Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melestarikan "Tembe" di Tanah Mbojo

Kompas.com - 03/05/2015, 08:17 WIB

Rimpu merupakan busana khas perempuan yang hanya bisa ditemukan di Bima dan Dompu. Cara pemakaiannya dibedakan dalam dua jenis, yakni untuk perempuan yang belum menikah dipakai menutupi seluruh kepala hingga hanya menyisakan bagian mata. Sementara untuk perempuan yang sudah menikah, bagian wajah dapat dibiarkan terbuka.

"Rimpu adalah pengaruh budaya Islam bagi perempuan untuk menutup aurat yang fungsinya seperti jilbab," kata Ma'ruf.

Naniek I Taufan dalam buku Warna-warni Tradisi Sasak Samawa Mbojo (2012) menyebutkan, selain berfungsi sebagai jilbab, rimpu juga menjadi pelindung dari perubahan cuaca yang kerap mengganggu atau dari pandangan langsung laki-laki yang bukan muhrim. Apalagi pada zaman dahulu, gadis Mbojo selalu dipingit.

Namun, seiring perkembangan zaman, rimpu sudah jarang dipakai lagi dan hanya bisa ditemukan di wilayah-wilayah pelosok daerah. Itu pun biasanya hanya dikenakan oleh generasi tua. "Sejak 10-15 tahun lalu, rimpu sudah tergantikan oleh jilbab modern," ujar Ma'ruf.

Bertahan

Meski begitu, pembuatan tembe nggoli seperti yang dilakukan di Desa Nata masih bisa bertahan. Aplikasi yang luas, di antaranya untuk keperluan sarung beribadah atau sarung sehari-hari, masih menghidupkan permintaan tembe nggoli. Bahkan, tembe nggoli juga kerap dikombinasikan dalam busana rok, selendang, atau baju perempuan.

Nur Aini (40), salah satu pengepul di Desa Nata, mengatakan dalam sebulan bisa menjual 100-200 potong tembe nggoli. Sarung dari desa itu dipasarkan ke Bima, Dompu, hingga Kabupaten Sumbawa. "Jarang ada stok yang menumpuk. Stok bahkan sulit diperoleh kalau sedang musim panen atau tanam," katanya.

Hal serupa juga terjadi di sentra produksi dan penjualan tembe nggoli di Desa Ranggo, Kecamatan Pajo, Kabupaten Dompu. Hajrah (50), pemilik usaha itu, mengatakan bisa menjual 70-100 potong tembe nggoli setiap bulan dengan omzet berkisar Rp 15 juta-Rp 20 juta.

Pemerintah daerah setempat pun berupaya membangkitkan kegairahan memakai busana tradisional berbasis tembe nggoli. Salah satunya dilakukan Pemerintah Kabupaten Dompu saat menggelar pawai budaya kolosal yang diikuti lebih dari 13.000 perempuan yang memakai rimpu pada 1 April lalu.

Pawai itu merupakan rangkaian acara Tambora Menyapa Dunia dalam rangka memperingati dua abad letusan Gunung Tambora yang terletak di wilayah Kabupaten Dompu dan Bima. Seperti halnya Gunung Tambora, tembe pun tak terpisahkan dari tanah Mbojo. (Yovita Arika)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Memaknai Tradisi Thudong, Lebih dari Sekadar Jalan Kaki

Memaknai Tradisi Thudong, Lebih dari Sekadar Jalan Kaki

Hotel Story
Pameran Deep and Extreme Indonesia 2024 Digelar mulai 30 Mei

Pameran Deep and Extreme Indonesia 2024 Digelar mulai 30 Mei

Travel Update
10 Museum di Solo untuk Libur Sekolah, Ada Museum Radya Pustaka

10 Museum di Solo untuk Libur Sekolah, Ada Museum Radya Pustaka

Jalan Jalan
Tarif Kereta Api Rute Jakarta-Yogyakarta Mei 2024, mulai Rp 260.000

Tarif Kereta Api Rute Jakarta-Yogyakarta Mei 2024, mulai Rp 260.000

Travel Update
Harga Tiket Pesawat Jakarta-Yogyakarta PP Mei 2024, mulai Rp 850.000

Harga Tiket Pesawat Jakarta-Yogyakarta PP Mei 2024, mulai Rp 850.000

Travel Update
Turis Asing Diduga Bikin Sekte Sesat di Bali, Sandiaga: Sedang Ditelusuri

Turis Asing Diduga Bikin Sekte Sesat di Bali, Sandiaga: Sedang Ditelusuri

Travel Update
Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

Travel Update
Hotel Ibis Styles Serpong BSD CIty Resmi Dibuka di Tangerang

Hotel Ibis Styles Serpong BSD CIty Resmi Dibuka di Tangerang

Hotel Story
10 Mal di Thailand untuk Belanja dan Hindari Cuaca Panas

10 Mal di Thailand untuk Belanja dan Hindari Cuaca Panas

Jalan Jalan
Menparekraf Susun Peta Wisata Berbasis Storytelling di Yogyakarta, Solo, dan Semarang

Menparekraf Susun Peta Wisata Berbasis Storytelling di Yogyakarta, Solo, dan Semarang

Travel Update
Waisak 2024, Menparekraf Targetkan Gaet hingga 300.000 Wisatawan

Waisak 2024, Menparekraf Targetkan Gaet hingga 300.000 Wisatawan

Travel Update
3 Bulan Lagi, Penerbangan Langsung Thailand-Yogyakarta Akan Dibuka

3 Bulan Lagi, Penerbangan Langsung Thailand-Yogyakarta Akan Dibuka

Travel Update
Jelang Waisak 2024, Okupansi Hotel di Area Borobudur Terisi Penuh

Jelang Waisak 2024, Okupansi Hotel di Area Borobudur Terisi Penuh

Hotel Story
iMuseum IMERI FKUI Terima Kunjungan Individu dengan Pemandu

iMuseum IMERI FKUI Terima Kunjungan Individu dengan Pemandu

Travel Update
9 Wisata Malam di Jakarta, dari Taman hingga Aquarium

9 Wisata Malam di Jakarta, dari Taman hingga Aquarium

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com