Selain tak elok dipandang, juga mengganggu. Apalagi, air Sungai Martapura keruh. ”Saya pernah membawa tamu dari luar Kalsel. Saat melihat makanan di pasar terapung, mereka ingin mencicipi, tetapi batal karena melihat kebersihannya tidak terjamin,” tutur Wahyudin.
Aripin, warga Banjarmasin lainnya, mengatakan, jika ingin makan di pasar terapung,
mendingan dibungkus. ”Lama-lama tak nyaman melihat peralatan makan dicuci begitu saja di sungai. Apalagi saya bawa anak. Air sungai keruh dan ada sampahnya. Pasti penuh bakteri,” ujar pengemudi truk itu.
Namun, kondisi tersebut tak mengurangi kenyamanan sebagian warga yang datang ke Siring untuk menyantap makanan khas daerah setempat. Pengunjung menikmati makanan itu di atas dermaga kayu, perahu, atau di tangga beton.
”Enak makanannya. Saya suka jengkol dengan bumbu kelapa parut yang dijajakan di sini,” ucap Anwar, warga Kota Balikpapan, yang datang ke Siring bersama istrinya.
Jelajah sepeda
Di kawasan Siring, Minggu (3/5/2015), rangkaian Jelajah Sepeda Banjarmasin-Balikpapan yang digelar harian Kompas dimulai. Acara di area Gardu Pandang itu, antara lain, diisi dengan coaching clinic tentang sepeda. Dana Kemanusiaan Kompas (DKK) juga akan melayani warga Banjarmasin dalam bentuk bakti sosial kesehatan. Ditampilkan pula pentas kesenian, antara lain tarian daerah kolaborasi Banjar dan Dayak.
Di lokasi ini pula Jelajah Sepeda Banjarmasin-Balikpapan yang menempuh jarak 567 kilometer, Senin (4/5/2015), dilepas secara resmi. Peserta menyusuri jalan dalam kota hingga ke lokasi menginap di Banjar. Perjalanan melalui ruas jalan Trans-Kalimantan selama tujuh hari dimulai. (jum/pra/mul)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.