Bagi wisatawan saat berkunjung ke Situ Patenggang memang serasa belum lengkap kalau tak mengunjungi Batu Cinta. Hal itu terkait dengan legenda Situ Patenggang. Adapun letak Batu Cinta berdekatan dengan Pulau Sasaka.
Konon, terbentuknya Situ Patenggang berawal dari kisah asmara dua insan prabu dan seorang dewi yang tinggal di pegunungan, yakni Ki Santang dan Dewi Rengganis. Sekian lama tak bertemu, karena Ki Santang harus pergi berperang, membuat rindu Dewi Rengganis menggebu-gebu. Rengganis pun meninggalkan rumahnya mencari Ki Santang. Namun ketika Ki Santang kembali dan berkunjung ke rumah Rengganis tidak berada di tempat. Ki Santang pun mencari Rengganis, hingga kedua insan ini saling mencari, yang dalam bahasa Sundanya disebut pateangan-teangan.
Mereka akhirnya bertemu di satu tempat dengan ditandai sebuah batu besar, yang kemudian disebut Batu Cinta. Dewi Rengganis juga meminta kepada Ki Santang agar dibuatkan sebuah danau dan perahu untuk berlayar.
Permintaan Dewi Rengganis dipenuhi hingga terbentuk Situ Patenggang, dan perahu yang kemudian berubah menjadi sebuah pulau berbentuk hati yang disebut Pulau Sasaka atau Pulau Asmara itu. Konon dari mitos itu muncul keyakinan, bagi pasangan yang singgah di Batu Cinta dan mengelilingi Pulau Asmara akan memiliki cinta yang abadi.
”Pemandangan di sini (Pulau Asmara) mantap. Kalau rekreasi ke Bandung, saya selalu singgah di sini,” ujar seorang pengunjung dari Jakarta yang sudah tiga kali ke Situ Patenggang.
Koordinator Unit Agrowisata PTPN VIII Rancabali, Awat Sutisna, mengemukakan, pihaknya merencanakan untuk menambah vila di lokasi Situ Patenggang. Saat ini baru terdapat satu vila (tiga kamar tidur) dengan tarif Rp 1,1 juta (per 22 jam) saat akhir pekan atau hari libur, serta pada hari biasa dengan tarif Rp 800.000.
”Kami juga melakukan perbaikan dari 12 shelter yang mengalami kerusakan, termasuk juga toilet. Hal ini untuk meningkatkan pelayanan, khususnya bagi kenyamanan pengunjung,” ucap Awat
Ia juga berharap adanya perbaikan dan pelebaran Jalan Raya Ciwidey. Jalan itu semakin sempit, dan pada akhir pekan atau hari libur terjadi kemacetan luar biasa.
Animo wisatawan termasuk dari mancanegara sebenarnya tinggi ke Situ Patenggang. Akan tetapi, karena kondisi jalan sering macet, kunjungan menjadi kurang optimal. Kondisi ruas jalan sampai saat ini juga banyak yang rusak, aspal terkelupas dan berlubang.
”Jalan Raya Ciwidey juga sempit, dan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan pernah menjanjikan saat menjabat pada periode 2013-2008 untuk memperlebar Jalan Ciwidey sampai kawasan Baru Tunggul, tapi sampai sekarang belum terealisasi,” kata Awat.
Retribusi mahal
Buruknya kondisi jalan tersebut diduga menjadi salah satu pemicu minimnya wisatawan asing berkunjung ke lokasi itu. Masalah lain yakni tingginya retribusi penerimaan negara bukan pajak (PNBP) untuk wisatawan asing yakni Rp 100.000 per orang. Itu ditambah lagi dengan adanya jasa lingkungan Rp 13.000 per orang. Jadi total tiket masuk yang diberlakukan kepada wisatawan asing sebesar Rp 113.000 per orang.
Untuk itu, para aktivis Kelompok Penggerak Pariwisata (Kompepar) Situ Patenggang mengharapkan pemerintah daerah setempat meninjau kembali tarif retribusi PNBP. ”Pungutan tersebut sebaiknya hanya dikenakan kepada wisatawan asing yang akan menyeberang ke Batu Cinta atau menggunakan wilayah air (danau). Sebaliknya bagi mereka yang hanya berjalan-jalan di area daratan dikenakan saja jasa lingkungan,” ujar Ebed, anggota Kompepar Situ Patenggang. (SAMUEL OKTORA)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.