Selain wisatawan lokal yang biasanya terdiri dari mahasiswa maupun pelajar sekolah menengah atas, Pergasingan juga kerap dikunjungi turis asing. Waktu terbaik untuk menjelajahi Pergasingan adalah selama April-Juli atau musim kemarau.

Diralam (59), Kepala Desa Sembalun, yang juga perintis pariwisata, berharap suatu saat nanti ada jembatan gantung yang menghubungkan puncak bukit-bukit di Sembalun seperti di Kinibalu, Malaysia. (ENG/RZF/IKA/REK)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com